Sekarang mereka mengurus anak-anak bersama-sama, tetapi lebih banyak suami-suaminya yang mengurus karena mereka khawatir kondisi Felix yang belum stabil, keluarga Felix juga sudah kembali ke kekaisaran mereka.
Felix juga sebisa mungkin membagi waktunya dengan semua anak-anaknya supaya tidak ada dari mereka yang merasa dilupakan atau lebih disayang papanya.
Setiap pagi suami Felix bergiliran mengantar anak-anaknya pergi belajar, Felix biasanya akan menemani mereka sarapan atau membantu mereka bersiap.
"Sayang, kalian jangan nakal ya, jangan usil sama guru kalian, nanti kalau dimarahin papa tidak mau membelah ya kalau kalian memang salah." Mereka hanya mengangguk mantap dengan ucapan sang papa.
"Papa mau cium dulu sebelum berangkat." Yongji meminta papanya menciumnya dan dengan senang hati Felix mengabulkan itu, dia juga mencium ketujuh putranya.
Hyunjin yang gilirannya mengantar mereka ke ruang belajar mengusak rambut anak-anaknya, hal itu mengundang tawa pekikan dari mereka namun lama kelamaan mereka menjadi kesal karena rambunya berantakan, Felix melihat itu dengan senyuman karena si Hyunjin memang suka menjahili anak-anaknya.
"Papa kami mau berangkat, besok-besok tidak mau lagi sama ayah Hyunjin dia lebih nakal daripada adik-adik, dibilangin jangan tidak mau berhenti." Yongchan kesal karena rambutnya yang sudah berantakan seperti sarang burung.
Begitulah tiap pagi mereka akan berpamitan pergi walaupun mereka masih belajar dalam kerajaan tapi sudah seperti berangkat ke sekolah umum.
Setelah mereka berangkat Felix bersantai dia berbaring di sofa karena sedikit malas, dia juga masih memikirkan suami-suaminya yang akhir-akhir ini sangat sering melakukan kontak fisik dengannya entah itu peluk atau cium beberapa kali juga mereka menyelinap masuk kedalam kamar Felix saat malam hari.
"Dasar laki-laki." Ujar Felix sambil menendang-nendangkan kakinya.
.
.
Siang hari saat anak-anak Felix telah selesai belajar, mereka segera menuju ke istana ratu, Felix mendengar mereka ribut dari luar."Yongmin Hyung berikan adik Yonghyun padaku, kau sudah lama menggendongnya." Terdengar suara Yongjeong sedikit berteriak.
"Yongjeong juga sering menggendong adik Yonghyun, jadi lebih baik berikan adik padaku, kalian harus mengalah padaku karena aku satu-satunya perempuan." Yongji tidak mau kalah.
"Tapi nuna kan perempuan pasti tidak kuat menggendong adik." Timpal Yongseung.
"Kau meragukan nuna, aku bahkan kuat menggendong Yongchan Hyung."
"Aku tidak mau memberikan adikku." terdengar suara Yongmin menolak permintaan adik-adiknya.
"Yak Hyung tidak bisa begitu, Yonghyun kan adik kami juga, lebih baik kita berkelahi siapa yang menang dia yang menggendong adik kecil." Yongchang menengahi mereka dengan memberi solusi.
"Apa kau mau dipukul papa kalau kita berkelahi." Ujar Yonghyun yang mendapat gelengan dari saudara-saudara termasuk Yonghyun yang sudah penyok didekap Yongmin.
"Hyung tidak mau dipukul, lebih baik Yongchang saja." Ujar Yongchan membuat mereka tertawa.
"Dasar anak Changbin." Felix menggelengkan kepalanya tersenyum mengintip anak-anaknya yang masih berada di luar, jika biasanya mereka akan langsung masuk kedalam istana ratu saat pulang belajar, kali ini mereka malah tinggal bermain di depan dulu.
"Aku jadi penasaran apa sifat mereka menurun dari ayah-ayah mereka atau aku, jangan sampai mereka juga brengsek kalau sudah dewasa." Felix tertawa pelan.
"Mungkin mereka akan mewarisi sifat kedua orang tuanya yang mulia." ujar pelayan yang ada bersama Felix.
"Tapi Chan, Minho, Changbin, Hyunjin, Jisung, Seungmin, dan Jeongin brengsek, masa anak-anakku akan begitu juga." Para pelayan meringis ketika ratu mereka berani sekali mengatakan nama-nama paling ditakutin di kekaisaran ini dengan remeh dan mengatainya brengsek.
![](https://img.wattpad.com/cover/357270702-288-k435651.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Δεύτερη ευκαιρία (second chance) END
FanfictionFelix yang sudah lelah mengejar cinta suami-suaminya memutuskan untuk berhenti, namun Felix juga memiliki penyesalan besar yaitu mengabaikan anak-anaknya selama ini karena terlalu sibuk mencari perhatian dari ketujuh suaminya.