Rawat Jalan

827 60 17
                                    

Sorry if some of the information is inaccurate. I only did research based on the sources that are available to me. If some parts sound insensitive or are inaccurate, please do tell me.

Also, ini itinerary tripnya dari ChatGPT jadi maaf kalau nggak jelas.

***

Sudah dua minggu lamanya aku tidak meminum obat dari psikiater. Obat tersebut membuatku mengantuk dan menurunkan produktifitasku. Meskipun pekerjaanku bukan pekerjaan konvensional, aku tetap membutuhkan kesadaran penuh. Aku memang memiliki halusinasi yang lebih banyak dari biasanya tetapi aku masih bisa mengatasinya. Lagipula aku sudah terbiasa dengan kehadiran orang-orang itu. Sejak aku remaja pun mereka sudah menghantui keseharianku. Hanya suara-suara saja yang menurutku mengganggu sekarang.

Sore ini, aku berkesempatan untuk menemui idola ibukota kesayanganku itu. Aku membeli lima tiket di sesi tiga. Kami sudah rutin video call. Uang yang aku habiskan pun bukan main-main. Bahkan, ada waktu di mana aku hadir di lebih dari satu sesi. Mungkin, kesepian ini mulai menggerogotiku. Rasanya seperti aku membusuk hidup-hidup.

Untungnya, Cynthia bukan member yang terlalu top. Aku dapat dengan mudah mendapatkan sesinya. Bisa-bisa aku bunuh diri jika aku tidak mendapatkannya. Reaksi ini bukan hanya hasil dari patheticness aku saja yang menggantungkan kebahagiaanku kepada orang asing tetapi ini juga disebabkan oleh ketidakmampuanku untuk berinteraksi dengan orang lain. Sekedar memesan makanan saja membuatku cemas berlebihan. Aku tidak bisa berfungsi layaknya manusia-manusia lain. Terkadang, aku berpikir untuk mengakhiri kesengsaraan ini saja.

Aku pun login ke dalam akun JKT48.com milikku. Aku membuka kwitansi pembelian dan menyalin tautan Zoom yang tertera di sana. Aku pun masuk ke dalam Zoom dan menunggu dimasukkan oleh admin. Beberapa momen kemudian, aku pun masuk ke dalam room dan bergabung dengan penggemar-penggemar lain. Seperti biasa, aku tidak menyalakan kameraku ketika menunggu, karena aku tidak percaya diri dengan wajahku. Aku hanya akan menyalakan kamera ketika admin menyuruhku untuk melakukannya. Nomor urutan pun diberi oleh Admin 1, ternyata aku mendapatkan giliran ke-4. Tidak buruk, aku tidak perlu menghabiskan banyak waktu menunggu di sini.

Aku menunggu sekitar sepuluh menit sebelum di masukkan ke dalam ruangan bersama Cynthia. Ketika di dalam, aku pun langsung menyalakan kamera dan mic.

"Kakak ada lima tiket, waktunya 250 detik. Silakan," ucap Admin 1.

"Halo, Greesel. Lagi di mana nih? Di rumah?"

"Iya nih. Kamu apa kabar?" tanyaku kepada Cynthia.

"Baik, Kak. Udah apply Aitakatta minggu ini belum, Kak?" tanyanya balik.

"Apply sih tapi ini lagi susah banget buat verif. Makan hati mulu nih hasilnya," jawabku. Memang benar, dari sekian kali aku apply yang verif hanya dua kali. Padahal, tanpa show-show teater itu aku seperti orang linglung. Memang salahku yang menggunakan perasaan dalam sandiwara semu ini.

"Semoga yang ini verif ya, Kak. Katanya mau 2shoot sama aku... Aku liat-liat kamu malah dapetnya sama Gracie."

"Ya gimana ya, namanya juga gacha," jawabku bercanda.

"Kerjaan Kakak gimana? Udah lebih lancar sekarang? Bulan kemarin, kamu bilang lagi agak macet proyeknya."

"Syukur sih sekarang udah kelar proyek yang itu."

Kami pun terdiam sejenak karena aku bingung harus mencari topik apa. Aku tiba-tiba teringat bahwa sebentar lagi kami akan mendapatkan libur akhir tahun. Aku pun memutuskan untuk menanyakan hal itu padanya.

"Ada rencana liburan nggak nih?" tanyaku.

"Ada, Kak. Aku bakal pergi ke Korea."

"Wih seru tuh. Kebetulan banget, aku juga bakal ke sana."

Gre/Greecyn One ShotsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang