Bagian 11

3.8K 342 10
                                    

"Janji ya, main kesini lagi? Nanti aku beli mainan baru biar bisa main bareng-bareng sama mumuchang!" Adel mengusap rambut Muthe ketika anak kecil dalam gendongan Shani terlihat sedih saat hendak meninggalkan rumahnya.

"Iya, abang. Nanti adek kesini lagi. Pokok na onty halus seling bawa adek kesini! Adek mau main sama abang-abang adek!" Rengeknya pada Shani.

Hanya dalam semalam Muthe menjadi sayang dengan kedua abangnya alias Gracia dan Adel. Walaupun sempat terjadi drama ambek-ambekan diantara mereka. Shani cukup takjub dengan duo bersaudara di depannya yang sanggup membuat Muthe nyaman dalam waktu singkat.

"Iya, sayang. Nanti onty ajak adek kesini lagi. Dah, ya. Kita pulang. Mama udah kangen adek, tuh!"

"Lain kali rusakin mainan gue lagi ya, cil." Tiba-tiba Gracia berceletuk membuat Shani menatapnya sengit.

"Ingat ya, Gracia. Hari ini nggak ada main-main lagi. Kamu fokus belajar! Saya mungkin agak maleman datengnya karna harus mampir ke rumah orang tua dulu. Jagain Adel, jangan sibuk sama diri sendiri. Kamu tuh kakaknya tapi justru Adel yang jagain kamu. Gimana sih?"

"Iya, iya. Cici bawelnya kumat!"

"Ya udah, saya pergi dulu. Jaga rumah baik-baik."

"Iya, ci."

Setelah kepergian Shani itu Gracia pikir hidupnya tenang untuk sementara. Namun bukannya tenang, salah satu pengganggu hidup Gracia itu datang saat mobil Shani baru saja pergi.

Siapa lagi kalau bukan tunangannya alias Anindya. Wanita yang setiap hari merusuh dalam hidupnya itu datang dengan membawa beberapa bag di tangannya.

"Gre!!"

Gracia hanya menatap Anin dengan malas. Bukannya menyambut, Gracia justru meninggalkan Anin dan memilih ke kamarnya.

"Ish kok ditinggalin sih, akunya?! Gracia!!" Panggil Anin. "Eh, Adel ini ada makanan sama buah, ada Snack juga. Kakak minta tolong buat simpen dalam kulkas, ya? Kakak mau susul Cici kamu dulu! Itu juga ada makanan kesukaan kamu. Kalo mau makan, makan aja sayang." Ucapnya pada Adel.

"Oke, kak. Serahin aja sama aku!" Adel mengambil bag dari tangan Anin lalu mulai menyusun makanan dan buahan yang dibeli. Sesekali matanya berbinar melihat ada beberapa snack favoritnya yang terselip diantara buah-buahan.

"Sayang banget sama kak Anin! Paling tau yang disukain adek iparnya. Luv u kak! Aku restuin kakak sama cici selalu!!"

Sementara itu Anin sudah berada di dalam kamar Gracia tetapi si pemilik kamar justru berada di dalam kamar mandi sambil menyetel musik dengan volume yang cukup keras.

"Kebiasaan banget deh, Gracia!" Dumelnya lalu duduk di kasur Gracia dengan wajah cemberut.

Beberapa menit berlalu namun Gracia tak kunjung keluar membuat Anin semakin kesal.

"Pasti dia sengaja lama-lamain di kamar mandi! Awas kamu, Gre!" Anin mendekati pintu kamar mandi untuk memeriksa Gracia. Dan ia tersadar bahwa pintu itu ternyata tidak terkunci bahkan tidak tertutup dengan rapat.

Alhasil sebuah ide muncul dalam otaknya.

"Oh, gitu cara main kamu? Sengaja ya, mancing aku?" Anin tersenyum licik lalu berjalan menuju pintu kamar Gracia untuk menguncinya rapat-rapat. Tidak lama kemudian Anin mulai membuka kancing kemejanya hingga seluruh pakaian di tubuhnya tanggal.

Kali ini Anin seperti bayi yang baru lahir tanpa memakai apapun. Dia berjalan ke arah kamar mandi lalu membuka pintu kemudian menutupnya membuat Gracia yang asik bernyanyi sambil menyabuni dirinya terkejut melihat kedatangan Anin.

Tetangga Masa Gitu? (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang