part 04

5.1K 419 0
                                    

"HAHAHAHA......PAPAAAA AMPUN HAHAHAHA...." Suara tawa anak-anak  mengalun dari taman istana. Saat Felix sedang di taman dengan putra bungsunya ketujuh anaknya yang lain datang menghampiri saat kelas mereka sudah selesai, berakhir mereka menggelar tikar di bawah bayangan pohon dan bermain disana, seperti saat ini Felix menggelitiki putrinya juga putra-putranya kecuali Yonghyun.

"Yang mulia permaisuri, yang mulia kaisar dan  yang mulia pangeran kedua menuju kesini." Kepala pelayan dari istana ratu memberi tahu Felix saat melihat Chan dan Minho mendekat.

Aktivitas Felix dan anak-anaknya terhenti saat Chan dan Minho sudah berdiri dekat dari Mereka, tatapan mereka datar anak-anaknya yang takut  langsung berhenti tertawa segera bergeser ke belakang sang papa dengan Yonghyun sudah dipangku sang kakak Yongchan.

"Papa apa ayah marah karena kita berisik." Yongji sang putri berbisik pada sang papa.

"Tidak usah takut sayang mereka kan memang sering marah, biarkan saja kita main di istana ratu saja." Felix sengaja menaikkan volume suaranya agar didengar oleh suaminya.

Chan dan Minho mengerenyitkan alisnya dengan nada sinis Felix, mereka juga bertanya-tanya kapan sang istri dekat dengan anak-anaknya.

Sedangkan Felix sendiri sudah pergi dari sana dengan menggendong putra bungsunya diikuti ketujuh anaknya yang lain meninggalkan Chan dan Minho yang masih diam di tempat.

Sepanjang hari istana ratu ramai dengan suara anak-anaknya, itu membuat pelayan dan penjaga di sana juga tersenyum bahagia mendengar tawa mereka juga tawa permaisuri mereka yang sudah lama hilang.

Saat sore tiba Felix  mengantarkan anak-anaknya kembali ke istana pangeran, sebenarnya para pelayan menawarkan diri supaya mereka saja yang mengantar pangeran dan putri karena melihat permaisuri yang kelelahan bermain seharian dengan mereka, namun Felix mengatakan tidak apa-apa.

Sebenarnya anak-anaknya ingin tinggal di istana ratu, tapi Felix mengatakan dia memiliki pekerjaan untuk malam ini jadi menyuruh mereka kembali ke istana pangeran dan putri, mereka ingin menolak tapi takut sang papa kembali marah-marah jadi mereka menerima.

Felix kembali mengantar anak-anaknya dia langsung berendam dan memikirkan rencana untuk hidupnya kedepan.

"Yang mulia ada apa memanggil kami." Jiwon bertanya pada Felix yang duduk di meja kerjanya.

"Jiwon tarik semua pelayan dan penjaga yang saya kirim untuk pangeran dan kaisar, kembalikan mereka ke istana ratu." Felix memang mengirim sepasang pelayan dan penjaga untuk masing-masing suaminya dengan tujuan memata-matai, tentu saja dia menggunakan otonomi yang dimiliki istana ratu juga menggunakan jabatannya sebagai permaisuri kekaisaran saat suaminya dulu menolak.

"Baik yang mulia." Jiwon segera meninggalkan ruangan untuk melaksanakan perintah dari Felix sedangkan Jiwoo masih di sana.

"Jiwoo bagaimana perusahaan?"

"Semuanya berjalan lancar yang mulia, sekarang semakin banyak anak-anak yatim dan tunawisma yang terbantu seiring dengan perkembangan perusahaan."

"Maaf karena selama ini kau yang harus mengurusnya, aku terlalu bodoh mengejar hal mustahil."

"Jangan minta maaf, itu juga tugasku, bukankah itu mimpi kita bertiga dari dulu bahkan sebelum kau menjadi permaisuri kekaisaran."

Jiwoo dan Jiwon adalah anak kembar yang disuruh ibu Felix untuk menjaga Felix dan menjadi asisten saat Felix memasuki kekaisaran, Felix tidak pernah menganggap mereka pelayannya namun menganggap mereka saudaranya sendiri saat masih di rumah ayahnya mereka bertiga membangun perusahaan untuk membiayai anak-anak yatim dan tunawisma namun hanya satu tahun setelah perusahaan itu berdiri Felix memasuki kekaisaran karena pernikahan, awalnya Felix masih mengurus perusahaan namun karena sibuk mengejar cinta dari suami-suaminya dia menyerahkan pada Jiwoo dan Jiwon.

Dengan adanya perusahaan itu juga membuat posisi Felix sebagai permaisuri dalam kekaisaran sangat kuat karena dukungan penuh dari rakyat.

Felix tersenyum mendengar ucapan Jiwoo, sedangkan Jiwoo sendiri hanya mengelus rambut sang adik, karena jika mereka hanya bertiga Felix tetap jadi adik kecil mereka.

"Hyung."

"Ada apa?"

"Aku akan menyerah mengejar mereka." Felix meneteskan air matanya namun segera menghapusnya.

"Apa aku yakin?" Jiwoo bertanya lalu diangguki Felix dengan mantap.

"Hyung, hapuskan semua jadwal pertemuan rutin yang dulu kuatur  untuk mereka, juga jadwal makan malam baik yang sendiri maupun yang gabung, bawakan juga dokumen-dokumen untuk penunjukan selir untuk kaisar maupun untuk pangeran."

"Felix..."

"Tidak apa-apa Hyung." Felix tersenyum manis ke arah Jiwoo untuk meyakinkan, sedangkan Jiwoo sendiri hanya bisa mengangguk setelahnya.

"Ingat malam ini ada makan bersama ini bukan makan bersama yang kau atur, tapi memang jadwal dari kekaisaran."

"Umm, aku akan hadir."

"Baiklah aku pergi dulu, dokumennya mungkin besok akan ada." Jiwoo menepuk pundak Felix lalu pergi dari sana untuk menemani asisten suami-suami Felix.

Setelah Jiwoo pergi Felix segera bersiap-siap dibantu oleh beberapa pelayan yang khusus melayaninya.

"Terima kasih sudah melayaniku dengan baik selama ini." Felix tiba-tiba berterima kasih membuat pelayan yang memasangkan pakaian luarnya berhenti sejenak.

"Tidak perlu berterima kasih yang mulia, ini sudah menjadi tugas kami."

Felix sudah selesai berpakaian dia dan Jiwon akan pergi bersama namun karena masih beberapa saat sebelum makan malam dimulai, dia mengerjakan beberapa berkas yang memang menjadi tugas permaisuri.

Sebelumnya juga dia sudah menghapus jadwal belajar anak-anaknya yang menurutnya tidak terlalu penting, lagipula anak-anaknya masih akan memasuki academi jika sudah cukup umur ,sehingga anak-anaknya sekarang hanya belajar pelajaran yang wajib seperti etika dan tata krama, dia tidak ingin anak-anaknya terbebani dengan banyaknya pelajaran yang harus dipelajari yang membuat mereka tidak menikmati masa kecilnya.

Tbc

Δεύτερη ευκαιρία (second chance) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang