part 05

4.8K 413 4
                                    

Felix memasuki ruangan makan istana disana semua suaminya sudah hadir, dia berjalan anggun diikuti Jiwon di belakangnya, Felix segera menuju ke tempat yang memang disediakan khusus untuknya.

"Maaf yang mulia, pangeran saya terlambat." Felix membungkukkan badannya untuk minta maaf karena membuat mereka menunggu.

"Ayo mulai." Chan mempersilahkan mereka, Felix yang memang sedikit lapar karena tadi siang tidak sempat makan banyak saat mengurus anak-anaknya langsung memakan makanan yang ada di depannya, hal itu tentu saja menjadi perhatian suami-suaminya yang piringnya masih kosong, karena biasanya Felix akan mengisikan makanan ke piring mereka namun semenjak memasuki ruang Felix seperti tidak memperdulikan kehadiran mereka, karena biasanya Felix akan memeluk mereka meskipun hanya dia yang memeluk.

Karena merasa sang istri tidak akan mengisikan makanan ke piring mereka, mereka mengambil sendiri awalnya pelayan akan mengambilkan namun ditahan, sedangkan Felix tidak peduli dan masih menikmati makanannya.

Jisung yang melihat Felix asik sendiri dengan makanannya tiba-tiba merasa tidak suka diacuhkan, dia tersenyum kecil memandang ayam panggang yang ada di dekat Felix.

"Felix bisa berikan aku ayam panggang di dekatmu." Jisung menunjukan ayam di dekat Felix.

"Tolong berikan kepada pangeran Jisung." Bukannya langsung memberi, Felix menyuruh pelayan di sampingnya, lalu melanjutkan makannya seolah tidak terjadi apa-apa, jika Felix yang dulu dia akan sangat semangat mungkin namun Felix rasa sudah cukup bersikap seperti jalang yang mengemis cinta.

Changbin sendiri menatap Felix dengan tatapan yang sulit diartikan, dia merasa bersalah dengan kejadian beberapa waktu lalu saat dia tidak sengaja mendorong Felix dari tangga, dia hanya menghentakkan tangannya namun karena terlalu keras membuat Felix terdorong sehingga dia jatuh dari tangga, Changbin ingin mengangkat Felix namun keduluan dengan asisten Felix yang langsung menghilang dengan sihir, dan setelah kejadian itu istana ratu ditutup dengan kubah sihir sehingga tidak ada yang bisa masuk kecuali penghuni istana ratu.

"Aku menghapus semua pelajaran putra putriku yang menurutku tidak penting." Felix membuka suaranya saat mereka semua sudah selesai memakan makan utama sekarang mereka sedang menikmati dessert.

"Tapi aku tidak butuh persetujuan kalian, lagipula kalian tidak akan peduli dengan itu."

Lagi-lagi mereka bertujuh kaget dengan Felix yang berujar sinis, karena Felix yang mereka kenal tidak seperti itu.

"Apa kau ingin membuat mereka bodoh?" Tanya Seungmin dengan nada sedikit sinis.

"Lalu apa gunanya pintar jika tidak bahagia, aku ingin anak-anakku menikmati masa kecil mereka."

Chan tidak suka melihat sifat Felix yang seperti ini bukankah Felix selalu mendiskusikan dengan mereka saat dia ingin mengambil keputusan.

"Kenapa kau mengambil keputusan tanpa berdiskusi dengan dengan kami terlebih dahulu, apa kau merasa suara kami tidak penting." Chan memandang Felix dengan tujuan mengintimidasi.

"Cih kenapa kalian peduli dengan itu, lagipula istana pangeran dan putri dibawah naungan istana ratu, yang mulia kaisar berdasarkan peraturan kekaisaran istana ratu memiliki otonomi khusus sehingga bisa memutuskan keputusan terkait istana pangeran dan putri meskipun tanpa diskusi dengan istana utama." Felix menatap Chan dengan tajam, Chan menyadari sesuatu dari tatapan mata Felix, mata yang dulu menatapnya dengan puja dan kekaguman sekarang berganti dengan tatapan permusuhan dan menantang.

"Meskipun begitu apa kau tidak menghormati kami sebagai suamimu." Minho berbicara setelah Chan tidak bisa menjawab Felix.

"Suami? Pangeran Lee Minho apa kau akhirnya sadar kalau kau seorang suami? Apa perlu kuingatkan peranmu sebagai suami selama ini, selama enam tahun aku tidak pernah merasa punya suami dan sekarang kau menyuruh aku bertanya kepada suamiku." Mata Felix sedikit berkaca-kaca karena sedikit emosi mengingat perilaku mereka selama ini.

"Apa karena kau seorang permaisuri, kau merasa punya kekuasaan yang lebih tinggi, bagaimanapun kami masih ayah mereka." Sekarang Hyunjin membuka suara.

"Kau menganggap dirimu ayah, dimana orang yang menyuruhku membunuh mereka saat masih dalam kandunganku, Jeongin yang terhormat itu juga sama denganmu, kau pikir aku tidak tahu kau menyuruh pelayan mencelakaiku dulu supaya aku keguguran bukan? Dan apa kalian lupa atau pura-pura lupa saat aku mengandung siapa yang datang saat hanya ingin mengataiku dan bayi dalam kandunganku, kau menyebut dirimu ayah? Apa kau ada saat mereka lahir? Apa kalian yang memberi mereka nama, jika aku tidak memberikan mereka nama sampai sekarang mereka tidak akan punya nama. Hwang Hyunjin kau tadi menyebut dirimu ayah? Apa kau tahu putramu Yonghyun darah dagingmu, kau tahu kondisinya? APA KAU TAHU PUTRAKU MUNGKIN SEBENTAR LAGI AKAN MATI? tidak bukan, bahkan jika dia mati apa ruginya untukmu. Jadi jangan mendebatku dengan mengatakan kalian seorang ayah, jika bukan darah kalian yang mengalir dalam tubuh anakku kalian tidak punya hubungan dengan mereka." Felix bangkit dari duduknya dan meninggalkan ruang makan, diikuti Jiwon sedangkan para pelayan sudah tidak ada disana entah kapan mereka pergi.

Setelah Felix pergi mereka semua masih terdiam mereka benar-benar kaget dengan perubahan Felix yang berani membentak mereka namun disamping itu mereka lebih tertampar dengan kata-kata Felix.

"Apa selama ini kita keterlaluan?" Changbin bertanya dia sudah merasa bersalah pada Felix ditambah kata-kata yang diberikan Felix barusan benar-benar menampar dirinya dengan keras.

Mereka semua meninggalkan ruangan makan dengan wajah menunduk seperti memiliki pikiran besar, kecuali Hyunjin yang masih duduk dengan di tempatnya dengan pandangan kosong.

Tbc

Δεύτερη ευκαιρία (second chance) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang