Felix memandang dari jauh anak-anaknya yang sedang bermain di taman istana utama, sudah sepuluh tahun berlalu dan sekarang anak-anaknya sebentar lagi tujuh belas tahun, putrinya tumbuh menjadi wanita cantik meskipun sedikit tomboi, keenam putranya tumbuh dengan wajah yang rupawan dan sekarang mereka lebih tinggi dari Felix, terakhir si bungsu tumbuh Menjadi pria mungil dan dengan kulit putih mengkilap, membuatnya terlihat begitu indah, dan itu juga kenapa kakak-kakaknya dan ayah-ayahnya yang posesif jauh lebih posesif termasuk juga Felix, mereka hanya takut seseorang menyakiti kesayangan mereka.
Rasa sedih, bangga dan bahagia bercampur jadi satu melihat anak-anaknya sudah tumbuh sebesar sekarang.
"Papa!!" Felix menoleh saat mendengar suara yang sangat dikenalinya.
"Yonghyun sayang, kau tidak ikut bermain dengan kakak-kakak?" Tanya Felix melihat si bungsu yang datang berlari sambil melompat-lompat.
"Papa aku tidak suka mereka, mereka melarang ku ikut, katanya nanti aku tergores duri." Aduh Yonghyun memeluk erat Felix.
"Tidak apa-apa sayang, lebih baik kita menonton mereka saja, lagipula panas juga jika bermain di taman nanti kulitmu gosong."
Menjadi papa dari tujuh anak tidaklah mudah bagi Felix apalagi dengan konflik rumah tangganya dulu tapi syukurlah semua berakhir baik.
Meski semuanya terlihat baik-baik saja sekarang ada satu lagi masalah yaitu Felix masih menggantung pernyataan suami-suaminya, sudah selama ini namun Felix belum memberi mereka jawaban, felix tahu mereka selalu menunggu jawaban darinya.
"Bagaimana sayang? Kamu sudah tidak takut?" Setiap hari Felix pasti mendengar itu ditanyakan padanya.
"Sayang ikutlah bermain dengan kakak-kakak, katakan saja papa sudah mengizinkannya, pasti mereka izinkan."
"Benarkah? Terima kasih papa." Ujar Yonghyun memeluk papanya lalu dia melompat dari lantai dua, hampir saja jantung Felix copot. Meskipun anaknya menggunakan sihir tapi dia tetap kaget.
"Dasar anak itu, hampir saja aku jantungan." Gerutu Felix, dan tidak hanya Felix yang melihat itu tapi ketujuh kakaknya juga melihatnya, setelah ini pasti mereka tidak akan bermain-main di taman lagi tapi berganti acara menjadi menceramahi si bungsu.
Felix meninggalkan balkon tempatnya duduk, dia akan ke istana utama karena ketujuh suaminya sedang berkumpul di sana.
Saat memasuki ruangan tempat suaminya berkumpul Felix tersenyum manis ke arah mereka, dia perlahan mendekati suami-suaminya dengan senyuman masih terlukis di wajahnya.
Jika dulu Felix ragu dan takut namun sekarang semuanya berubah, pria cantik itu tersenyum lalu menggenggam tangan Chan, suami tertuanya dan mengecup bibir pria itu dia melakukan hal yang sama kepada mereka.
Mereka bertujuh membulatkan matanya, apa setelah penantian panjang yang mereka jalani akhirnya sang istri kembali membuka hati untuk mereka.
"Aku mencintai kalian, suamiku." Ujar Felix tersenyum, badannya yang kurus ditarik oleh Jeongin dalam pelukan yang erat, mereka bergiliran memeluknya.
"Terima kasih sayang, aku sangat bahagia." Changbin memeluk Felix sangat erat
"Kalian jangan mengambil papaku, dia itu milik Hyun!!" Entah darimana si bungsu sudah ada di sana dengan kakak-kakaknya, dia menarik sang papa dari pelukan ayah Changbinnya.
Lihatlah sekarang baru saja mereka ingin bersama istrinya makhluk mungil kekaisaran ini sudah muncul menganggu.
Ayah-ayahnya mengecup pipi si bungsu dengan Felix bergantian, mereka semua berpelukan mengucapkan terima kasih dan kata-kata cinta.
Melihat sang bungsu yang menagis kakak-kakaknya saling bertatap berniat mengusili si bungsu.
"Adik Hyung kenapa memeluk papa, papa itu punya kami bukan milik adik." Si sulung Yongchan sengaja menarik Yonghyun dari pelukan sang papa.
"HUAAA....." dan seperti yang mereka duga suara tangisan si bungsu menggema di seluruh kekaisaran.
"Hey, sayang kakak-kakakmu hanya bercanda." Ujar Jisung menenangkan Yonghyun.
"Benarkah?" Mata bulat dan penuh air mata itu dengan pipi memerah memandang mereka dengan raut bertanya.
"Ahhkkk adikku sangat imut." Dan tangisan itu berlanjut karena Yongji mencubit pipi adiknya dengan sedikit keras karena terlalu gemas.
Di tengah anak-anak mereka yang mencoba membujuk si bungsu supaya berhenti menagis, suami-suami Felix menatap istrinya dengan senyum terpatri indah dibibir masing-masing.
saat Minho ingin memajukan wajah ingin mengecup bibir sang istri, Yonghyun tiba-tiba mendorong ayahnya itu dengan pelan alhasil Minho gagal mencium istrinya.
"Kalian ini ganggu ayah bermesraan sama papa kalian saja." Misu minho
"Ayah pasti mau memakan papa, ayah-ayah seperti monster memakan papa, setiap malam Hyun ingin tidur sama papa tapi tidak jadi terus karena selalu ada saja salah satu ayah dalam kamar papa yang memakan bibir papa." Ujar Yonghyun polos yang membuat mereka salah tingkah, berbeda dengan ketujuh saudaranya yang sudah menatap ayah-ayahnya tajam.
Mereka semua berusaha menjelaskan ke si bungsu namun si bungsu terlalu banyak tanya yang membuat mereka harus pandai-pandai mencari alasan supaya kesayangan mereka tidak ternodai.
Felix bahagia sekarang dia sudah bertemu kebahagiaannya bersama suami-suaminya, dia bahagia menjadi papa dari kedelapan anak-anaknya. Ini nyata, impiannya menjadi kenyataan meski harus mengalami banyak rintangan untuk sampai pada tahap ini.
"Baiklah sayang, ayo menghabiskan sisa usia kita bersama-sama, hidup bahagia dan menjadi orang tua untuk anak-anak kita." Felix mengangguk mendengar ucapan Chan, inilah rumahnya.
"Sangat tidak romantis." ujar Felix bercanda.
"Maafkan kami sayang tapi kami bisa memberikan apapun yang kau mau, seluruh tubuh kami milikmu, kami bisa memberikan kepuasaan padamu bahkan sampai pagi, seperti yang lalu-lalu." Felix memukul lengan Hyunjin.
"Papa puas karena apa?"
"Ayah Hyunjin, jelaskan sendiri." Teriak ketujuh anak-anaknya
"Dasar Mesum sudah tua juga!" Ujar Felix.
"Papa Hyunjin mesum, mesum itu apa?"
"Mesum itu kuat sayang." Jawab Jeongin asal.
"Aku juga mau mesum, Yonghyun mesum!!" Teriak Yonghyun dengan bangga.
"Sayang jelaskan pada adik kalian." Ujar Felix akhirnya.
===END===
🤍💚💜💓🧡💙
KAMU SEDANG MEMBACA
Δεύτερη ευκαιρία (second chance) END
FanfictionFelix yang sudah lelah mengejar cinta suami-suaminya memutuskan untuk berhenti, namun Felix juga memiliki penyesalan besar yaitu mengabaikan anak-anaknya selama ini karena terlalu sibuk mencari perhatian dari ketujuh suaminya.