CHAPTER 4

45 4 5
                                    

Aurel berjalan ke arah Fang dengan wajah marah dan tanpa ba-bi-bu sengaja menjewer telinga nya tanpa belas kasih.

"Adoi.!!! adoi.!! kau ni apesal haa!!" Ujar Fang dengan kesakitan.

"Kau tu yang kenape? dah sore nih masih je pakai seragam sekolah" omel Aurel pada Fang setelah melepaskan jeweran nya.

Sungguh Aurel saja tak pernah bersikap seperti ini pada Boboiboy tapi ntah kenapa dia jadi risih saat melihat Fang yang tidak mengganti baju.

"Urusan ku lah, apesal kau kesah ni, lagipun.. kau ni siape?!" ujar Fang yang juga mulai nyolot.

"Aih sudahlah! ni untuk kau" ujar Aurel sembari menyerahkan sekaleng soda pada Fang.

Bukan nya menerima Fang hanya menatap nya lalu pergi meninggalkan Aurel begitu saja.

Melihat itu dengan kesal Aurel mengejarnya dan menabok kepala Fang dari belakang lalu berjalan di samping nya.

"Ck ayolah Fang terima je ni" bujuk Aurel pada Fang masih menyodorkan sekaleng soda itu padanya.

"Macamana kau tau nama ku nih! haish tak nak lahh" ujar Fang enggan menerima soda itu sambil mengelus kepalanya yang cenat cenut akibat tabokan Aurel yang bukan main sakitnya.

"Kalau kau terima nanti ku buatkan donat lobak merah" ujar Aurel sambil tersenyum miring.

'Padahal gue gak bisa masak ataupun bikin kue' batin Aurel.

Mendengar itu Fang yang tadi Hendak meninggalkan Aurel pergi segera menatap Aurel dengan mata berbinar.

"Betol ni?!!!" Tanya Fang dengan antusias.

"Iyee nanti ku buatkan untuk kau" ujar Aurel dengan senyuman sombong.

"Tapi terima soda ini dulu " ujar Aurel kembali menyodorkan kaleng soda itu padanya.

Dengan cepat fang menerima nya dan membuka nya lalu meminumnya setengah.

Aurel yang melihat itu lantas meringis, kalau Dewi ada disitu pasti ia akan mengamuk lantaran perbuatan Aurel yang sembrono, ia yakin bahwa Dewi akan mengomel karena tidak baik untuk anak dibawah umur meminum soda.

"Kau ni kenape tak pulang, matahari dah nak tenggelam tau!" tanya Aurel saat keduanya kembali berjalan bersama.

"Aku habis jalan jalan lah sengaja nak hilangkan penat"

"Kau tinggal sendiri ke kat sini?" tanya Aurel sembari melirik pada Fang

"Iyelah! kalau tak sendiri lalu mau sama siape lagi?" sahut Fang malas

"Kalau gitu mulai sekarang kau dah tak sendiri lagi Fang, kau boleh anggap aku keluarga kau" ujar Aurel yang berhenti dan tersenyum licik pada Fang namun segera ia samarkan dengan senyuman yang manis hingga Fang terlena karena senyuman yang Aurel berikan.

Mendengar perkataan Aurel, Fang seketika terdiam namun bisa dilihat dirinya menatap Aurel sedikit terkejut.

"Ade ade je kau ni, dasar aneh" ujar Fang yang seketika pergi melewati Aurel meninggalkan nya.

"Kejap!! aku Aurel, kalau kau ade ape ape hubungi nomor ini" ucap Aurel sambil menyodorkan kertas berisi nomor telepon nya.

Fang pun menerima kertas itu dengan ragu lalu melirik ke arah Aurel curiga.

"KALAU BEGITU SAMPAI JUMPE BESOK YE ADIKK" teriak Aurel sembari melambaikan tangan nya pada Fang yang menjauh darinya.

Setelah nya segera Aurel berjalan pulang dengan senyuman bahagia.

"Tck! ape nih! kenape die tiba tiba macam ni?!" monolog Fang frustasi melihat punggung Aurel yang semakin menjauh.

"Kenape aku rase.. nyaman.." Fang menatap langit sendu, pikiranya berkecamuk. Otaknya terus memutar memori tentang Kaizo yang notabennya adalah abang kandungnya.

"Hmm, dah balek.. macamana? seronok?" tanya Dewi, ada sedikit nada sindiran pada Aurel.

"Pulang jam 11 malem.. padahal? besok sekolah.." Dewi mengelus kepalanya Boboiboy yang tertidur di pahanya sambil memeluk perut ratanya.

"Kamu ngapain aja tadi?" tanya Dewi sambil memicingkan matanya.

"Aku gak kemana mana cuman cari angin doang" elak Aurel.

"Hm? pintar juga.. alesannya"

Aurel lantas terkejut, ia langsung mendudukkan tubuhnya di sofa sebelah Dewi, mau tak mau ia harus berkata yang sejujur jujurnya.

"Ooo.. terus?"

"Terus apa?" balas Aurel lemas.

"Emang kamu bisa bikin donat wortel itu?" tanya Dewi dengan nada malas.

"Gak bisa.. bantuin ya.. please!!"

"Boleh"

"Seserius?"

"Yap" Dewi pun langsung menggendong Boboiboy ala koala lalu berjalan menuju kamar adiknya meninggalkan Aurel disana sendirian.

Dewi menurunkan adiknya perlahan lalu mengecup singkat kening Boboiboy lalu mengusap wajahnya penuh kasih sayang.

Sedari dulu, bahkan di kehidupan sebelumnya Dew sangat ingin seorang adik terutama adik laki laki, itu sebabnya ia sangat sayang dan tulus pada Boboiboy.

Ia berjanji akan melindungi Boboiboy dan akan menjadi kakak yang baik untuk adiknya.

Dewi hendak berjalan keluar tetapi Boboiboy mencengkalnya. "Akak.. meh lah temani Boboiboy tidur" Boboiboy memeluk pinggang Dewi erat tidak ingin akak nya itu kemana mana.

"Hmm.. yelahh" Dewi lantas membaringkan tubuhnya di sebelah Boboiboy lalu menepuk nepuk pelan pantat adiknya supaya merasa nyaman.

Sementara itu di sisi Aurel.

"Ck! lagi lagi tidur sama Boboiboy!" ucap Aurel kesal lalu menatap ke arah jendela, ia terus menghitung bintang bintang di langit sampai rasa kantuk mulai mendominasinya.

Terkadang Aurel kesal karena Dewi terus menerus memanjakan Boboiboy karena alasan Boboiboy masih kecil juga kasian sebab ayah Boboiboy jarang menemui nya.

Bukan karena apa tapi.. ketika Dewi sudah bersama Boboiboy maka ia akan diabaikan dan tidak di ajak bicara sama sekali, Dewi akan terus menempeli Boboiboy dan begitu juga sebaliknya.

Jika benar benar butuh saja Dewi akan mengajak Aurel berbicara, tapi ketika urusan nya selesai Dewi akan kembali menempel pada Boboiboy, itulah sebabnya Aurel tidak suka Boboiboy.

Ia merasa Boboiboy telah merampas Dewi darinya.

"Dewi buruan!! lo lama amat si!"

"Sabar lah! gue belom pakek lip tint"

"Ish! lo tu mau sekolah atau kondangan si? tebel amat tu dempul" cerocos Aurel kesal.

"Iya iya ini udah! ayo berangkat" Dewi pun langsung menyambar kunci motor miliknya.

Ketika di perjalanan Aurel terus mengomel karena Dewi itu sangat lama, mulai dari mandi, berpakaian, menata kerudung, menyiapkan buku, dan yang paling menyebalkan adalah ketika menunggu Dewi bersolek.

"Bacot lo!" umpat Dewi kesal.

"Kebiasaan lo njing kalo di bilangin batu udah gitu kasar lagi" ucap Aurel jengah.

Sesampainya di sekolah mereka langsung duduk di tempat duduk yang di tetapkan guru.

"Dew"

"Ya?" Dewi menoleh ke arah Aurel yang duduk di sebelahnya.

Yap, mereka sebangku lagi.

"Ini alur Boboiboy udah sampe mana?" tanya Aurel sambil menatap Dewi serius.

"Gatau, kayak nya udah sampe Fang nantangin Boboiboy deh"

"Nantangin bola?"

"Iya"

"Fiks! kita harus nonton!"

"APA?!"




TBC
JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT

𝐁𝐨𝐛𝐨𝐢𝐛𝐨𝐲 𝐛𝐢𝐠 𝐬𝐢𝐬𝐭𝐞𝐫'𝐬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang