Chapter 31 - Suzaku Himejima

688 23 4
                                    

Ken merapihkan celana nya dan mengencangkan ikat pinggang dengan postur penuh kemenangan.

Sementara itu, di belakangnya, Tiamat berusaha berdiri dengan lutut yang lembek terlihat seperti jelly dan sensasi mati rasa di bagian selangkangannya.

Meskipun keningnya berkerut dan wajahnya terlihat kelelahan, di dalam hatinya, Tiamat merasa kepuasan dan kebahagiaan.

Cairan kental dan hangat mengalir kebawah pahanya dan Tiamat mengambil cairan tersebut menggunakan jarinya, sebelum memasukkan jarinya kedalam mulut dan menjilatinya.

'Sangat enak, manis~' pikir Tiamat.

Saat Tiamat sedang bermimpi dan menikmati rasa yang membuatnya kecanduan ini, suara Ken terdengar sampai ke telinganya.

"Mengapa kamu melamun? ayo, tugas kita sudah selesai disini." Ken berkata.

Tiamat bangun dan keluar dari fantasinya sebelum memakai pakaiannya kembali dan merapihkan rambutnya yang berantakan.

Meskipun di satu sisi Tiamat merasa tidak nyaman karena air mani lelakinya yang berada di dalam dirinya sedikit bocor keluar, dan membuat celana dalamnya sedikit lembab, di sisi lain Tiamat juga merasa senang karena memiliki air mani lelakinya di dalam dirinya.

Tiamat kemudian mengusap perutnya yang samar-samar terlihat menonjol dan merasakan dirinya penuh saat rasa laparnya menjadi terpuaskan.

Tiamat tersenyum dengan cerah dan berjalan ke sisi Ken sebelum memeluk lengannya dan menjepitnya di belahan payudaranya yang besar.

"Dear~ selanjutnya kita akan pergi kemana?" Tiamat bertanya dengan lembut dan menyandarkan kepalanya di pundak Ken.

Ken mengangkat alisnya ketika melihat Tiamat mengambil inisiatif.

Sebelumnya, pada saat seks pertama mereka, meskipun Tiamat adalah orang yang mengambil inisiatif untuk datang ke pintu kamarnya, namun itu ada sedikit campur tangan dari efek 'Love Potion', yang mana itu membuat Tiamat secara perlahan-lahan menyerah dan mengikuti Insting binatangnya.

Namun sekarang, Tiamat jelas baik-baik saja dan dia mengambil inisiatif ?

Yah selagi itu ke arah yang baik, Ken tidak peduli dalam hal-hal sepele seperti ini.

Ken kemudian membuang pemikiran-pemikiran tidak penting dan mengelus dagunya untuk berpikir sejenak.

"Hmm... Kita akan pergi untuk menemui sekelompok anak-anak yang bersemangat." Ken menjawab dan tersenyum dengan misterius.

"Oke, aku penasaran siapa sekelompok anak-anak yang kamu sebutkan ini." Tiamat berkata dan menganggukkan kepalanya.

Melihat Ken yang tidak ingin berbicara lebih banyak lagi, Tiamat secara otomatis mengerti dan tidak ingin bertanya lebih padanya.

Dengan begitu, Ken membawa Tiamat pergi dan keluar untuk meninggalkan tempat tinggal milik Baraqiel yang sedang pingsan di dalam sana.

...

Sementara itu...

Orang-orangan sawah yang berada di bawah Baraqiel juga menghilang menjadi kepulan asap dan mata Baraqiel yang awalnya tidak fokus mendapatkan warnanya kembali.

Ketika kembali sadar, kepulan asap sudah menghilang tanpa meninggalkan jejak apapun.

Baraqiel memiringkan kepalanya dengan bingung sebelum menyadari bahwa dirinya telanjang.

Melihat ke arah bawah, wajah Baraqiel menjadi pucat seperti kertas.

Baraqiel menemukan bentuk ayam yang selalu di banggakan olehnya itu, saat ini ukurannya berubah dan menjadi kecil.

God of Netori (On-Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang