PROLOG

132 6 0
                                    

"AURELL MET PAGII!!!" sapa Dewi sambil melambaikan tangan nya berjalan masuk ke dalam kelas lalu mendudukkan bokong nya di kursi sebelah Aurel, menaruh sembarang kunci motor miliknya.

Mereka duduk sebangku dan akan selalu seperti itu, bahkan saat ujian keduanya tetap tidak terpisahkan, mereka satu ruangan dan Dewi duduk tepat di belakang Aurel.

"Lo kok lemes banget sih! kenapa?" tanya Dewi kawatir

"Gue gak tidur semalem!"

"Kok bisa?! emang lo ngapain? muasin om yang mana?!" tanya Dewi bertubi tubi dan Aurel di buat kesal oleh pertanyaan diluar nalar nya.

PLETAKK

"AWWW!!!"

"Mampus!" Dewi memegangi jidat nya yang di jitak Aurel dengan kuat.

"Gue kemaren tuh marathon Boboiboy Galaxy!!" jelas Aurel pada sahabat nya itu.

"Again?" mata Dewi memicing tak suka.

"Sorry, but Boboiboy terlampau candu" ucap Aurel santay.

"Tapi yah jangan sampe gak tidur juga! kesehatan lo itu harus di jaga apalagi bentar lagi mau ulangan, lo juga atlet paskib kan? Bla bla bla bla bla" oceh Dewi tiada henti.

"Iya bawel!"

"Lo tuh kalo di nasehatin bla bla bla" Aurel mengaktifkan earphone yang sudah bertengger di telingany. Dewi yang sibuk mengomel tidak tau kalau Aurel sama sekali tidak mendengarkan sebab earphone nya tertutup kerudung sekolah.

"Dew"

"Hm?"

"Ayo nanti pulang sekolah main ke rumah gue yuk?" Aurel meletakkan handphone nya di atas meja lalu menatap teman nya memelas.

"Ngapain? emang lo ga latihan paskib?"

"Latihan nya libur, gue mau main ps sama lo sekalian marathon Boboiboy" ujar Aurel sambil menyatukan kedua telapak tangannya tanda memohon.

"Iya deh.."

"Yess!!!"



"Ish laptop gue rusak apa gimana sih?" Aurel memukul mukul layar laptop nya yang menjeda sendiri ketika sedang memutar kartun Boboiboy.

"Udahlah rel.. biarin aja, kita bisa ngelakuin hal yang lain" ujar Dewi yang duduk santai di atas ranjang Aurel, ia sangat jengah melihat Aurel yang sibuk mengomeli benda mati di genggamannya.

"Ishh!! mana boleh gitu!"

"Yaudah, pake laptop gue aja" Dewi mulai mengeluarkan laptopnya yang berada di dalam tas sekolah.

"Hihh!! dari tadi kek!!" Aurel yang geram lantas mencubit pipi Dewi gemas.

"Ya maap.. EH!! AUREL KOK LAPTOP LO NGELUARIN CAHAYA SIH?!" pekik Dewi terkejut dengan telunjuknya mengarah pada laptop Aurel yang mengeluarkan cahaya aneh.

"Tenang.. biar gue periksa" Aurel langsung mendekati laptopnya lalu memperhatikan laptop itu dengan seksama.

"Gak ada apa ap-" belum sempat menyelesaikan ucapan nya Aurel langsung tersedot cahaya di dalam laptop.

"AURELL!!" Dewi berlari hendak meraih tubuh Aurel namun naas ia juga tertarik ke dalam cahaya misterius itu

"AAAAAAAAAAA"

•••

"Jaga kedua adik mu Aurel!"

"Jadilah contoh yang baik untuk mereka, ingat! kau adalah anak sulung!"

"B-baik ayah"

"Tcih, kenapa anak sulung ku harus perempuan!"

"Maaf ayah"

"Tidak berguna"

•••

"Dewi, kamu harus menjadi penengah diantara kakak dan adikmu yah sayang.."

"Sayangilah mereka dengan segenap ragamu, paham putri kecil ayah?"

"Iya ayah, Dewi paham!"

"Haha.. itu baru putri ayah, kemarilah dan peluk ayah mu ini"

"Ayah! Dewi sayang ayah!"

"Ayah juga"



"Hoshh.. hoshh... hoshh"

"Udah bangun?" Dewi mendongak melihat sahabatnya duduk di bangku kereta bersama dengannya, berhadap hadapan.

"Kita dimana?" tanya Dewi kebingungan.

"Dunia Boboiboy, and dari mana gue tau.. karena dia ada di sebelah lo" ujar Aurel sambil menunjukan Boboiboy yang tertidur pulas dengan memeluk pinggang Dewi.

"Lo ada dapet ingatan dari tubuh ini ga?" kedua alis Dewi mengerut mendengar pertanyaan dari Aurel

"I-iya"

"Gue juga udah cari tau tadi-" belum sempat menyelesaikan ucapannya Dewi memotong ucapan Aurel dengan pertanyaan.

"Cari tau apa?"

"Ck! kita ada dalam alur Boboiboy musim ke dua, karena gue liat ni anak udah pakek jam kuasa elemental" jelas Aurel.

"Tu-tunggu! gue dapet ingatan lagi! ughh.." kepala Dewi nyeri karena hantaman ingatan yang berdatangan.

"Jadii... lo adalah anak sulung sedangkan gue adalah anak kedua dari pasangan suami istri Amato dan Mara, kakak dari tokoh utama Boboiboy, kita disini buat pindah bareng Boboiboy di rumah tok Aba" jelas Dewi, ia menyingkat nya sehingga intinya saja yang ia sampaikan.

"Hadehh.. kenapa kudu gue yang jadi anak sulung sihh!! mana dalam ingatan gue si amato brengsek itu ketus banget sama gue, kayak pilih kasih gitu anjir!" cerocos Aurel kesal.

"Untung gue putri kecil ayah" ucap Dewi dengan wajah menyebalkan.

"Engghhh.. akakk.."

"Eh Boboiboy, tidur lagi ya.." Dewi refleks menepuk nepuk tubuh mungil adiknya yang masih duduk di bangku kelas lima sekolah dasar.

Ding.. Ding.. Ding..

"Lima menit lagi kereta apa sampai pada pemberhentian terakhir, dimohon untuk mengecek kembali barang barang supaya tidak tertinggal. Terimakasih"




TBC

𝐁𝐨𝐛𝐨𝐢𝐛𝐨𝐲 𝐛𝐢𝐠 𝐬𝐢𝐬𝐭𝐞𝐫'𝐬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang