Penjara Federal Bawah Tanah
Bosan melanda, Songkang duduk di kursi dengan tangan terikat di belakang punggung, terkurung di dalam sel. Ada televisi di depannya, dan terdapat beberapa penjaga yang sedang bermain poker bersama.
Sambil menyeret kursinya lebih dekat ke jeruji besi, Songkang menyandarkan kepalanya pada jeruji tersebut. "Permisi. Permisi Pak, bisakah Anda mengganti salurannya?" tanyanya. Ia bosan menonton saluran Cuaca dan itu tidak berganti dalam waktu yang lama.
Para penjaga mengabaikannya, melanjutkan permainan poker mereka. "Permisi? Bisakah Anda berhenti sebentar dan mengganti saluran?" Ia bertanya lagi. Kali ini penjaga menghentikan permainannya untuk berdiri.
"Terima kasih." Songkang tersenyum mengapresiasi. Namun senyumnya hilang saat petugas justru mengubah saluran menjadi saluran yang hanya terdapat gambar statis. "....Tuhan, aku benci tempat ini." gumamnya.
***
"Ada jendela tiga puluh detik. Aku akan mematikan listriknya, lalu bawa dia. Sederhana dan bersih. Mengerti?" Jennie berkata dengan tegas.
Jennie cukup mengenal suaminya untuk mengetahui bahwa taktik mereka sangat berbeda satu sama lain. Ia mengutamakan efisiensi dan ketepatan. Sedangkan Taehyung menuruti keinginannya asal pekerjaannya selesai.
"Mengerti." Taehyung mengangguk bingung sambil membetulkan tali rompinya. "Jadi, beri tahu aku. Berapa banyak?"
Jennie melirik ke arah Taehyung. Ia berusaha untuk tidak memikirkan jumlahnya. Terkadang lebih mudah seperti itu.
"Apakah itu penting?" Jennie bertanya.
"Perlukah aku yang mengatakan lebih dulu?" Taehyung menaikkan sebelah alisnya.
"Oke."
"Aku tidak benar-benar menghitungnya, tapi diatas 60 orang dan di bawah 50 orang." ucap Taehyung sambil menyiapkan senjatanya. Jennie berdehan sebagai jawaban.
"Ini bukan soal angka. Aku sudah berpengalaman, yang penting adalah—"
"215." Jawaban Jennie membuat Taehyung menghentikan gerakannya.
Hal terakhir yang diharapkan adalah Jennie memiliki lebih banyak daripada dirinya.
"215?" Taehyung bertanya. "B-Bagaimana kau bis—"
"Kadang aku dapat sekali dua."
"Ugh..." Taehyung menutup matanya sambil berpaling dari Jennie secara dramatis.
"Sayang—"
"Tidak, tidak, jangan." Taehyung mengusirnya. "....Aku tidak percaya kau memiliki lebih banyak dariku." Ia berbisik pada dirinya sendiri.
Taehyung benar-benar berpikir setidaknya ia akan mengalahkan Jennie dalam suatu hal. Tapi sekali lagi, istrinya selalu menang.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] Mr. & Mrs. Kim
Fanfiction[Taennie Short Story] Dalam kehidupan sehari-hari yang terlihat monoton, Kim Jennie dan Kim Taehyung berbagi cerita cinta yang berhembus dingin, tanpa menyadari bahwa di balik rutinitas mereka, keduanya terlibat dalam dunia aksi dan intrik sebagai...