Bagian 16

3.8K 365 16
                                    

#Shani POV

Memiliki karir yang bagus adalah impianku sejak pertama kali papa mengenalkan apa itu dunia bisnis. Cita-cita ku ingin menjadi seorang dokter hewan mendadak sirna setelah aku melihat papa berdiri berpidato di depan banyak orang. Disanjung dan dihormati. Entah kenapa aku ingin seperti papa. Orang-orang menatapnya dengan kekaguman, bahkan setiap kegiatan yang papa lakukan menjadi daya tarik publik sejak perusahaan yang papa jalankan sukses besar.

Aku ingin seperti papa, pandai berbicara dan berpakaian modis. Sejak kecil papa memang menjadi kiblat hidup ku setelah mama. Satu-satunya laki-laki favoritku. Aku selalu menyisipkan doa saat tidur agar nantinya memiliki pasangan seperti papa.

Papa ganteng, gentleman, cerdas, bertanggung jawab, dan tentu saja pemikat hati perempuan termasuk mamaku. Sampai saat ini di usiaku yang hampir menginjak 28 tahun, aku belum menemukan laki-laki yang bisa menyaingi papa.

Awalnya aku bertanya apakah pemikiranku sangat egois jika harus mencari pasangan yang benar-benar mirip dengan seorang Deva Keenan Nasution, papaku? Karena aku sama sekali tidak nyaman bersama laki-laki kecuali dengan papaku seorang.

Namun pemikiran itu ku sampingkan karena menurutku papa tidak ada duanya. Keenan hanya satu, dan dia milik Veranda seorang walaupun aku masih ingin menemukan sosok papa di tubuh laki-laki lain.

Tapi apa aku salah jika menginginkan pasangan hidup yang perfect seperti di mimpi dan doa-doaku di masa kecil?

Mungkin saat ini menjadi pengusaha muda yang sukses seperti papa sudah bisa ku raih– walaupun tidak sesukses papa, tetapi memiliki pasangan yang sempurna seperti papa memiliki mama, aku belum bisa meraihnya. Aku belum bisa disebut penerus Deva Keenan Nasution yang memiliki karir dan percintaan yang seimbang, sama-sama sempurna.

Ku perhatikan kembali gadis kecil yang sedang tidur beralaskan pahaku. Gracia sama sekali bertolak belakang dengan papa, walaupun wajahnya cukup menawan.

Gracia tidak seperti papa yang bisa berpikir dewasa disegala suasana dan kondisi. Gracia tidak seperti papa yang berani bertanggung jawab atas semua tindakannya yang ia lakukan. Gracia tidak seperti papa yang bijaksana dan pandai mengambil keputusan.

Pemikiran Gracia yang labil pun bertolak belakang dengan pemikiran ku. Harus diakui jika Gracia sama sekali tidak masuk dalam list pasangan idaman seorang Shani Indiva Nasution. Apalagi jarak umur Kami yang cukup jauh. Bisa-bisa aku dikatai pedofil oleh orang-orang karena menikahi Gracia yang notabenenya masih duduk di bangku sekolah.

Sepertinya tuhan sengaja mengirimkan Gracia padaku sebagai bentuk hukuman karena aku selalu merendahkan laki-laki lain dan mendewakan papa dalam segala hal. Walaupun kenyataannya Gracia tidak sepenuhnya laki-laki.

Tuhan sengaja mempertemukan ku dengan Gracia agar aku tahu jika tidak semua kesempurnaan hidup harus aku dapatkan. Dan sekali lagi tuhan menyadarkan ku jika keinginanku untuk menjadi seperti mama tidak akan terwujud.

Mama menikahi papa atas dasar cinta sama cinta. Mereka dipertemukan di momen yang romantis dan menurutku terbaik jika aku di posisi mama. Papa melamar mama disaat semua orang menjauhi mama karena latar belakang keluarganya yang tidak jelas.

Walaupun awalnya restu orang tua menjadi benteng bagi kisah mereka, tapi papa selalu meyakinkan mama agar selalu bersama-sama melewati berbagai rintangan hingga akhirnya mereka disatukan oleh kekuatan cinta itu.

Dan disinilah aku, terjebak bersama Gracia tanpa adanya cinta diantara kami. Jika saja kejadian itu tidak terjadi, atau minimal makhluk kecil di dalam perutku ini tidak ada, mungkin aku bisa mencapai impian ku untuk menjadi papa versi perempuan.

Tetangga Masa Gitu? (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang