CHAPTER 5

41 4 0
                                    


"APESAL AKAK KENE IKUT MAIN!" teriak Dewi marah.

"Ehehe sebab ying luka teruk kak" ucap Boboiboy kikuk.

"Haish!! tak nak!"

"Jom lah kak.." rengek Boboiboy.

"Tapi akak tak bise main bola lah Boboiboy" keluh Dewi.

"Tak ape, akak tak payah main betul betul biar Boboiboy saje yang cetak gol" ujar Boboiboy sombong.

"Terserah kau"

Permainan dimulai, Aurel melihat pertandingan dari bangku penonton.

Matanya tidak berhenti menatap Fang, sedangkan yang di tatap pun lantas menoleh, hingga tatapan mereka pun bertemu.

'Die lagi!' batin Fang terkejut.

"GOLL!!!"

"Hah?!" Fang lantas melotot tidak percaya lantaran Dewi dapat mencetak gol ketika ia sibuk membalas tatapan Aurel.

"Yey! jaya lah akak" puji Boboiboy .

"Ehehe bukan ape je tadi" ujar Dewi dengan senyuman penuh kesombongan.

'dasar.. padahal cuman beruntung ' batin Aurel yang sekarang menatap Dewi dengan malas.

Pertandingan terus berlanjut walaupun beberapa kali tim adu Du dan Fang bermain curang tapi tetap saja di akhir permainan tim Boboiboy lah pemenang nya.

"Selamat" ujar Aurel dengan senyuman lembut pada kedua adik nya.

"AAAA LO GA MAU PELUK GUE GITU!? GUE MENANG LHO.." teriak Dewi lantas merajuk karena merasa tidak puas dengan ucapan selamat dari Aurel.

"Ogah amat" sarkas Aurel lalu berjalan perlahan menuju Fang yang menatap dari kejauhan.

"Ini" Aurel menyodorkan kotak makan pada Fang.

"Awalnya aku buatkan ini untuk merayakan kemenangan mu, tapi ternyata kau kalah.. yasudah kita rayakan saja kekalahanmu ini" ucap Aurel sarkas.

Fang merasa tersinggung dengan ucapan Aurel yang kurang ajar menurut nya. "Aku taknak terima ape ape dari kau!" lalu melenggang pergi begitu saja.

"Ini donat lobak merah"

"YE KE?!" Fang lantas merebut paksa kotak makan itu lalu membukanya dengan tergesa gesa.

"UWAHH DONAT LOBAK MERAH!!"

'Hehe, untung si Dewi mau bantuin gue bikin ni donat' batin Aurel kesenangan.

"Sedap nye!"

"Mestilah.." ucap Aurel sombong.

"Jadi buat dia?" ucap Dewi yang tiba tiba muncul.

"HAHH?!! ISHH KAGET!!" bentak Aurel.

"Santai donk, lagian si.."

"Lo suka Fang ya?" bisik Dewi tiba tiba di telinga Aurel.

"ENAK AJA!"

"Lepastu, alesan kau kejutkan aku pagi pagi buta untuk bantu kau buat donat lobak merah ni ape?" tanya Dewi sambil berkacak pinggang.

"Aik? donat ni bukan buatan kau ke? tapi buatan die?" ucap Fang bertanya tanya.

"Iye.. die cuma tolong basuh pinggan je" ucap Dewi malas.

"APESAL KAU BAGI TAU DIE?!" teriak Aurel kesal.

"Ah ha? tak bole ye? haha kalau macamtu..... aku pergi dulu bay bay!" Dewi pun langsung ngibrit karena tidak ingin diamuk Aurel habis habisan.

"Aih apesal korang berdua ni duduk berjauhan??" ujar tok Aba bingung saat melihat Aurel yang memilih untuk duduk di sebelah kiri Boboiboy sedangkan Dewi si sebelah kanan Boboiboy sehingga tempat duduk mereka terpisah dengan Boboiboy sebagai pembatasnya ketika di meja makan.

Saat di kamar Dewi heran dengan tingkah laku Aurel yang tidak jelas menurutnya, ia menutup seluruh tubuhnya dengan selimut dan tidak mengajaknya bergosip sebelum tidur.

Biasanya Aurel akan bercerita panjang lebar mengenai aib orang begitu juga sebaliknya, atau mungkin rencana untuk kedepannya..

"Aurel.. lo udah tidur?"

"Hm"

"Lo kenapa si?"

"Gapapa"

"Kok lo cuekin gue gini?"

"Siapa yang cuekin lo"

"Yaudah gue minta maaf" Dewi menatap Aurel sambil menyadarkan tubuhnya di ranjang miliknya yang bersebrangan dengan milik Aurel.

"Buat?"

"Buat.. emm.."

"Tuh kan, lo aja gatau kesalahan lo! gue juga bisa kali kalo cuman sekedar minta maaf gitu doang!" sarkas Aurel

"Gue juga gatau kalo lo ga bilang apa kesalahan gue!" sahut Dewi tidak mau kalah

"Nah kan! lo aja gamau salah!" Aurel pun melenggang keluar meninggalkan Dewi di kamar seorang diri.

"Gak.. gak bisa!" Dewi pun langsung mengejar Aurel namun ia telah kehilangan jejak.

"Sial" umpatnya Dewi pun mengambil motornya Max di garasi untuk menjemput Aurel.

Setelah lama berputar-putar di jalanan Dewi menemukan Aurel yang sedang berdiri linglung di gang sempit.

Dewi pun langsung memarkirkan motornya lalu berjalan mendekat pada Aurel namun ketika Dewi mendekat Aurel langsung meninggalkan Dewi begitu saja tanpa sepatah kata.

Dewi refleks mengejar Aurel namun ia tersandung karena tali sandal nya putus, ia pun terjatuh dan dagunya menyambut kerasnya aspal yang kasar. Karena bunyi benturan yang sangat keras Aurel spontan menengok kebelakang, lalu ia menghampiri Dewi yang sedang kesakitan.

"Lo gapapa? kenapa lo ngejar gue?"

"MENURUT LO AJA ANJENG?!"

"Lagian siapa suruh"

"Lo kenapa si? ngambek gak jelas kayak gini?!" tanya Dewi dengan nada gusar lalu mengusap goresan di telapak tangan nya yang menciptakan sensasi perih.

"Ck! gue kesel.. kenapa lo bilang kalo lo yang bikin donat itu sedangkan gue cuman bagian cuci piring doang!" marah Aurel, wajahnya memerah padam karena emosinya yang tidak stabil.

Dewi terdiam, ia lantas menundukkan kepalanya sambil menyandarkan tubuhnya di tembok yang ada di gang sempit itu.

Walau ini hanya masalah sepele tapi jika menurut lawan bicaranya sebaliknya maka Dewi menghargainya.

Dewi mengangkat kepalanya semula lalu tersenyum tipis. "Aku bener bener minta maaf sama kamu, aku janji gak bakal aku ulangi lagi, lagian.. kamu ga bilang sih kalo itu spesial buat kamu"

Aurel termangu dengan gaya bahasa Dewi yang tiba tiba berubah, baru kali ini setelah sekian lama berteman ia mendengar Dewi menggunakan 'Aku Kamu' saat berbicara.

KLONTANG

Belum sempat Aurel menjawab permintaan maaf dari Dewi, mereka berdua di kejutkan oleh sesuatu yang jatuh dari tong sampah.

"SIAPA?!"

"ASTAGA?!"






TBC
JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT
TERIMAKASIH❤

𝐁𝐨𝐛𝐨𝐢𝐛𝐨𝐲 𝐛𝐢𝐠 𝐬𝐢𝐬𝐭𝐞𝐫'𝐬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang