31

20.5K 1.4K 23
                                    

"Katanya mandi bareng dimalam pertama itu rasanya berbeda, jadi saya mau mencoba itu."ujar Alberio dengan santai, berbeda dengan Delvin yang deg deg an karena sekarang ia sedang telanjang!

"Mak-maksud lo? Ta-tadi kan gue bilang kalo mandinya gantian! Kenapa lo nyusul gue ke kamar mandi?"ujar Delvin dengan suara gugup miliknya saat melihat tubuh besar Alberio menghimpit tubuh kecil miliknya ke dinding kamar mandi yang terasa dingin, tangan itu menahan tubuh besar itu agar tak terlalu dekat dengannya sekarang, ia merasa takut dan juga kurang berani secara bersamaan! Sial! Keberaniannya langsung menciut begitu saja sekarang.

"Kamu lupa ingin malam apa? Atau pura-pura tak ingat? Semua pasangan yang baru menikah melakukan ini semua, termasuk saya dulu saat menikah pertama kalinya dengan mommynya Kaivan. Maka dari itu sekarang saya ingin mencobanya bersama dengan kamu, dengan seseorang yang saya cintai,"ujar Alberio dengan mencium Delvin perlahan, pemuda itu tersentak menerima serangan secara mendadak itu sebelum berusaha mengimbangi apa yang pria itu lakukan.

Ia tak ingin Alberio merasa kecewa saat mendengar itu semua, dirinya akan membuktikan jika ia bisa dan lebih baik dari mantan istri pria itu dulu. Ia ingin memberikan semua yang terbaik untuk Alberio, walaupun harus menahan rasa takut dan tak beraninya sekarang. Sekuat apapun ia menolak pasti ini semua akan tetap terjadi bukan? Cepat atau lambat Alberio pasti ingin ini semua, walaupun sekarang ia menolak, lain kali ia pasti tak ada bisa menolak jadi sekarang ia hanya akan menerima semuanya dengan mengumpulkan seluruh keberaniannya, karena baru ini ia merasa takut akan hal baru. Seorang Delvin tak pernah merasa takut!

"Ngh! N-napas!" Delvin memukul dada Alberio cukup keras, bermaksud ingin dilepaskan ciuman mereka, Alberio yang mengerti itu semua langsung saja melepaskan ciuman mereka, tersenyum menatap kearah si manis yang tengah sibuk mengambil napas sebanyak-banyaknya.

Ternyata pemuda itu juga membalas ciuman darinya, itu artinya ini kode buat dirinya bukan? Jika memang Delvin juga ingin melakukan ini semua, malu-malu tapi mau.

"Boleh?"tanya Alberio dengan mengelus pipi Delvin dengan pelan, walaupun tadi sempat memaksa pemuda itu untuk berciuman, tapi untuk ini semua ia harus meminta izin terlebih dahulu.

Delvin langsung menatap kearah Alberio saat mendengar pertanyaan itu, ia sudah memikirkan semuanya saat mereka berciuman tadi, otomatis ia tak akan menolak karena demi apapun ia tak ingin Alberio lebih puas dengan mantan istrinya dulu dibandingkan dirinya, bisa mati cemburu kalau begitu jadinya.

"Boleh, cuman gue nggak tau gitu-gituan sama cowok kayak gimana ngelakuinnya. Lo tau? Pasti tau, lo kan mesum sama cabul,"ujar Delvin dengan santai mengatakan itu semua, membuat Alberio terkekeh mendengarnya, memang boleh sejujur ini? Si manis sangat jujur.

"Saya sudah belajar tentang itu semua sejak mulai mencintai kamu, jadi tak ada yang tak bisa saya lakukan. Dan ya, setiap orang itu mesum dan juga cabul, termasuk kamu sendiri. Manusia tak mesum, hanya manusia langkah sayang, tak mesum dengan pasangan sendiri itu munafik."ujar Alberio dengan menarik Delvin agar lebih mendekat padanya, tatapan mereka bertemu, membuat si manis hanya bisa mengerjab beberapa kali karena ini kesekian kalinya mereka saling menatap.

"Kamu juga mesum, cuman terhalang tampang polos kamu saja. Bantuin saya melepaskan ini semua, setelah itu kita mulai permainannya."ujar Alberio dengan meraih tangan Delvin agar mau membantunya membuka kancing kemeja miliknya, ia bisa melihat jika tangan kecil itu melakukan apa yang ia inginkan tanpa protes sedikitpun, bahkan perkataannya tadi pemuda itu abaikan seakan-akan semua itu memang benar.

"Andai kita bertemu sejak dulu, mungkin sekarang kita sudah menikah sangat lama."ucap Alberio dengan tatapan terkunci pada semua hal yang Delvin katakan, ia bisa meligat jika pemuda itu terdiam sangat lama menatap kearah tubuhnya sekarang, ia tahu bentuk tubuhnya sangat sempurna, semua orang ingin melihat ini semua, namun hanya orang tertentu yang bisa melihatnya.

Delvin mengalihkan tatapan miliknya saat mendengar apa yang Alberio katakan, ia kurang setuju dengan itu semua karena bagaimana pun jika sejak dulu mereka bertemu dan menikah, lalu bagaimana dengan Kaivan? Ia sangat menyayangi balita itu.

"Kalo sejak dulu kita menikah, gimana sama Kaivan? Takdir udah rencanain ini semua, maka dari itu takdir nyatuin kita setelah lo punya Kaivan, agar kita bisa mempunyai anak setelah nikah nanti."ujar Delvin dengan apa yang ia pikirkan sejak tadi, ia berjinjit untuk mencuri satu ciuman di bibir Alberio.

"Kamu ada benarnya juga. Kalau begitu sekarang pun tak masalah, kita akan menikmati semuanya termasuk menikmati malam pertama kita sekarang." Setelah mengatakan itu semua, Alberio membalik tubuh polos Delvin kebelakang, membuat pemuda itu hanya pasrah dengan apa yang akan terjadi nanti karena ini semua pasti akan terjadi, cepat atau lambat tanpa bisa dihindari sedikitpun.

Sedangkan Alberio mulai mengeluarkan miliknya, sedikit menggesekan miliknya kedalam milik Delvin yang ia tekan sekarang.

"Ah! Pelan-pelan!"ujar Delvin dengan mencengkam tangan Alberio, ia merasa kaget saat merasakan benda aneh mulai masuk kedalam miliknya.

"Sebentar hm,"ucap Alberio dengan suara berat miliknya, ia berusaha masuk tanpa membuat si manis merasa sakit sedikitpun, walaupun itu pasti sangat sulit karena bagaimana pun ini pertama kalinya bagi pemuda itu pasti akan tetap terasa sakit.

"Ahh! Sakit ..." Delvin hanya bisa mengatakan itu semua saat benda asing itu mulai masuk kedalam miliknya. Ia menutup kedua matanya menikmati rasa sakit dan juga rasa nikmat yang baru hadir sekarang.

"Stt!" Alberio mendesis, merasakan sempit didalam sana, ia berusaha masuk dengan pelan namun rasanya miliknya diremas dengan begitu kuatnya, ia menarik miliknya keluar, membalik tubuh si manis agar menatapnya, mencium bibir itu lagi sampai ia bisa membuat Delvin merasa tenang, mereka berciuman cukup lama sampai Alberio melepaskan ciuman mereka, menghapus air mata Delvin dengan pelan.

"Sekali lagi ya? Kita coba sekali lagi."ujar Alberio dengan mengangkat tubuh kecil Delvin, mendudukan pemuda itu didepan kaca kamar mandi, mengangkat kaki pemuda itu agar ia bisa leluasa melakukan apa yang dirinya inginkan, sedangkan Delvin hanya diam melihat Alberio yang mulai masuk kembali.

"Aah! Ugh!"

Dididalam kamar mandi itu terdengar suara desahan Delvin yang mendominasi, sedangkan suara Alberio hanya terdengar geraman saja. Mereka menikmati malam pertama mereka didalam kamar mandi, membiasakan diri satu sama lain karena ini pertama kalinya bagi mereka, tak ada yang merasa tak puas, karena desahan mereka membuktikan semuanya.

Bersambung..

Votmen_

#sorry nc nya gini doang😭, pikiran pengen bikin detail cuman jari menolak

OM DUDA {TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang