35

17.6K 1.2K 34
                                    

Dengan pelan kedua mata bulat itu terbuka, ia menatap kearah samping dimana ada Kaivan yang terlihat tertidur dengan sangat pulas, disamping balita itu ada Alberio yang masih tertidur juga. Ia tersenyum karena semalam setelah berbicara banyak sampai larut, mereka memutuskan untuk langsung tidur didalam kamar mereka, sekalian melihat bagaimana kondisi Kaivan sehingga sekarang ia baru terbangun saat jam sudah menunjuk pukul enam pagi, ini hari keduanya sebagai pasangan Alberio dan juga mommy untuk Kaivan.

Hari ini ia akan memasak karena bibi yang biasa memasak dan membersihkan rumah, pulang ke kampung halamannya karena ada hal yang harus diurus. Ia sama sekali tak masalah dengan itu, karena itu artinya ia akan memasak sendiri hari ini. Ilmu belajar memasak selama tinggal dipanti asuhan dulu akan terpakai sekarang, karena selama lima tahun belakangan ia jarang memasak makanan sendiri, lebih banyak membeli mie. Untung saja ia tak mati sekarang karena terlalu banyak makan mie waktu itu, tak setiap hari namun hampir lima tahun itu diisi dengan makan mie beberapa hari sekali, ia tak ada pilihan walaupun tahu kalau itu makanan tak sehat.

Delvin mulai beranjak dari atas tempat tidur setelah terdiam cukup lama, ia akan memasak sarapan dulu sekarang, takutnya Alberio ingin ke kantor nantinya, jadi lebih baik ia menyiapkan sarapannya lebih dulu karena kurang tahu pria itu akan pergi ke kantor atau tidak, ia ingin mandi dulu.

****

Delvin tersentak saat merasakan pelukan dan juga ciuman lembut dileher miliknya, ia langsung mematikan kompor karena masakannya sudah selesai, ia menatap kearah belakang dimana ada Alberio yang sepertinya baru selesai berolahraga, ia sama sekali tak menyadari jika pria itu keluar dari rumah karena terlalu asik memasak sendiri tadi, sehingga sekarang saat melihat penampilan pria itu yang penuh dengan keringat, jantungnya berdetak dengan sangat cepat.

"Fokus banget sih istrinya mas, masak apa hm?"tanya Alberio dengan mengelus pipi Delvin, sejak ia keluar dari rumah tadi dirinya melihat si manis memasak dan sekarang saat ia kembali Delvin baru menyelesaikan acara memasaknya, ia jadi penasaran makanan apa yang tengah pemuda itu buat sekarang.

Ia memang terkadang berolahraga keluar jika tak masuk ke kantor atau saat waktu libur, karena kebugaran tubuhnya sangatlah penting di usianya sekarang, terlebih ia baru saja menikah.  Ia tak ingin pasangannya merasa tak puas dengan tubuhnya, apa lagi pasangannya masih muda.

"Masak ayam goreng kesukaannya Kaivan, gu-aku sering liat bibi masak ayam goreng buat dia. Terus masak sayur kesukaannya mas, sama masak nasi uduk tadi."ujar Delvin dengan menghapus sisa keringat yang turun dari rambut suaminya itu, ugh sangat gagah. Ia tak tahu jika Alberio sangat suka berolahraga.

"Hm? Kamu tak berolahraga?"tanya Alberio, pertanyaan pria itu terdengar sedikit aneh untuk Delvin karena selama ini Alberio pasti tahu jika dirinya tak suka berolahraga, maka dari itu tubuhnya sedikit gempal.

"Aku kan emang nggak biasa olahraga, karena nggak biasa. Suka engap kalo olahraga atau bahkan susah napas, selemah itu kalo olahraga,"ujar Delvin, walaupun ia merasa aneh dengan pertanyaan yang Alberio berikan, tapi ia tetap menjawab pria itu.

"Mari olahraga bersama, mas jamin kamu tak akan merasa engap atau susah bernapas nantinya."

Setelah mengatakan itu semua, Alberio langsung mencium bibir Delvin dengan cepat dan kuat, membuat tubuh kecil itu tersentak dengan alarm pertanda mulai muncul, ia baru sadar akan pertanyaan pria itu tadi saat ini semua terjadi, tak ada jalan untuk kabur sekarang selain membalas apa yang Alberio lakukan sekarang.

"Nngh!"

Delvin memeluk Alberio dengan sangat erat saat pria itu mengangkat tubuhnya, mereka masih berciuman dengan semangat, karena sejak pertama kali berciuman rasanya sangat candu!

Alberio membawa tubuh kecil si manis diatas meja makan membuat Delvin duduk disana dengan posisi kedua kaki terbuka, tangan kecil itu membantu Alberio melepas pakaian atas pria itu sebelum mereka berciuman dengan panas lagi.

"Ngh! Nahti adah Kaih!"ujar Delvin saat merasa pria itu melepas pakaian miliknya, ia mulai mengerti semuanya sekarang, ia mengira pria itu hanya ingin berciuman denganya tapi nyatanya pria itu ingin hal yang lebih dari itu, padahal baru kemarin mereka melakukan hubungan intim tapi sekarang pria itu ingin mereka melakukannya lagi? Memang berhubungan dengan pria dewasa ada enak dan tidak enaknya.

"Kaivan tidurnya lama, kemungkinan dia akan bangun dua jam lagi. Kita punya kesempatan banyak untuk melakukan itu sebentar, aku ingin kita bermain sebentar. Hm? Boleh ya? Mas-mu ini lagi ingin melakukan 'itu' sama kamu."ujar Alberio, tatapan itu terlihat sangat memelas membuat Delvin terdiam antara ingin menolak atau mengiya kan apa yang pria itu inginkan, menolak pasti akan susah melihat betapa memelasnya Alberio sekarang.

"Em cuman janji bentaran doang? Gu-aku takut Kaivan bangun dan liat adegan tak senonoh didepannya. Kan nggak lucu,"ujar Delvin pada akhirnya, tak ada alasan yang jelas untuk menolak, jadi sebentar saja tak masalah bukan?

Alberio tersenyum, ia kembali mencium istrinya itu. Melepas kaos putih milik Delvin, menunduk untuk menghisap puting pemuda itu yang terlihat sangat menggoda dimatanya.

"Ugh! Nggh!" Delvin berusaha menahan desahan miliknya agar tak keluar, karena demi apapun menahan ini semua sangatlah susah. Ia ingin berteriak dengan bebas, tapi takut Kaivan bangun nantinya.

Alberio tersenyun tipis melihat itu semua, ia menarik celana pendek milik Delvin, menekuk kedua kaki pemuda itu agar ia bisa leluasa menatap area bawah sana, sedangkan pemuda itu hanya bisa mengigit bibir bawahnya dengan posisi mengangkang. Merasakan sapuan lidah dibawah sana.

"Ahh! Mmh!" Delvin menarik kepala Alberio dari bawah sana, mereka kembali berciuman sebelum pria itu menurunkan celana miliknya sendiri, mendekatkan miliknya didepan milik Delvin yang sudah ia lumasi tadi. Mendorong miliknya masuk kedalam sana, marasakan kesempitan yang kemarin ia rasakan, ia tersenyum sebelum menyentak miliknya masuk.

"Akh! Ahhh!" Delvin berteriak saat merasakan milik Alberio masuk, perutnya terasa sangat sesak dan juga nyeri dibawah sana.

"Cepetan! Gerak!" Pemuda itu mengalungkan kedua tanganya dileher suaminya itu, membiarkan pria itu menghajarnya dengan puas sebelum ia merasakan milik suaminya itu mulai membesar didalam sana setelah cukup lama bermain, ia bisa merasakan perutnya penuh dan geraman Alberio yang menandakan jika permainan mereka selesai, ia melepas pelukan mereka, menatap kearah suaminya itu yang tengah tersenyum sebelum menarik miliknya dari dalam Hole miliknya.

"Keluar,"ujar Alberio saat melihat cairannya keluar dari hole milik Delvin, ia menutup lubang itu agar kembali memakan cairan miliknya.

Bersambung...

Votmen_

☠️, hadiah tahun baru buat kalian🗿🌚

OM DUDA {TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang