Chap 22 - Sakit?

149 6 2
                                    

Setelah kejadian di kantin sekarang Esya menjadi lebih diam. Dia juga sadar kalau semakin banyak yang tidak menyukainya. Bahkan ada yang terang-terangan mengatainya. Tapi dia memilih diam biarlah terpenting tidak sampai ke fisiknya, dia tidak masalah.

Karena Esya bukan tipe orang yang gampang baperan atau mendengar perkataan orang lain. Dia bodo amat daripada menjadi masalah besar nantinya.

"Sial! kepala gue sakit banget" Kata Esya sembari memijat kepalanya agar rasa sakit itu sedikit mereda.

Esya sendiri dikelas, tadi dia langsung menyelesaikan makannya dengan cepat dan meninggalkan sahabatnya di kantin.

"Mending gue tidur aja deh masih 10 menit lagi bel masuk. Lumayan tidur sebentar" Esya pun tidur, hingga saat 3 menit lagi bel masuk berbunyi. Murid dikelasnya sudah pada berdatangan termasuk kedua sahabatnya.

"Anjir tadi gue kira Eca buru-buru ke kelas mau ke WC dulu malah tidur bocahnya" Kata Alina. Dia duduk di belakang Esya. Dan Lula dia disamping Esya.

"Sya woi!! Bangun bel udah mau bunyi!!" Kata Lula, karena Esya tidak bangun-bangun, terpaksa dia goyangkan badan Esya agar cepat bangun.

"Shh gila badannya panas" Ujar Lula saat dia menyentuh tubuh Esya dia langsung merasakan hawa panas.

Alina langsung mengecek kening Esya, dan benar memang panas bahkan panas sekali. Mereka berdua panik. Dan tetap berusaha membangunkan Esya.

"Kayanya ni bocah bukan tidur tapi pingsan deh" Panik Lula.

"WOI KETUA KELAS BANTU BOPONG ESYA KE UKS DIA PINGSAN" Teriak Alina hingga semua siswa melihat kearah mereka bertiga.

"Woi BURU!!!" Bentak Lula, dia takut sahabatnya kenapa-kenapa.

Lalu Gilang selaku ketua kelas dia mengangkat Esya dengan bridal style menuju ke UKS dengan diikuti Alina dan Lula. Karena bel masuk berbunyi, sehingga banyak siswa yang melihat itu.

Itu si Esya kenapa?

Dia pingsan ga si?

Alah palingan caper doang dia mah

Bener paling caper

Apa karena tadi abis dilabrak Gea dia langsung kena mental

Kayanya iya si bener

Hahaha kena mental tuh anak

Gilang mendengar itu semua, dia ingin marah karena Esya memang benar-benar sakit bukan caper atau apa. Karena dia merasakan panas pada tangannya yang membopong tubuh Esya.

Sesampainya di UKS Esya langsung ditangani oleh dokter yang berjaga.

***

Kabar mengenai Esya pingsan meluas hingga ke telinga Arga and friends. Mereka masih berada di kantin.

"Woi tadi gue denger katanya si Esya pingsan. Dia dibawa ke UKS" Kata Arsen, dia dengar dari anak kelas 10. Lebih tepatnya nguping.

"What? Beneran?!" Kaget Bumi. Tentu saja dia kaget karena sejak kenal Esya dari bangku SMP dia belum pernah sekali dengar Esya masuk UKS bahkan pingsan.

"Iyalah gue tadi gak sengaja nguping pas beli minum hehe"

"Mau kemana lo?" Tanya William pada Bumi. Dia melihat Bumi beranjak.

Bumi menengok, "Gue mau jenguk Esya"

Melihat Bumi telah pergi, membuat ketiganya bingung.

"Bumi ada something kah sama Esya?" Kata Arsen.

"Gue gak tau, kayanya dia suka deh sama Esya" Balas William. Dia menerka-nerka.

"Menurut lo gimana bos?" Tanya Arsen dan diangguki William. Bukannya menjawab Arga pergi begitu saja.

"Anjir si bos, main pergi2 aja" Kesal William lalu mereka berdua menyusul Arga.

***

Di UKS Esya sedang tertidur, tadi dia sempat meminum obat pereda panas dan sakit kepalanya. Saat tertidur Bumi telah berada di samping Esya dia hanya melihat.

Bumi tau, dia sejak dulu sudah suka Esya bahkan cinta pandangan pertama lebih tepatnya. Tetapi ketika dulu melihat hubungan antara Esya dan Arga dia merasa untuk tidak confes jadi dia memilih diam-diam.

Hingga saat kejadian itu, Bumi percaya pada Esya kalau bukan Esya pelakunya. Karena dia sejak bertemu dengan Salsa dia merasa mempunyai feeling yang buruk mengenai Salsa.

Hingga saat Esya mengalami pembullyan Bumi hanya bisa menolong dari jauh melewati orang lain. Dan pastinya hanya dia yang tau dan orang yang dia libatkan.

"Gue harap lo bahagia selalu Sya, seperti saat ini" Gumam Bumi setelah itu dia pergi dari sana karena bel telah berbunyi 5 menit yang lalu.

"Eughhh gue tidur berapa lama? Berat banget pala gue" Esya berniat untuk duduk tetapi badannya lemas sekali.

Tetapi bukan Esya namanya jika tidak keras kepala, dia memaksa untuk duduk. Dan melihat jam ternyata tinggal 1 jam pelajaran lagi untuk bel istirahat ke-2.

Karena sudah merasa lebih baik, dia beranjak untuk keluar UKS dia ingin ke taman belakang karena disana suasana tenang.

Setibanya di taman belakang, Esya duduk di bangku yang tersedia. Jadi ditaman belakang sekolah, ada 1 pohon besar dan 1 bangku panjang cukup untuk 3 orang dan 2 bangku single terbuat dari kayu.

Memejamkan mata menikmati angin, Esya tidak sadar kalau ada seseorang mendekati dirinya. Orang tersebut duduk disebelah Esya, dan mengamati ciptaan Tuhan disampingnya.

"Andai aja hidup gue setenang ini, gue bakal bahagia banget" ucap Esya. Saat berada di tempat sepi dan tenang Esya merasakan perasaan yang sangat-sangat tenang seolah dia tidak memiliki beban masalah satu pun.

"Mending sekarang gue fokus cari cogan sama hambur-hamburin uang ayah. Kan cowo bukan cuma Arga aja, banyak yang lebih ganteng dari dia. Lagian bisa-bisanya Esya dulu naksir sama modelan cowo begitu, gelay banget" Ujar Esya lalu dia membuka mata. Menyadari ada yang memperhatikannya, Esya menoleh kesamping.

"AAAAAAAA SETAN!!!!" Teriak Esya sontak menutup matanya.

***

Happy Reading semuanyaaa
Sorry baru up lagi, insyaallah kedepannya bakal sering up
Thank you yang sudah baca
Lope sekebon dari Mumu sang author abal-abal😘

7mar24

From Ghesya To EsyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang