"AAAAAAAA SETAN!!!!" Teriak Esya sontak menutup matanya.
"Ckk gue bukan setan" Datar orang tersebut.
Lalu Esya membuka matanya perlahan, dia langsung melihat kearah kaki orang itu, ternyata masih nginjek tanah.
"Ngapain lo disini?!" Ketus Esya.
"Suka-suka gue"
Esya mendelik, "Ya kan bisa ke mana kek, ganggu orang lagi healing aja"
Orang tersebut tidak menjawab, hanya diam membuat Esya makin dongkol.
"Fine gue yang bakal pergi!" Esya sudah berdiri tetapi suara menghentikannya.
"Katanya lo sakit? Kok disini"
Esya memutar bola matanya malas, "Suka-suka gue"
"Sakit boongan, cih caper"
"ENAK AJA!!! Gue sakit beneran yaaa, lagian kenapa sih lo sewot mulu! Gue tuh kesini karena muak sama bau obat di UKS! Lagian urusan sama lo apa kalau gue caper? Caper sama cogan kok lo yang repot, apa jangan-jangan lo cemburu?" Balas Esya remeh.
"Gak! Buat apa gue cemburu, najis"
"Arga Arga gue tau kok kalau lo sebenarnya merasa terbakar dan cemburu sama gue. Atau lo merasa bersalah? Merasa kehilangan? Hahaha" Ejek Esya.
Arga hanya diam, dia menahan amarahnya agar tidak meledak. Esya yang melihat Arga semakin emosi dia tersenyum tipis.
"Daripada gue caper, mending gue cari cogan trus jadiin dia pacar. Orang secantik gue pasti banyak yang mau. Dan jangan ganggu gue lagi!!" Usai mengatakan itu Esya pergi. Berdebat dengan Arga semakin membuat kepalanya sakit saja.
Arga sendiri dia melihat punggung Esya yang semakin mengecil dan menghilang dari pandangannya. Dia juga tidak tau kenapa dia merasa sensitif terhadap Esya. Apalagi dia mendengar Esya hendak mencari cogan untuk dijadikan pacar. Rasanya panas sekali hatinya.
"Inget Arga lo udah punya Cellin"
***
"Sial banget idup gue lagi sakit juga ada aja cobaannya. Daripada gue gabut mending perpus aja numpang tidur" Esya berjalan dengan pelan menuju perpustakaan.
Dia mengintip ke dalam perpustakaan takut ada penjaga dan dia dikira membolos.
Ternyata tidak ada orang, dengan segera Esya menuju ke pojok perpustakaan dia mengambil buku secara asal lalu menutup mukanya dan mulai tertidur.
Bel istirahat ke-2 telah berbunyi, membuat seluruh siswa-siswi berhamburan untuk menuju ke kantin. Begitupun dengan Lula dan Alina mereka menuju ke UKS untuk melihat sahabatnya.
"Sya kita ke kan.... HEH Kok Esya gak ada!!" Kaget Lula ketika dia menyibak tirai ternyata tidak ada Esya.
Alina ikut melongok ke dalam, benar ternyata kosong. "Tu bocah kemana si?!! Orang lagi sakit juga malah ngelayap"
"Kita cari Esya aja berpencar ya nanti kalau ketemu call aja" Alina mengangguk. Mereka pun mulai mencari Esya di seluruh penjuru sekolah.
Waktu terus berjalan hingga bel masuk telah berbunyi lagi. Tetapi Lula dan Alina tidak menemukan Esya sama sekali. Mereka mulai panik.
"Lul si Esya kemana sih, gue kok jadi khawatir ya. Di telpon juga ga diangkat-angkat kemana sih dia?!"
Lula yang sama khawatir juga bingung, "Lo punya nomernya pembantu di rumah Esya gak? Siapa tau tu bocah balik"
"Bener juga eh tapi gue gak punya nomernya. Gimana kalau kita tanya Arga and friends kan mereka always deket sama Esya" Lula mengangguk lalu mereka berdua langsung menuju kantin dengan tergesa-gesa.
Melihat keseluruh penjuru kantin ternyata mereka hendak pergi. Dengan cepat Alina mencegat mereka.
"Apa?" Datar Arga.
"Sorry gue cuma mau nanya nomernya bi Nur pembantu Esya, lo ada kan nomernya?" Tanya Alina cepat.
"Buat apa Lin?" Bingung Bumi.
"Esya ilang gue mau telpon bi Nur siapa tau tu bocah balik ke rumah" Mereka semua mengangguk lalu Arga memberikan nomernya bi Nur kepada Alina.
"Halo bi Nur, ini Alina. Bii Esya udah pulang?"
"....."
"Ouh gitu ya bi, makasih ya bi maaf ganggu"
Tut
"Gimana? Esya ada dirumah?" Tanya Lula.
"Dia belum pulang. Jadi kemungkinan Esya masih ada disekitar sekolah. Tapi dia ada dimana sedangkan kita udah ngubek seluruh sekolah gak nemu si Esya" Frustasi Alina dia semakin cemas saja. Karena Esya sedang sakit dia takutnya Esya pingsan dan nggak ada yg nolongin atau ga jangan-jangan dia diculik.
"Ekhem girls kita bakal bantuin untuk cari Esya. Kita pencar oke" Kata Bumi, dia juga sejujurnya khawatir bahkan sangat khawatir tetapi dia tidak mau menunjukkannya.
"Apa sih lo Bum!, gue gak mau mending gue ke kelas belajar daripada cari si lampir" Sewot Arsen.
"Ckk tinggal ngikut aja gak usah banyak bacot" Balas Bumi. Lalu mereka berpencar, Bumi dan Arsen, Lula, Alina dan William, sedangkan Arga dia memilih sendiri.
"Nyusahin aja tu bocah" Gerutu Arsen.
"Mending lo diem atau mau gue tonjok?" Bumi lama-lama kesal juga mendengar gerutuan Arsen.
Arga dia memilih ketaman belakang karena dia tadi sempat bertemu dengan Esya. Tetapi disana tidak ada siapa-siapa.
Dia terus mengecek ruangan demi ruangan hingga terhenti didepan perpustakaan. Sebenarnya mustahil Esya ada didalam tetapi apa salahnya mengecek.
Arga masuk ke dalam perpustakaan, dia mencari lorong demi lorong. Dan dia melihat ada seorang perempuan tetapi tertutup buku. Dia ingin meng-skip tetapi dia merasa tidak asing dengan perawakan perempuan itu.
Dengan perlahan Arga mengambil buku yang menutupi muka perempuan tersebut. Dan benar itu Esya dia sedang tertidur pulas.
Ingin rasanya Arga marah tetapi dia melihat wajah pucat Esya yang terlihat sangat kelelahan. Dia langsung mengirimkan pesan kepada teman-temannya.
Arga memilih untuk membolos untuk menemani Esya disana. Dia terus memandang wajah cantik Esya.
"Kenapa liat dia tidur gini hati gue deg-degan ya, gue juga khawatir sama lo" batin Arga. Dia mengelus rambut Esya dengan pelan sangat pelan agar tidak mengganggu tidur Esya.
Hingga ada cewe culun yang sedang mencari buku dia melihat ada 2 orang berbeda jenis dengan posisi yang agak terlihat ambigu. Sontak saja dia berteriak.
"AAAAAAAAA ADA ORANG MESUM!!!!" Teriak cewe itu.
***
Selamat menunaikan ibadah puasa semuanyaaaa
Update untuk menemani ngabuburit para reader tercintaa17mar24
KAMU SEDANG MEMBACA
From Ghesya To Esya
TienerfictieIbaratnya gini wir lu kaya lu punya kuasa Menceritakan tentang Ghesya Nur Maulani yang super duper Introvert. Dia menyukai kesunyian, dan ketenangan. Berasal dari keluarga biasa, bersekolah di Sma Negeri, dan pastinya kuper. Hingga suatu hari dia ya...