Bagian 3

4.8K 336 3
                                    

Bukan Gracia namanya jika tidak menjadi bulan-bulanan sang mama di pagi hari ini. Bagaimana tidak, anak sulungnya itu tidak pulang semalaman dan bahkan bolos sekolah.

Shania yang umurnya masih muda itu merasa semakin hari kerutan di wajahnya bertambah. Dan tentu saja penyebabnya adalah Gracia. Anaknya yang paling bandel.

"Mama capek banget Ge, tiap hari marah-marah mulu gara-gara kamu!! Sehari aja nggak bikin ulah bisa?!"

"Maaf ma.."

Gracia hanya berdiri dan menunduk sambil memainkan jarinya. Dia yang baru sampai di depan pintu langsung dijegat mamanya. Dan ini terhitung setengah jam lamanya dia berdiri mendengar suara lengkingan mamanya yang menusuk telinga.

"Kalo main itu ingat pulang!! Atau udah nggak mau tinggal di sini lagi? Iya?!"

Gracia menggeleng cepat. "Nggak, ma!! Gege minta maaf! Semalam Gege ketiduran!" Alibinya.

"Ketiduran dimana?! Ara aja tadi nelpon mama pagi-pagi nyariin kamu! Berarti semalam kamu nggak bareng teman-teman kamu, kan?! Ayok ngaku kamu semalam kemana?!"

"Hmm.. semalam Gege nginap di rumah..." Gracia nampak berpikir mencari nama orang untuk dijadikan tumbalnya kali ini. "Di rumah Anin!! Iya, di rumah Anin!!"

Shania menyipitkan matanya. Nampak tak percaya dengan ucapan sang anak karena setahunya Gracia sangat jarang atau bahkan tidak pernah menginap di rumah sang tunangan.

"Tumben banget kamu nginap di rumah Anin? Bukannya kemarin kamu misuh-misuh buat batalin perjodohan sama dia? Kok sekarang udah main nginap aja?"

Pertanyaan itu sukses membuat Gracia gugup. Salah langkah ini mah! Tapi mau gimana lagi, Gracia duluan yang bawa-bawa nama Anin. Mau tidak mau harus terima konsekuensi.

"Engh.. kemarin Anin minta ditemenin soalnya mama sama papanya lagi di luar kota. Gege kasian aja makanya Gege temenin dia." Bohongnya lagi.

GAWATT!! GUE HARUS CEPET-CEPET NGASIH TAU ANIN BIAR MAMA NGGAK CURIGA!!! teriak Gracia dalam hati.

"Terus kenapa kamu nggak bilang sama mama?! Kebiasaan banget bikin orang tua khawatir! Papa kamu sampe keliling loh, nyariin kamu. Adek juga nyariin kakaknya yang nggak pulang-pulang semaleman!"

"Hehehe..hp Gege mati, ma! Nggak bawa charger juga."

Shania menggeleng pelan sambil menarik nafas dalam-dalam untuk meredam emosi. Kali ini dia memaafkan Gracia, tapi besok-besok nggak akan.

"Yaudah! Masuk, gih!! Awas aja besok begini lagi! Mama coret kamu dari KK!!" Ancamnya membuat Gracia mengangguk cepat.

"Iya, ma! Gege janji nggak bakalan ngulangin lagi! Sayang mama!!" Gracia mengecup pipi mamanya lalu berlari ke kamarnya. Ada hal yang harus dia selesaikan.

"Tinggal Anin nih, yang harus disumpel mulutnya! Sialan!"

****

Shani terus menatap nametag yang berada di tangannya. Seharian ini dia mengurung diri di kamar dan tidak masuk kantor. Ia terus memikirkan orang yang bersamanya semalam. Bahkan saking penasarannya, Shani membayar orang untuk mencari tahu sosok Gracia Tanuwijaya.

"Masa sih, dia perempuan? Nggak mungkin banget. Ya, iyalah. Orang jelas-jelas dia punya itu. Berarti laki-laki, kan? Tapi si Gracia ini siapaz ya? Kok bisa nametagnya ada di kasur? Atau jangan-jangan laki-laki semalam ada hubungannya dengan si Gracia ini?" Shani mulai menerka-nerka si pelaku. Hanya nametag itulah yang menjadi barang bukti. Dan Shani akan berusaha mendapatkan orang itu dan meminta pertanggung jawaban.

Tetangga Masa Gitu? (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang