Sejak saat itu hubungan keduanya semakin dekat, mungkin ini juga disebabkan Kaivan yang penasaran akan apa yang terjadi di masa lampau. Ella juga sangat senang karena walau dengan sifat Kaivan yang acuh tak acuh terhadapnya, ia tau Kaivan selalu peduli padanya Kaivan hanya termakan gengsinya yang lebih tinggi dari gunung Everest.
"Kok bisa?!!" Pagi ini Kaivan sudah dikejutkan dengan kabar kalau Naren tertangkap polisi akibat tuduhan pemerkosaan, posisi sekretaris sekarang akan kosong karena tentu saja pelaku pemerkosaan akan di penjara.
"Ugh bodoh" Kaivan menutup sambungan ponsel itu dengan emosi yang masih menggebu gebu. Ia berjalan kearah ruangannya kemudian menutupnya dengan kuat. Kaivan memukul tembok, sekretaris bodoh yang juga adalah teman SMA nya dulu itu terlalu mata keranjang, sekarang bagaimana caranya ia bertemu klien penting saat klien itu ingin melihat kinerja sekertaris Archio.
Tok..tok..tok..
Pintu ruangan itu terbuka menampilkan Ella dengan gelas milktea dan affogato di tangannya. Ia membawa itu dengan ceria karena affogato merupakan minuman kesukaan Kaivan, namun senyumnya seketika pudar ketika melihat raut marah Kaivan.
"Kai?"
"Tutup pintunya"ujar Kaivan sembari memijat pelipisnya.
"Ada masalah?"
"Naren ketangkep polisi"
"Loh kok bisa?"
"Dia merkosa cewe, bodoh"
"Oh ketangkep juga tu orang, dulu gw juga pernah hampir diperkaos tuh sama dia"
"Hah kapan El, emang harusnya saya pecat dia"
"Uh sebelum kerja disini pokoknya"
"Hah?"
"Kayanya emang memori kek gitu gaakan masuk mimpi lo sih, lupain aja nih gw bawain affogato"
"Jadi dulu dia pernah semena mena sama kamu?" Ujar Kaivan sembari menerima minuman yang Ella berikan.
"Ya begitulah"
Ella yang tengah memberikan minuman itu seketika salah fokus pada darah yang ada di tangan Kaivan. "Loh Kai tangan lo kenapa" ujar Ella panik.
"Ah gapapa tadi saya hanya terbawa emosi" jawab Kaivan sembari mengambil tisu untuk mengelap darah yang keluar, ia bahkan tidak sadar tangannya berdarah.
"Taro dulu minumannya"
Kaivan menuruti perkataan Ella sembari terus mengelap luka pada tangannya. Setelah selesai Ella mengambil tangan itu dan menggenggamnya dengan kedua tangannya.
"Itu darahnya belum berhenti, saya pakein perban dulu" ujar Kaivan
"Diem"
Ella bersenandung dengan nada yang indah, suaranya sangat lembut hanya dengan bersenandung membuat siapa pun akan tersihir dengan suaranya itu. Perlahan luka pada Kaivan menutup dan beregenerasi dalam seketika.
"Tangan saya.. sembuh?"
"Diminum affogato nya, gausah mikirin yang tadi"
Kaivan mengambil minuman itu dan mulai meminumnya rasanya aneh tentu saja ia terkejut dengan apa yang baru saja Ella lakukan, tapi tidak terlalu terkejut juga seperti hal yang wajar.
"Ella kenapa rasanya aneh?"
"Apa? Pas gw sembuhin?"
"Ngga, rasanya saya ga terlalu terkejut sama kekuatan kamu"
"Baguslah berarti lo ini sebenernya inget kalo dulu pernah gw obatin juga kaya gini"
"Kamu belajar ilmu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Estellar
FantasyTidak ada yang tahu Putri duyung itu nyata atau tidak, bahkan peneliti belum bisa mengidentifikasi 100% lautan. Estellar gadis kecil yang terlahir sebagai putri duyung, bertemu dengan manusia baik yang selalu membantunya