Chap 25 - Lion

140 5 0
                                    

Malam harinya Esya pergi menuju mall diantar oleh supir jadi dia ketemuan di mall sama kedua bestinya tentu saja.

Esya memakai dress flower yang terlihat pas ditubuhnya dan sling bag berwarna ivory. Serta sneaker putih sebagai pelengkap.

Ayaya
I'm little butterfly
Aya-

"Ya halooo, lo pada dimana? Gue udah di depan bioskopnya" Sambil celingak-celinguk mencari keberadaan Lula dan Alina.

"Gue sama Alina di cafe samping bioskopnya. Lo kesini aja"

"Oke"

Tut

Mengetahui lokasi kedua sahabatnya, Esya langsung bergegas menuju ke cafe itu.

Ting

Pintu cafe berbunyi pertanda ada customer yang masuk, Esya mengedarkan pandangannya ke setiap sudut cafe untuk menemukan Alina dan Lula.

Lula yang melihat Esya celingak-celinguk mencarinya. Dia melambaikan tangan agar Esya melihat mereka berdua, karena kondisi cafe saat ini cukup ramai pengunjung.

"Lo pesen dulu aja, filmnya masih 1 jam lagi" Ujar Lula, Esya mengangguk.

Saat sedang menikmati minumannya Esya kaget saat ada seseorang yang menepuk pundaknya.

"Eh sorry ngagetin" Ucap seseorang yang mengagetkannya.

Esya bingung siapa perempuan cantik itu, dia sepertinya kenal sama Esya asli.

"Lama nggak ketemu lo Sya, eh ada Lula juga. Dan siapa satu lagi?" Tanyanya bingung.

Lula sudah memasang wajah juteknya, seakan-akan dia malas bertemu dengan perempuan itu. Alina yang bingung, dia mengenalkan dirinya sendiri.

"Gue Alina" katanya sambil tersenyum ramah.

"Ah iya gue Cellin salam kenal ya Alina. Lo murid baru di sekolah kita kah?" Tanya Cellin yang mengagetkan Esya. Dia sangat kaget ternyata perempuan cantik itu adalah CELLIN.

"Wah gila sih, baru pertama kali gue ketemu Cellin. Tapi kok dia gak ada rasa jengkel atau gimana gitu ke gue. Dia ramah-ramah aja. Apa jangan-jangan emang dia tuh aslinya baik" Batin Esya.

"Ckk, lo ngapain samperin kita-kita?" Tanya Lula ketus.

Cellin tersenyum manis, "Gue cuma mau nyapa aja. Udah lama nggak liat kalian lagi. Biasanya kan bikin rusuh terus. Sekarang kayanya udah tobat ya. Tapi itu bagus karena Arga sekarang merasa udah nggak ditempelin makhluk halus lagi. Gue ikut seneng"

"HEH!! MAKSUD LO APA YA?!!!" Bentak Lula. Lalu saat dia ingin menjambak rambut Cellin dia ditahan oleh Alina.

"Maaf sebelumnya Cellin, gue sekarang emang udah tobat kok. Dan gue juga udah ikhlasin Arga buat lo. Jadi tolong banget jangan ganggu gue dan temen-temen gue lagi cukup saling tau nama aja" Ujar Esya, dia ingin berjaga-jaga siapa tau nanti kalau Cellin ternyata sok polos atau manipulatif atau licik. Dia kan gak tau kedepannya gimana, jadi mencegah sedari dini.

Saat Cellin akan membalas perkataan Esya tetapi Alina lebih dulu menarik tangan Esya dan Lula agar keluar dari cafe itu. Dia tau suasana akan semakin memanas dan dapat dipastikan yang dirugikan adalah pihak Esya. Udah ketebak.

"Ehh Kalian mau kemana, gue belum selesai ngomong!" Teriak Cellin. Tapi tak dihiraukan oleh Esya dan kawan-kawan.

Alina menarik Esya dan Lula hingga menuju ke bioskop, karena 10 menit lagi film akan dimulai.

"Kenapa Lo tarik gue siii!! Padahal mau gue krauk tuh muka cewe sok polos" Ujar Lula. Sambil mencak-mencak dan meraup udara seakan-akan didepannya itu adalah Cellin.

"Sttt 10 menit lagi film mulai ingat tujuan kita kesini mau apa? Mau nonton film bukan mau ribut" Ucap Alina. Dia mencoba menjadi penengah agar tidak semakin panas suasananya. Walaupun dia belum tau banget masalahnya apa. Itu bisa di bicarain nanti bersama Lula.

"Iya iya" Pasrah Lula.

Esya sendiri dia masih bengong dengan pikiran-pikiran, hingga Alina menyadari kalau Esya sedang bengong.

"HOY!" Ucap Alina.

Esya kaget, "Apa sih lo ngagetin aja!"

"Yaaa elo malah bengong. Mending sekarang kita masuk" Ajak Alina di angguki Lula.

"Esttt gue mau toilet dulu ya kalian duluan aja" Kata Esya lalu dia pergi ke toilet.

Saat akan ke toilet dia mencari buku kecilnya yang selalu dia bawa kemana-mana. Tetapi kenapa tidak ada?

"Sial tu buku kemana si kenapa nggak ada?" Ucap Esya, karena tidak memperhatikan jalan dia pun menabrak seseorang hingga membuatnya terjatuh.

"Eh sorry sorry lo gak papa?" Kata orang yang nabrak Esya.

Esya bangun sembari menepuk-nepuk belakang dress-nya. "Iya nggak papa kok, ini juga salah gue jalan nggak liat kedepan"

"Yang bener? Kalau lo ngerasa ada yang sakit lo bisa hubungin gue. Ini kartu nama gue" Katanya. Sembari memberikan kartu nama.

Esya menerimanya, "Ah iyaa"

"Sorry gue lagi buru-buru kalau ada apa-apa hubungi aja" Kata orang itu lalu dia pergi begitu saja.

Esya sendiri dia langsung memasukkan kartu nama itu dan berjalan menuju ke toilet. Dan menunaikan hajatnya.

"Kenapa gue jadi kepikiran sama tu cowo sih, ganteng sih nggak beda jauh sama Arga. Namanya Lion Ghanes Peralejo CEO of Cafe What its" Batin Esya.

Saat dia sedang memperhatikan baik-baik kartu nama itu dia kepikiran kalau dia sedang nonton bioskop dan pasti filmnya sudah mulai. Dengan bergegas dia menuju ke dalam.

Sesampainya didalam ternyata belum mulai filmnya. Esya sendiri sudah panik ketinggalan film.

"Kemana aja lo lama bener untung belum mulai" Kata Lula bisik-bisik.

"Biasa ada kendala sedikit hehehe" Ujar Esya, saat akan membalas perkataan Esya ternyata filmnya mulai hingga membuat mereka diam.

***

Gaje banget si ini, tapi nggak papa lah ya.
Ada pemeran baru ges, kira-kira bakal jadi kapal LiSya nggak ya

Ini baru permulaan konflik ya ges jadi sabar dulu buat yang mau misuh-misuh. Masih ada beberapa chapter lagi.
See you next chapter

12mei24

From Ghesya To EsyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang