Bagian 31

3K 341 35
                                    

Gracia duduk merenung di sebuah taman yang saat ini sangat sepi pengunjung. Mungkin karena ini sudah sangat larut malam, baik orang hingga kendaraan pun tidak ada yang berlalu lalang. Gracia yang tidak bisa tidur memutuskan untuk mencari angin segar di luar dengan mengendarai motornya.

Gracia ingin menenangkan diri dari semua masalah yang ia hadapi. Namun siapa sangka disaat ia sedang ingin sendiri, tiba-tiba seseorang datang dan ikut bergabung di sampingnya yang sedang duduk di bench taman.

"Ternyata beneran kamu, Gre! Kamu ngapain di sini sendirian?!"

Gracia begitu terkejut saat melihat Anin yang entah darimana datangnya tiba-tiba sudah berada di sampingnya.

"Lo ngapain di sini?! Dan kenapa lo bisa kesini sendiri?!" Tanya Gracia dengan nada ketus.

"Hehe..aku ngagetin kamu, ya? Tadi aku lagi keluar beli makan, terus pas aku mau pulang tiba-tiba liat orang yang mirip kamu makanya aku kesini. Dan ternyata emang beneran kamu." Jawab Anin santai.

Gracia menghembuskan nafas kasar. Niatnya ingin menyendiri kini sirna saat kedatangan Anin. Gracia hendak beranjak untuk meninggalkan Anin, namun wanita itu menahannya.

"Ih jangan pergi dulu, Gre! Aku mau ngobrol bentar doang! Lagian kita udah lama kan, nggak ketemu."

Gracia mencebik kesal dan dengan terpaksa kembali mendudukkan bokongnya di bench. Anin tersenyum senang karena akhirnya memiliki waktu berbincang dengan Gracia setelah sekian lamanya mereka tidak bertemu.

"Lo mau ngomong apa? Gue nggak punya banyak waktu buat ladenin Lo." Ucap Gracia cuek.

"Gimana kabar kamu, Gre?" Tanya Anin mulai membuka percakapan.

"Seperti yang lo liat."

"Aku senang kamu baik-baik aja. Aku turut berduka ya, karna kemarin istri kamu keguguran. Kamu pasti sedih banget. Aku selalu berdoa yang terbaik buat keluarga kecil kamu."

Gracia menatap sengit Anin yang saat ini tersenyum tipis dengan tatapan lurus ke depan.

"Siapa yang ngasih tau lo soal itu?!"

"Apa sih yang nggak aku tau tentang kamu?"

"Nin, stop kayak gini! Gue nggak suka! Berhenti ganggu gue karna sampe kapan pun gue nggak akan pernah ngelirik lo!"

"Aku tau, Gre. Aku juga sadar diri karna perempuan yang sangat kamu cintai itu Shani, kan? Tapi apa kamu lupa?" Anin menatap sendu Gracia.

"Aku pernah bilang kan, sama kamu kalo aku akan terus nungguin kamu. Kalo kamu nggak bahagia sama dia, datang sama aku. Aku udah iklhasin kamu nikah sama dia. Aku juga senang dan bahagia kalo kamu bahagia sama pilihan kamu. Tapi kalo seandainya dia nyakitin kamu, aku yang akan maju paling depan buat bela kamu dan ngerebut kamu dari dia." Ungkapnya lirih.

Gracia mengalihkan pandangannya. Ia sangat membenci Anin karena ia terlalu baik dan itu sangat berbahaya. Gracia tidak boleh jatuh dalam perangkapnya.

"Kenapa lo sampe segitunya? Banyak yang lebih baik dari gue, Nin! Lo cantik, laki-laki di luar sana pasti mau sama lo."

"Tapi nggak ada yang senyaman kamu, Gre. Aku udah coba buat dekat sama yang lain, tapi nggak ada satu pun yang bisa bikin aku nyaman dan bahagia kecuali sama kamu. Bahkan mungkin seribu laki-laki yang datang ke rumah buat lamar aku, aku pasti milihnya kamu. Nggak usah khawatir, aku nggak akan ngerebut kamu dari Shani. Aku udah janji sama diri aku sendiri untuk tidak menggangu kebahagiaan kamu. Dan aku juga janji sama diri aku sendiri buat selalu jaga hati ini buat kamu. Karna menurut aku, sekali kamu tetap kamu Gre, pemenangnya."

Gracia bungkam dan tidak berani menatap Anin. Sejujurnya ia tidak menyangka jika Anin begitu tulus mencintainya. Entah apa yang telah ia lakukan hingga membuat Anin tidak pernah berpaling dari dirinya yang jelas-jelas telah menorehkan luka yang begitu dalam.

Tetangga Masa Gitu? (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang