Bagian 12

3.8K 377 31
                                    

Gracia menggigit bibirnya sendiri ketika Adel menceritakan semua kejadian yang terjadi semalam.

"Ci Shani keren banget loh! Selain jago berenang, ci Shani juga jago balikin kesadaran cici! Buktinya cuma nempelin bibir doang cici udah sadar!" Seru Adel begitu polosnya membayangkan bagaimana Shani memberikan nafas buatan untuk Gracia. Walaupun mungkin pemikiran Adel lebih dewasa, namun hal yang berbau keintiman masih belum mengontaminasi otaknya.

"Maksudnya nafas buatan, Del?! Gilaaa!! Kenapa gue nggak rasa?! Kan, lumayan!!" Gracia mengacak rambutnya sendiri. Merasa kecewa karena semalam dia melewatkan banyak hal.

"Nggak tau namanya apa intinya bibir ci Shani sama bibir Cici ketemu!"

"Weh hoki setahun sekali gue kepake cuy!!" Girang Gracia.

Sekesal apapun ia dengan Shani atas sikapnya selama ini, Gracia tidak bisa menampik bahwa wanita itu sangat cantik dan sempurna di matanya.

Dah dua kali gue ngelakuin sesuatu yang enak-enak ama ci Shani tapi guenya nggak sadar! Bisa diulang nggak, sih?!

"Udah, sekarang cici istirahat lagi aja. Mama sama papa mungkin datengnya siang. Tadi mereka nelpon. Tapi Dedel nggak ngasih tau keadaan Cici. Takutnya mereka khawatir lagi."

"Iya, nggak papa. Cici juga udah baikan kok. Cici mau mandi dulu deh. Kamu udah sarapan belom? Ci Shani udah dateng?"

"Belom. Ci Shani pagi-pagi udah pergi sama temannya ke kantor. Nggak sempat buatin kita sarapan. Aku juga liatnya mereka lagi buru-buru gitu."

"Ya udah, nggak papa. Nanti selesai mandi Cici buatin kita sarapan."

"Iya, ci."

****

Sejak kedatangan Shania dan Boby, suasana rumah yang selama seminggu ini tidak seriuh biasanya mendadak kembali ke peraturan semula. Adel dan Gracia yang memperebutkan oleh-oleh sementara Shania misuh-misuh akibat ulah anak-anaknya.

Boby? Mungkin cuma dia orang yang waras di rumah itu.

"GRACIA!! DEDELL!! KALO KALIAN NGGAK BERHENTI, MAMA BUANG YAK ITU BAJU-BAJUNYA!!" Ancam Shania yang sukses membuat kedua anaknya berhenti.

"Jangan dong, ma! Lagian ini baju aku tau bukan bajunya cici!" Adu Adel.

"Mana ada!! Ini baju cici, Del!! Liat tuh, size-nya aja gede! Baju kamu yang di sana tuh!" Tunjuk Gracia pada beberapa tumpukan baju yang masih tersegel dalam plastik.

Adel pun mengalah daripada perdebatan ini berkelanjutan dan berakhir mendapat amukan dari mamanya. Adel memang definisi Boby versi cewek.

"Iya deh, terserah cici!"

Mereka kemudian melanjutkan acara unboxing oleh-oleh.

"Kamu ya Gre, giliran oleh-oleh aja nomor satu, sekolah nomor terakhir! Baru juga mama tinggalin sebentar udah buat ulah aja! Kalo kemarin mama nggak janji beliin oleh-oleh buat kalian, mama nggak bakalan beliin buat kamu! Awas aja kalo sampe kamu kena skors lagi. Mama kirim kamu ke asrama!"

"Iya, deh. Janji nggak bakalan nakal lagi!"

"Basi! Mama udah bosen dengernya!" Shani kemudian menatap Adel. "Shani mana, Del? Dari tadi mama liat nggak ada." Tanyanya.

"Kantor, ma. Pagi-pagi buta ci Shani udah pergi sama temennya." Jawab Adel.

"Oh, yaudah."

Sampai malam harinya Shania terus menunggu kepulangan Shani. Ia berencana memberikan hadiah sebagai bentuk terima kasihnya karena telah merawat kedua anak-anaknya yang jauh dari jangkauan.

Tetangga Masa Gitu? (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang