Sekamar

1.8K 96 0
                                    

Pendek dulu soalnya ini cerita pertama yang custom. Maaf kalau representasi kehidupan idol nggak akurat, kebetulan saya bukan idol.

***

Akhir-akhir ini aku dibuat sibuk oleh event-event off air yang rasanya tak berseri. Sebenarnya aku kelelahan karena harus latihan hingga malam, mengejar ketertinggalanku di sekolah, dan juga bepergian ke berbagai tempat yang berbeda. Namun, setidaknya, aku memiliki Ci Cynthia, teman segenerasiku itu.

Sudah setahun lebih semenjak aku menjadi trainee resmi dari idol group ini. Aku yang dahulu hampir tidak memiliki kehidupan dan menghabiskan banyak waktu di rumah pun akhirnya bisa mulai keluyuran. Aku tidak mudah berteman dan butuh waktu untuk membuka diri namun setelah terpaksa berbaur dengan teman-teman segenerasiku yang lain, lama-kelamaan keakraban hadir secara natural

Akhir pekan hari ini akan sangat menyibukkan untukku. Hari Sabtu ini, kami harus perform di Bekasi lalu esok harinya harus segera pergi ke Jogja. Terkadang, aku bingung dengan kebijakan agensi ini. Aku dan banyak teman-temanku masih belum dewasa secara legal tetapi mereka mempekerjakan kami bagaikan sedang melaksanakan romusha. Aku tahu demi mendapatkan sesuatu terkadang kita harus membuat pengorbanan tetapi apakah hasil akhir dari semua kegiatan ini akan setimpal dengan masa muda yang telah kami buang?

Aku tahu aku tidak akan bisa mengetahui jawaban dari pertanyaan tersebut sebelum aku menghabiskan waktu yang cukup lama di sini. Baru mulai saja, aku sudah terkena cobaan yang bertubi-tubi. Baseless rumors lah, stalking lah, dikejar-kejar zombie lah, memangnya di dunia ini tidak ada yang dinamakan penggemar sehat?

Popularitas yang melejit memang membawa profit yang besar, kami sebagai bagian dari perusahaan tentunya senang. Pada akhirnya ini semua adalah bisnis, tetapi apakah mempertaruhkan keselamatan kami sebagai talent benar-benar necessary? Jika dipikir-pikir lagi jam kerja kami tidak manusiawi. Beberapa dari kami masih duduk di bangku SMP dan terkadang harus pulang di atas tengah malam. Di dunia fantasi apa, hal tersebut sehat? Ah sudahlah, jika para anggota sudah bukan usia anak sekolah juga para penggemar akan meninggalkan kami. Tetapi, itu adalah bahasan untuk lain waktu.

Sekarang, aku sedang dalam perjalanan ke Bekasi. Di dalam bis ini aku kebetulan bersebelahan dengan Ci Cynthia. Aku tidak meminta pada manajemen atau apapun, tempat duduk kami memang sudah disetup sedemikian rupa.

Dalam perjalanan yang sudah pasti singkat ini, Ci Cynthia menyenderkan kepalanya di bahuku. Ia sungguh lelah. Banyak sekali hal yang terjadi di waktu yang bersamaan. Ditambah lagi fakta bahwa ia sudah kuliah. Aku yang masih sekolah saja sudah keteteran apalagi dirinya.

Sekitar tiga puluh menit berlalu hingga akhirnya kami sampai di venue. Kami tidak akan tampil di awal sehingga kami harus menunggu di belakang panggung untuk beberapa saat. Kami menggunakan waktu itu untuk merias wajah dan bersiap-siap.

Selama menunggu, Ci Cynthia tidak jauh-jauh dariku. Ia selalu duduk di dekatku. Entah mengapa, beberapa waktu belakangan ini, Ci Cynthia memang sering menghabiskan waktu denganku. Ia sering menginap di tempatku yang di Jakarta dan juga sering membelikanku makanan. Tetap saja, aku tidak mau terlalu percaya diri, mungkin ia melakukan hal ini ke semua orang.

"Gimana sekolah kamu?" tanya Cici padaku. Sepertinya ia sedang mencoba memulai perbincangan kecil.

"Ya, gitu deh. Tugas numpuk, mana sempet aku kerjainnya? Tapi aku lagi nyicil sih. Cici sendiri?"

"Aku juga ada kerjaan yang harus diselesaiin. Gambar-gambar gitu, tapi ya udah lah ya. Nanti aja kerjainnya pas mepet deadline. Adrenalinnya lebih dapet," ucapnya lalu terkekeh di akhir.

Gre/Greecyn One ShotsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang