Bagian 23

3.6K 350 18
                                    

Saat ini Gracia sedang merayakan masa lajangnya yang sebentar lagi akan berganti status menjadi milik orang. Bersama dengan ketiga curut kesayangannya, Gracia rela memborong semua makanan di warung langganan mereka yang tidak jauh dari sekolah.

Kali ini keempatnya sepakat untuk bolos di mata pelajaran ekonomi yang tentunya paling mereka benci.

"Wedeh soib gue bentar lagi nikah! Turut bahagia gue, Gre!" Olla merangkul pundak Gracia yang dimana gadis itu sedang seru-serunya bermain game bersama Ara dan Oniel.

"Yoi! Ra, bantuin gue lah! Jangan diliatin aja! Niiel, itu lordnya ambil mumpung kita lagi war nih!" Seru Gracia yang fokus pada permainannya.

"Sabar elah! Tahan aja dulu!" Balas Oniel.

"Gre, di belakang lo ada musuh dua orang! Mundur dulu cepetan!" Heboh Ara.

"Ah, lo betiga nggak asik! Dari tadi gue dikacangin!" Sebal Olla.

"Lagian lo tadi diajak mabar nggak mau!" Balas Ara tidak mau kalah.

Olla mendengus kesal dan memilih untuk melanjutkan acara makannya yang sempat terhenti.

Sementara itu dari kejauhan nampak seseorang tengah memperhatikan keempat anak manusia itu, terutama Gracia. Ia sedang bergulat dengan pikirannya untuk menemui Gracia atau tidak. Sejak tadi ia memang mengikuti kemana pun Gracia pergi.

"Aku harus temuin Gracia!" Finalnya. Ia pun bergegas mendekati Gracia yang sedang asik bersama sahabatnya.

"Gre." Panggilnya membuat semua orang menoleh termasuk Gracia. Wajahnya nampak tak suka saat melihat wanita yang selama ini ia jauhi tiba-tiba saja sudah ada di hadapannya.

"Ngapain lo kesini?!" Ketus Gracia.

"Aku mau ngomong sama kamu, Gre!" Lirihnya.

"Nggak ada yang perlu diomongin. Kita udah selesai, Nin!"

Anin menggeleng pelan lalu menarik tangan Gracia namun ditepis langsung oleh sang empu. Gracia menatap Anin dengan tajam namun wanita itu seolah tidak peduli dengan tatapannya.

"Aku mohon, Gre!" Pintanya dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Ck! Batu banget jadi orang!" Kesal Gracia namun ia pun mengalah dan mengikuti kemauan Anin. "La, mainin punya gue dulu nih! Gue mau ngomong sama Anin bentar." Ucapnya sambil menyodorkan hp nya kepada Olla.

"Sip!"

Gracia pun menarik Anin untuk menjauh dan mencari tempat yang sepi untuk berbicara empat mata.

"Lo mau ngomong apa?" Gracia menatap Anin dengan datar.

"Gre, apa nggak ada kesempatan lagi buat kita sama-sama?"

"Ya, nggak ada lah! Sejak bokap lo mutusin pertunangan kita, mustahil kita bakal sama-sama!"

"Tapi aku masih cinta sama kamu, Gre! Kasih aku kesempatan!"

"Udahlah, Nin. Percuma lo ngemis-ngemis sama gue! Sampe kapan pun kita nggak bakal sama-sama! Dari awal gue juga nggak suka sama lo! So, berhenti ngejar-ngejar gue!"

"Pasti gara-gara perempuan itu kan?! Kamu jangan percaya sama dia! Pasti dia bohong! Anak yang di dalam kandungannya itu bisa jadi bukan anak kamu!"

Wajah Gracia memerah saat Anin menjelekkan Shani dan bahkan membawa-bawa calon anaknya.

"Jangan pernah bawa-bawa Shani dalam obrolan kita! Lo nggak tau apa-apa sialan! Sebelum gue benar-benar marah, mending lo pergi dari sini!" Gracia berbalik namun Anin menahannya.

"Sampai kapan pun aku tetap cinta sama kamu, Gre! Aku bakalan tunggu kamu. Kalo kamu nggak bahagia sama dia, balik ke aku. Aku di sini terus nungguin kamu." Anin berucap lirih.

Tetangga Masa Gitu? (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang