Bagian 25

3.8K 358 13
                                    

Cuma mau bilang bab ini dan seterusnya mungkin akan terselip adegan² uwuw and mature. Yg nggk nyaman sama bacaannya boleh skip😊

.

Masalah Adel dan Ashel telah selesai. Kini pasangan Greshan sedang sibuk mengurus persiapan pernikahan yang sudah ada di depan mata. Baju pengantin telah dipesan, persiapan gedung dan semua pernak-pernik pernikahan pun hampir rampung.

Bukan hanya Shani yang gugup menghadapi hari H pernikahan, tetapi Gracia pun mengalami hal yang sama. Bahkan untuk tidur pun akhir-akhir ini Gracia tidak nyenyak. Hadirnya rasa gugup menghadapi pernikahan yang sakral dan menjadi sejarah hidup bagi setiap orang itu menghantui pikirannya.

Gracia mengira pernikahan itu pasti akan menyenangkan. Ternyata dugaannya salah total. Menyenangkan memang, tetapi rasa takut dan khawatir itu tiba-tiba menutupi semuanya. Bagaimana jika saat akad nanti Gracia pingsan? Atau saat mengucapkan janji sehidup semati bersama Shani nanti tiba-tiba angin ribut datang?

Pemikiran random itu muncul begitu saja membuat Gracia menjadi was-was.

Jika Gracia sibuk ber-overthinking hal yang aneh, Shani justru memikirkan kehidupannya setelah menikah. Apakah pernikahannya nanti bahagia? Apakah ia bisa menjadi istri sekaligus ibu yang baik untuk Gracia dan calon anaknya? Apalagi pertemuannya dengan Gracia yang terbilang singkat. Mereka belum terlalu mengenal satu sama lain.

Benar jika Shani sudah tahu apa yang Gracia suka dan tidak sukai. Benar jika Shani sudah hapal sikap Gracia luar dalam. Tetapi sikap seseorang bisa saja berubah. Apalagi Gracia merupakan anak remaja labil yang emosinya sering berubah-ubah.

Belum lagi pemikiran mereka yang bertolak belakang. Shani takut jika di tengah jalan mereka merasa tidak cocok hanya karena pemikiran mereka yang berbeda itu.

"Ci, aku tau apa yang cici pikirin. Aku juga takut, bahkan lebih takut dari yang cici kira. Aku baru aja naik kelas dua belas. Di umur aku yang masih muda ini aku udah punya tanggung jawab besar buat jagain cici, bahagiain cici dan adek bayi. Kalo cici juga sama takutnya kayak aku, pegang tangan aku ci. Kita hadapin itu sama-sama.

Aku mungkin nggak sempurna, tapi aku bakal berusaha ngimbangin cici dari segala hal. Cici tegur aku kalo ada salah, begitu juga sebaliknya. Aku nggak mau pernikahan tiba-tiba ini nantinya kandas di tengah jalan.
Aku pengen pernikahan kita langgeng sampe Shani dan Gracia hanya nama yang tertulis di pusara.

Mungkin aku lebih banyak mainnya daripada serius, tapi kalo masalah ini aku nggak akan pernah main-main, ci. Hidup sama cici rasanya bukan permainan anak-anak yang setelah bosan akan ditinggal. Kita bisa melengkapi dan menutupi kekurangan masing-masing. "

Di malam sebelum pernikahan mereka, sekali lagi Gracia berhasil meyakinkan Shani. Rasa takut dan keraguan itu perlahan menghilang. Shani tidak menyangka jika seorang Gracia yang tingkahnya masih kekanak-kanakan itu telah berpikir selayaknya orang dewasa.

Dan di malam itu pula Shani benar-benar memantapkan hatinya untuk menerima Gracia sebagai pasangan hidupnya. Semoga ucapan dan harapan mereka malam itu benar-benar terwujud.

****

Air mata Shani luruh saat Gracia telah mengucapkan kalimat sakral pada prosesi akad yang beberapa menit lalu berlangsung. Sekarang statusnya telah berubah. Bukan lagi Shani si jomblo akut, tetapi Shania Indiva Tanuwijaya. Istri sah Gracia Tanuwijaya.

Ia melirik Gracia yang saat ini sedang menghirup nafas lega. Tidak lama kemudian mereka saling bertukar pandang dan melempar senyum manis.

Shani menutup kedua matanya saat Gracia telah mendekatkan wajahnya. Tidak lama Shani merasakan benda kenyal yang menempel di keningnya.

Tetangga Masa Gitu? (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang