Chapter 28 - One Vs Two

887 20 2
                                    

Keesokan harinya, di siang hari.

Ken membawa Tiamat untuk pergi bersamanya dan meninggalkan wilayah Klan Sitri setelah berpamitan dengan Serafall dan Sona.

Meskipun sebelum pergi Ken bisa melihat sedikit keengganan di mata Lady Sitri, Ken tetap memutuskan untuk pergi setelah mengatakan bahwa dirinya akan mencoba untuk sering berkunjung di masa depan.

Saat ini, Ken terlihat sedang memotong batang pohon yang di pilih secara acak untuk di bagi menjadi enam bagian.

"Kamu sedang membuat apa?" Tiamat yang duduk di batu besar yang berada tidak jauh di depannya bertanya.

"Boneka." Ken menjawab dengan singkat.

"Sebuah Boneka?" Tiamat memiringkan kepalanya dengan bingung.

Melihat wajah Tiamat yang penasaran, Ken hanya memberikan senyum misterius dan tidak berbicara lebih jauh.

Setelah beberapa saat kemudian, Ken selesai dan kemudian mengumpulkan potongan-potongan kayu secara acak.

"[Universe Law: Creation]" Ken berbisik sambil membuka telapak tangannya.

(A/N: TL "Hukum Alam Semesta: Penciptaan".)

Titik cahaya putih yang hanya sebesar kutu keluar dari telapak tangannya dan melayang di udara sebelum menembak ke arah potongan kayu secara acak.

Cahaya yang menyilaukan menyelimuti enam potongan-potongan kayu tersebut sebelum membentuk tubuh manusia dengan sempurna.

Seluruh proses ini dapat di lihat oleh Tiamat dengan mata telanjang, yang mana dirinya menjadi semakin penasaran.

Setelah menunggu untuk beberapa saat, cahaya yang menyelimuti tubuh itu menghilang dan terlihat sosok wanita dengan proporsi tubuh yang sempurna.

Ken mengangguk dan mengitari sosok tersebut untuk menilai hasil dari karya yang di buat olehnya.

Rambut hitam pekat terjatuh di belakang punggung nya sampai pinggang.

Matanya berwarna ungu, namun memberikan seseorang perasaan bahwa mata itu tidak memiliki kehidupan seperti orang mati.

Bibirnya berwarna merah seksi dan basah dengan sedikit sentuhan make-up untuk merias wajahnya.

Melihatnya ke bawah, Ken menganggukkan kepalanya dengan puas saat menemukan dua gunung yang menggantung di bagian dadanya dan terlihat penuh.

Puncak gunung kembar itu terlihat lancip dengan warna merah muda yang menggoda.

Menggeser pandangannya semakin ke bawah, Ken menemukan lekukkan yang indah saat melihat pipi pantatnya yang gemuk dan bulat itu membentuk lengkungan yang sempurna.

"Kamu..."

Suara Tiamat terdengar dan memaksa Ken untuk keluar dari dunianya sendiri.

"Hm? apa?" Ken bertanya sambil melihat ke arah Tiamat.

"Apakah denganku saja tidak cukup?" Tiamat bertanya.

"Tidak, sangat jauh dari kata cukup." Ken menjawab dengan terus terang.

Namun seolah-olah mengerti apa yang di pikirkan Tiamat, Ken memberikan tatapan tajam ke arahnya dan berkata dengan serius.

"Buang pikirkan itu dari dalam kepalamu! aku tidak pernah dan tidak akan tidur dengan boneka!"

Seperti seorang pencuri yang tertangkap basah, Tiamat mengeluarkan tawa gugup dan menganggukkan kepalanya.

Setelah itu, Ken kemudian mengusap kening boneka wanita di depannya yang membuat wanita itu langsung bersujud tanpa mengatakan sepatah katapun.

God of Netori (On-Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang