Chapter 22

92.9K 6.3K 323
                                    

Jeng jeng jeng...

Upload nih hehe

Sabar menanti kelanjutannya ya karena mungkin akan ada waktu updatenya.

Lagi sibuk-sibuknya nih jadwal hehe

Makin kugantung nih wehehe

Sebar menanti kelanjutannya ya

Dan...

Selamat tahun Baru untuk kalian semua. Semoga di tahun ke depannya menjadi lebih baik dari tahun sebelumnya amin.

Semoga yang belum dapat jodoh segera didekatkan dengan jodohnya.

Sekali lagi selamat tahun Baru untuk kalian semua...

*-*-*

Gideon tengah menyandarkan tubuhnya ketika pintu terbuka lebar dengan kencang. Selama ini tak pernah ada yang mendobrak masuk ke dalam ruangannya dengan kurang ajar.

Hal itu benar-benar membuat Gideon terkejut dan menemukan Carls berdiri di sana dengan wajah pucatnya.

Pria itu baru saja disuruhnya untuk menjemput Ayra dan mengajak istrinya mampir ke cafetaria. Sampai Agnes pergi dari ruangannya.

Sejam yang lalu Gideon melihat Ayra menuju ke kantornya dan ia mendapatkan laporan dari Bob yang mengatakan jika mereka memang menuju kantornya.

Selama beberapa hari ini Gideon berusaha menjaga jarak pada Ayra. Bukan berarti dia marah dan menghindar.

Hanya saja Gideon tidak ingin terlalu menekannya. Mom memperingatinya untuk menekan Ayra walaupun mereka perlu bicara.

Ibunya itu memperingatinya jika tingkat stress ibu hamil trimester akhir sangatlah beresiko. Gideon tidak berniat mengambil resiko apapun yang mungkin akan membuat Ayra tertekan.

Setidaknya itu yang diinginkannya.

Namun melihat wajah pucat Carls. Debar jantung Gideon meningkat tajam dan langsung menegakkan tubuhnya.

"Mrs. Leviero terburu-buru pergi saat saya sampai di lantai ini. Seperti Mrs. Leviero berpapasan dengan Nona Wales"

Jawaban Carls menjawab ketakutan Gideon di susul dengan debar jantungnya yang berpacu kencang.

"Shit" maki Gideon yang langsung berdiri dari tempatnya dan berlari keluar.

Menuju lift dan menatap lift direksi yang meluncur turun dengan cepat. Melihat hal itu Gideon mengumpat kembali karena lift umum tidak kunjung naik kembali ke atas.

Hal bodoh jika dirinya berlarian di tangga menuju lobby yang berada di lantai 1. Gideon mengacak rambutnya kasar dan memaki beberapa kali.

Mungkin seharusnya ia tak mengambil resiko memanggil Agnes ke kantornya di jam rawan. Hanya saja Gideon tidak bisa terus meninggalkan Ayra dan mungkin membuat perempuan itu menaruh curiga.

Tapi ini apa... Sialan!

"Apakah Mrs. Leviero di antarkan Bob ? Anda bisa menghubunginya untuk menahan Mrs. Leviero. Saya akan mengabari resepsionis"

Gideon langsung mengeluarkan ponselnya dan menekan nomer Bob. Berharap pria itu akan segera menjawabnya saat ini juga.

Tatapan matanya langsung tertutup pada keterangan lift direksi yang menunjukkan Ayra telah sampai di lantai paling bawah.

Bahkan sebelum Bob ataupun pihak resepsionis menerima panggilan mereka.

"Shit... Shit... Shit..." Maki Gideon dengan menekan tombol lift.

Berharap jika lift akan segera naik dan Gideon sempat menyusul Ayra.

*-*-*

Ayra menatap perempuan yang duduk di depannya. Perempuan itu terlihat manis dan termasuk perempuan cantik walaupun hanya tersenyum sederhana.

Scandal of BillionaireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang