Ini hari Sabtu namun Kai tetap harus pergi ke kantor karena masih ada sedikit pekerjaan yang belum selesai.
"Uh gw ke kantor dulu" setelah mandi bersama Estellar yang selalu ingin bersamanya sejak tadi, ia memutuskan untuk segera pergi ke kantor walau biasanya ia pergi pukul 9. Tampaknya Kaivan ingin menghindari Estellar.
"Ikut"
"Ga, kantor bukan tempat main"
"Ikutt, Ella bosen disini"
"Katanya masih sakit kan"
"Mau ikutt"
"Ada Mia disini lo gaakan bosen"
"Gamau tau, Ella ikut"
"Hari ini gw cuma sebentar di kantor gaakan lama"
"Mau ikutt"
Setelah mengambil keperawanan gadis ini, rasanya Kaivan jadi tidak tega berlaku kasar kepadanya. Kaivan menghela nafasnya lagi "oke asal jangan ngerecokin gw"
"Yeayy"
"Ayo"
Estellar mencoba berjalan kearah Kaivan namun nihil ternyata rasa sakitnya lebih besar daripada rasa antusiasnya. "A-awh" ringis Estellar. Kaivan memutarkan bola matanya malas, ia berjongkok di depan Estellar memberi tanda pada Estellar untuk segera naik ke punggungnya. "Naik" titah Kaivan yang langsung dituruti oleh Estellar.
Kini mereka sudah tiba di kantor. Kaivan menggendong Estellar ke dalam membuat beberapa pekerja disana menatap sinis Estellar. Banyak yang berbisik karena Kaivan tidak pernah membawa wanita ke kantor, baru kali ini ia membawa seorang wanita ke kantor.
"Kai kok yang lain liat Ella kaya gitu"
"Biarin aja"
"Hmph" Estellar sangat kesal sedari tadi Kaivan tidak pernah merespon ocehannya. Ia hanya menjawab seadanya.
Kaivan mendudukkan Estellar di sofa ruang kerja nya. Kemudian beranjak seperti membuka sebuah ruangan rahasia di sebuah tembok. Benar saja terdapat kamar yang cukup luas disana.
"Sana masuk"
"Kai juga ya?"
"Gw disini, udah sana jangan ganggu"
"Gamau, mau sama Kai"
"Masuk"
Tatapan Kaivan yang mengintimidasi sukses membuat Estellar menurut. Ia memasuki ruangan itu diikuti oleh Kaivan.
"Ini hp lo udah gw install game biar lo ga bosen" Kaivan menyerahkan ponsel itu yang kemudian diterima oleh Estellar.
Estellar menahan tangan Kaivan, ia menatapnya penuh harap. "Kai disini aja, Ella gaakan ganggu" melihat tatap mata Estellar yang tampak menyedihkan itu akhirnya Kaivan luluh, ia membiarkan Estellar memainkan ponselnya di kasur sedangkan ia berkutik dengan laptopnya di meja.
"Ih kalah terus" kesal Estellar saat ia tak kunjung menang pada game yang ia mainkan. Estellar merebahkan tubuhnya sambil menatap langit langit ruangan itu. Ia melihat Kaivan sekilas, Kaivan masih saja berkutik dengan laptop itu memunggunginya.
Estellar berjalan kearah Kaivan kemudian duduk diatas pangkuan Kaivan. Kaivan melihat wajah Estellar bingung. Namun Estellar hanya memeluk Kaivan dan diam.
"Kai masih lama ya, Ella mau jalan jalan"
"Turun"
"Gamau"
"Turun El gw masih harus kerja"
"Kerja aja, Ella ga ganggu"
"Lo sendiri yang bilang kalo gw disini gaakan ganggu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Estellar
FantasyTidak ada yang tahu Putri duyung itu nyata atau tidak, bahkan peneliti belum bisa mengidentifikasi 100% lautan. Estellar gadis kecil yang terlahir sebagai putri duyung, bertemu dengan manusia baik yang selalu membantunya