Sesampainya di rumah tentu saja Kaivan dan Arabella menyerang Ella dengan tatapan butuh penjelasan. Kini mereka sudah duduk bersama di sofa, ntah bagaimana Ella harus menjelaskan semuanya.
"El saya butuh penjelasan" ujar Kaivan penasaran
Ella menatap Kaivan penuh arti, ia melirik kearah Arabella untuk memberi tahu kalau Arabella tak boleh tau soal ini. Kaivan yang mengerti hanya mengangguk, dan menunggu pergerakan Ella selanjutnya.
"Mereka temen masa kecilku doang" ujar Ella.
"Kok lu kek yang kesel sama mereka"
"Dulu ada masalah aja, kita udah lost contact dari 5 tahun lalu eh tiba tiba ketemu lagi"
"Oh, yaudah kalo gitu" Arabella tak mengambil pusing, mendengar penjelasan singkat itu ia langsung menyudahi pembahasan itu.
"Oh El ini crepes nya" Kaivan menyerahkan makanan itu pada Ella, melihat itu Arabella ikut menyerahkan makanan yang sengaja ia beli untuk Ella juga tadi.
"Padahal tadi aku bawa cookies eh kalian keburu pergi, kita makan barengan ya?"
"Gausah, gw mau pergi dulu, Vion nyuruh gw ke markas" ujar Arabella yang kemudian berdiri dan membereskan tasnya.
Kaivan tersenyum, rencananya berhasil. Benar, Kaivan lah yang meminta Vion untuk memanggil Arabella ke markas, agar Ella dapat menjelaskan semuanya pada Kaivan sekarang.
"Kai lo ke markas ga malem ini?" Tanya Arabella
"Gaada tanding sama siapa siapa kan? Gw mau ngabisin waktu sama Ella"
"Ch bulol, yaudah gw duluan"
Sebelum pergi Arabella mengelus lembut pucuk kepala Ella dan tersenyum sebagai tanda perpisahan.
Kini tersisa Ella dan Kaivan disana, Kaivan benar benar penasaran dengan apa yang terjadi sampai Arabella tidak boleh mendengar.
"Jadi.." ujar Kaivan meminta penjelasan.
"Ya mereka temen kecil aku, cuma aku jadi benci mereka semenjak mereka nerima perjodohannya sama aku"
"Perjodohan?!" Tanya Kaivan kaget.
"Ternyata orang tua kita sengaja deketin aku sama mereka biar gampang jodohinnya"
"Aku putri raja, mereka juga pangeran laut Selatan, emang gitu konsekuensinya tapi ya aku kabur"
Kaivan tidak bisa mengatakan apa apa lagi, rasanya semua tentang Ella baru sekarang ia ketahui.
"Terus Aston siapa?"
Ella terkekeh melihat wajah cemburu Kaivan yang sudah tak bisa ditahan lagi, mulai dari perjodohan dan nama Aston yang ia dengar di perbincangan bersama Mathias tadi.
"Kenapa ketawa?" Dapat terlihat jelas, Kaivan sudah benar benar kesal.
"Aston ayah aku"
"O-oh terus kenapa temen kamu ga pake bapak bilangnya"
"Mathias emang gitu, jail orangnya"
"Aku kabur 5 tahun yang lalu buat deketin kamu lagi, sampe sekarang ayah gatau kalau aku ada di darat, dia kira aku ilang, kayanya sampe sekarang dia pikir aku udah meninggal"
"Kamu pasti nakal dulu"
Ella hanya tersenyum sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Itu benar bahkan terlewat benar, melihat tingkah laku Ella yang sama sekali tidak mencerminkan sifat seorang putri raja.
"Di laut juga ada sekolah, dan aku selalu bolos, jadinya aku ga bisa ngontrol kekuatan aku, kaya kejadian 5 tahun lalu pas aku bikin kamu lupa ingatan"
" Ck ck ck" Kaivan menggeleng geleng kan kepalanya, putri mana yang tingkahnya seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Estellar
FantasyTidak ada yang tahu Putri duyung itu nyata atau tidak, bahkan peneliti belum bisa mengidentifikasi 100% lautan. Estellar gadis kecil yang terlahir sebagai putri duyung, bertemu dengan manusia baik yang selalu membantunya