part 10

4.5K 352 8
                                    

Sekarang hanya tersisa Felix dan suaminya dalam ruangan itu setelah orang lain keluar.

"Kau baik-baik saja?" Changbin bertanya saat tidak ada yang membuka suara.

Felix menatap Changbin dengan raut bertanya sejak kapan suaminya yang kasar ini peduli padanya, apalagi dengan nada lembutnya saat bertanya.

"Saya baik-baik saja pangeran, tidak perlu khawatir." Jawab Felix meskipun dia ragu suaminya akan benar-benar khawatir padanya.

"Aku ingin berbicara dengan kalian, aku rasa ini waktu yang tepat karena kalian semua ada di sini." Ujar Felix setelah beberapa saat mereka terdiam tidak ada yang bicara.

"Kalian tahu bukan aku mencintai kalian, tapi aku sadar cinta tidak bisa dipaksakan jadi ayo kita bercerai."

Felix sekarang begitu yakin untuk  berpisah dari suami-suaminya lagipula uang yang dihasilkan perusahaannya sudah cukup untuk membiayai dia dan anak-anaknya. Belum lagi dia juga masih memiliki tabungan yang cukup besar sebelum dia memasuki kekaisaran dan juga ayahnya dia yakin siap menampungnya saat keluar dari sini.

"Felix apa kau bercanda?" Tanya Chan.

Felix menatap mereka serius, meskipun hatinya masih sakit karena jujur saja dia belum bisa benar-benar melupakan mereka apalagi dia sudah bertahun-tahun mencintai suami-suaminya.

"Aku tidak bercanda, kita memang tidak bisa bersama, dihatiku ada kalian dan tentu saja itu salah bagaimana mungkin ada yang mau berbagi, selama ini aku tahu itu tapi aku masih keras kepala dan bertindak seperti seorang jalang. Tapi sekarang aku menyerah ini jalan terbaik untuk kita semua karena dari awal kita memang sudah tidak bersama hanya aku saja yang mencintai kalian,  aku juga minta maaf jika dulu aku egois." Felix lega saat dia sudah mengutarakan apa yang dia ingin katakan.

"Aku juga minta maaf karena aku kalian banyak dipandang buruk dan dianggap jahat oleh orang-orang tapi aku yang membuat kalian begitu, pangeran Minho dan pangeran Seungmin aku juga minta maaf karena kehadiranku di kekaisaran membuat kalian jarang pulang, aku jadi seperti bajingan yang secara tidak langsung mengusir tuan rumah dari rumahnya sendiri, kalian bisa meninggalkan aku dengan anak-anakku, ayo kita pilih jalan kita masing-masing."

Mereka diam dengan penuturan Felix,  semua yang Felix katakan benar namun dengan adanya Felix kekaisaran mendapatkan banyak kepercayaan dari rakyat  mereka harus mengakui Felix  tidak bisa ditandingi oleh orang lain termasuk mereka. Semua orang selalu memuja permaisuri kekaisaran karena selain anak salah satu orang yang paling dihargai di negeri ini juga karena permaisuri banyak melakukan usaha-usaha yang membantu rakyatnya salah satunya yang paling terkenal adalah tentang perusahaan yang dia dirikan untuk membantu anak yatim dan tunawisma yaitu dengan mendirikan pantai asuhan dan rumah susun.

"Jadi ayo bercerai, aku juga sudah menyetujui dokumen pengangkatan selir dan istri untuk kalian, kalian juga masih bisa menolak dokumen itu dan menikahi orang yang benar-benar kalian cintai."

Masi tidak ada yang bicara melepaskan Felix  bagi  Chan sama seperti turun takhta dan bagi yang lain itu akan sangat memalukan karena menyia-nyiakan Felix adalah hal terbodoh menurut orang-orang diluar sana, belum lagi jika Felix bercerai dari mereka maka kepercayaan rakyat terhadap kekaisaran akan sangat menurut dan kemungkinan lainnya adalah adanya perang karena beberapa kerajaan akan memisahkan diri tidak akan mau berada di bawah naungan kekaisaran.

"Sekali lagi aku minta maaf atas perilakuku selama ini yang membuat kalian kenyamanan kalian terganggu." Setelah mengatakan itu Felix memandang suami-suaminya lalu keluar dari ruangan itu.

"Dari awal kita memang tidak ditakdirkan bersama, dan aku tidak ditakdirkan bahagia dengan kalian." Gumam Felix di depan pintu saat sudah keluar.

Tanpa Felix ketahui suami-suaminya mendengar apa yang baru saja ia katakan, mereka hanya bisa meremat baju mereka.



Besoknya keadaan ketujuh bersaudara itu terlihat kacau bahkan Chan sebagai kaisar tidak menyentuh berkas-berkas yang harus dia kerjakan dari pagi untung dia masih memiliki asisten begitu juga dengan saudara-saudaranya.

Mereka bingung dengan diri mereka sendiri bukankah seharusnya mereka senang dengan ini semua akhirnya mereka bisa bebas dari Felix namun bukan itu yang mereka rasakan tapi mereka sekarang malah terlihat kacau.

"Selesaikan dengan bijak kaisar, bicarakan baik-baik dengan permaisuri begitu juga dengan kalian pangeran, permaisuri mungkin hanya perlu waktu sendiri dia mungkin kelelahan apalagi akhir-akhir ini dia mengurus kedelapan anak-anaknya belum lagi harus mengurus dokumen-dokumen di kantor istana ratu mungkin bunga kekaisaran kita sedang lelah makanya mengatakan itu." Ujar penasihat kekaisaran menasehati mereka.

Mereka ingin percaya kalau sang istri hanya merasa lelah dan mengatakan itu namun pengacara ratu mendatangi mereka pagi tadi dan membawakan surat cerai yang sudah ditandatangani oleh Felix.

Saat mereka dinikahkan memang tidak ada cinta untuk felix karena mereka sama sekali tidak membuka hatinya, namun saat sang istri menginginkan berpisah ada perasaan aneh didada mereka yang membuat mereka tertahan sampai sekarang, tidak semudah itu melepaskan Felix ada rasa tidak ikhlas dalam hati mereka.



Di istana pangeran dan putri anak-anak Felix sibuk mengoceh sambil bermain Felix hanya menanggapi sesekali sambil tersenyum.

"Jadi Yongmin mendorong ayah Minho karena menghalangi Yongmin yang ingin melihat papa." Felix hanya memperhatikan sambil tersenyum.

"Lain kali jangan mendorong ayah ya, itu tidak sopan sayang, tapi sekarang lupakan saja papa akan ikut bermain dengan kalian."

Senyum mereka mengembang, anak-anak itu melonjak girang bahagia sekali ketika papa mereka bilang akan ikut bermain. Felix meneteskan air matanya sesederhana itu kebahagiaan anak-anaknya hanya ikut bermain dengan mereka.

"Tapi ayah tidak memukul papa kan?" Yongjin kembali bertanya karena dia masih belum percaya sepenuhnya.

"Tidak sayang ayah tidak memukul papa, kalau ayah pukul nanti papa juga pukul sampai ayah menangis karena papa pukulnya keras." Yongjin kemudian mengangguk membuat rambutnya yang diikat apel oleh Felix ikut bergoyang-goyang.

Felix gemas lalu menguyel pipi sang anak. Namun pembicaraan mereka didengar oleh ayah dari anak-anak Felix yang berniat menemui Felix namun setelahnya mereka pergi tidak ada niat mengintrupsi anak-anaknya dan isterinya.

Tbc

Δεύτερη ευκαιρία (second chance) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang