Hari yang melelahkan bagi Esya. Dia merasa semua energinya terkuras habis. Selepas pulang dari cafe dia berniat untuk langsung pulang tadinya, tetapi dia malah disuruh untuk ke kantor Ayahnya jadi dia langsung kesana. Disana juga dia hanya duduk menunggu Ayahnya selesai meeting dan ternyata dia menunggu selama 2 jam.
Bisa bayangkan seberapa gabut Esya, mau tidur juga diruangan sang Ayah tidak ada kamar pribadi hanya sofa dan meja kerja Ayahnya. Jadi dia mau tidur pun malu kalau tiba-tiba ada klien Ayahnya.
Jadi Esya memilih duduk dan bermain hpnya. Dan saat Ayahnya sudah selesai meeting ternyata hanya memberikan kartu kredit tambahan pada Esya.
Esya yang sudah kesal setengah mati hanya bisa menghela nafasnya berat. Dia lantas pergi tak lupa berterima kasih kepada Ayahnya. Sepanjang perjalanan pulang Esya benar-benar menggerutu.
Pulang-pulang dia menggerutu. Hingga bertemu Ibunya didapur dia langsung cerita kejadian tadi.
"Bu tau ga tadi masa aku dikantor ayah cuma duduk doang. Gabut banget. Mana ayah pake bilang ada meeting trus katanya 'kamu disini dulu ya ada yang mau ayah bicarain tapi nanti setelah ayah selesai meeting, penting banget!' Eh udah ditungguin taunya apa? Dia cuma ngasih aku kartu kredit tambahan. Gilaaa aku tuh mau maki-maki ayah tapi dia ayah aku. Arghhhhh kesel banget pokonyaaaa"
Ibu Esya yang mendengar cerita itu lantas tertawa, "Ihhh kok Ibu ketawa sihh!"
"Em itu emang rencana Ibu buat ngerjain kamu pffft" Mendengar itu Esya tambah-tambah badmood. Sontak dia menuju ke kamarnya dengan hati yang sangat dongkol. Hingga dia menutup pintu kamarnya dengan kencang.
Dia berniat merajuk dan mogok makan.
Jam makan malam sudah tiba, Esya yang masih merajuk dia enggan untuk kebawah dan ikut makan bersama keluarganya.
Di meja makan Ibu Esya yang tau anaknya merajuk dan berniat mogok makan dia pun menyuruh bibi untuk memanggil Esya.
Tok tok tok
"Non ini bibi, kata ibu disuruh makan soalnya ada tamu penting"
Esya mengernyit bingung, tamu? Siapa? Karena kepo dia pun berjalan menuju meja makan dengan wajah kesal tentunya.
"Nah itu Esya. Maafin Ibu ya udah jahilin kamu" Kata Ibu Esya. Esya pun menghela napasnya dia mengangguk pertanda memaafkan sang Ibu tercinta.
Esya duduk ditempat biasa dia melihat ada seorang cowo didepannya tapi siapa? Mau nanya tapi gengsi jadi dia memilih diam.
Mereka pun makan malam dengan khidmat. Saat sudah selesai. Barulah sang Ayah berbicara.
"Jadi Sya, dia ini sepupu jauh kamu namanya Devon dia sementara tinggal disini karena rumahnya lagi dirombak total. Ayah harap kamu bisa akur ya sama Devon"
Esya diam, dia baru tau kalau Esya punya sepupu. Dan kenapa dia merasa tidak asing ya sama mukanya.
"Devon ini satu sekolah sama kamu Sya, dia kaka tingkat kamu. Tapi emang dia jarang banget kumpul keluarga jadi mungkin kamu asing sama mukanya" Jelas Ibu Esya. Esya mengangguk saja. Lalu dia mengulurkan tangannya.
Devon yang melihat uluran tangan Esya bingung, dia menaikkan satu alisnya. Esya sudah greget dia mengambil tangan Devon lalu berkata, "Salam kenal gue Esya"
Setelah mengucapkan itu Esya melepas tangan Devon. Lalu dia pamitan untuk menuju ke kamarnya.
"Dia memang seperti itu kalau sama orang yang belum terlalu kenal. Nanti kalau udah kenal pasti seru" Kata Ibu Esya. Devon hanya diam. Dia memang tsundre.
Di kamar, Esya hanya diam. Bingung mau ngapain. Dia akhirnya memilih untuk tidur karena capek juga.
**
"WOI BUMI!! Lo darimana aja ngilang setengah hari. Tiba-tiba muncul lagi ke setan lo" Ujar Arsen.
"Kepo lo" ketus Bumi. Dia duduk disamping Arga.
"Dih najis sok rahasia-rahasia" Balas Arsen. Bumi melototi Arsen.
"Apa ngajak baku hantam lo?! Sini maju" Lanjut Arsen.
William yang sudah jengah dengan tingkah sahabatnya dia melerai, "Udah si guys jangan berantem. Ke bocil aja"
Arsen melotot, "Bocil kata Lo!!! Heh gue udah bisa bikin anak ya"
"Ckk brisik" Kata Arga. Seketika Arsen diam.
"Eh tau ga katanya anak-anak yang olimpiade di LN besok udah sekolah lagi tau" Ujar William.
"Tau darimana lo infonya"
"Biasa akun gosip SMA kita" sembari menunjukkan beritanya.
"Anjay berarti si Devon juga besok mulai sekolah?" Tanya Arsen.
"Iyalah kan dia ngikut tuh olimpiade"
"Anjay full team dong kita" Kata Arsen antusias. Mereka ini bukannya geng motor gitu tapi hanya perkumpulan barudak well aja. Dan beranggotakan Arga, Bumi, Arsen, William dan Devon tentunya.
"Wih gue gak sabar ketemu dia. Banyak banget nih yang mau gue tanyain ke dia. Secara selama dia di LN dia gak aktif handphone sama sekali. Kuat banget ya dia" Ujar Bumi.
Arsen mengangguk tanda setuju, "Bener bjir dia kuat banget nget nget lah pokoknya"
Arga dia sendiri tadi hanya menyimak, dia juga kenapa agak kesal ya temannya itu kembali sekolah besok. Dia nggak tau juga.
"Ar menurut lo besok kita bikin perayaan gak buat sambut Devon?" Tanya William.
"Terserah kalian aja"
"Yaudah kita bikin perayaan abis pulang sekolah di sini. Dan masalah budget dari lo semua ya" Kata Arsen, Arga mengangguk saja.
Dia mengambil dompetnya lalu mengambil salah satu kartu atm-nya. "Jangan boros secukupnya aja"
"Siap bos" Dengan senang hati Arsen menerima.
"Jadi besok kita bakal.......
***
Sorry guys baru up lagi
Lope lope bagi yang sudah baca
Stay tune yaww17Jan24
KAMU SEDANG MEMBACA
From Ghesya To Esya
Teen FictionIbaratnya gini wir lu kaya lu punya kuasa Menceritakan tentang Ghesya Nur Maulani yang super duper Introvert. Dia menyukai kesunyian, dan ketenangan. Berasal dari keluarga biasa, bersekolah di Sma Negeri, dan pastinya kuper. Hingga suatu hari dia ya...