Author pov
Pagi itu tidak seperti pagi biasanya bagi Alessandro karena mulai pagi itu ia sudah kelas 3 SMA yang artinya ia mulai dewasa.
Omong-omong soal dewasa, umur Alessandro tahun ini genap 20 tahun. Bukan karena tinggal kelas ia berusia segitu di kelas 3 sma. Itu dikarenakan Alessandro pindah sekolah dari Italia, tempat ia dan ayahnya lahir ke Indonesia tempat ibunya berasal.
Waktu itu harusnya dia bisa langsung naik kelas 3 SD tapi mengingat Alessandro belum fasih menggunakan bahasa Indonesia dan belum bisa bersosialisasi, maka ia harus mengulang dari kelas 1 lagi.
Ibu Alessandro merupakan orang cukup terpandang di kota ini. Bisa dibilang ibunya adalah primadona saat ia masih single dulu. Kakek Alessandro sendiri merupakan pebisnis sukses yang memiliki banyak usaha dibilang impor ekspor juga di bidang pendidikan. Beliau membangun sebuah yayasan pendidikan dari SD hingga SMA yang ia namai sekolah Nusantara yang maksudnya sekolah untuk anak-anak nusantara.
Tok tok tok
Seseorang mengetuk pintu kamar Alessandro.
"Tuan muda sudah bangun? Hari ini tuan mulai masuk sekolah lagi kan?"
"Iya"
"Ayo turun sarapan tuan muda"
"Nggak butuh"
"Hari ini tuan besar dan nyonya sedang tidak ada di rumah, tuan muda bisa makan sendiri dengan tenang."
Ceklek
Alessandro membuka sedikit pintu kamarnya dan berkata, "Aku akan mandi dulu"
"Baik tuan, selesai mandi silahkan turun sarapan, sudah saya buatkan bubur telur puyuh kesukaan tuan muda."
"Ya"
10 menit kemudian Alessandro sudah berada di meja makan menikmati sarapannya.
Ia tidak perduli walau waktu menunjukkan pukul 7 kurang 15 menit. Sedangkan perjalanannya dari rumah ke sekolah kurang lebih 15 menit.
"Apa tuan tidak berangkat sekolah sekarang?" tanya pelayan itu karena melihat waktu hampir pukul 7, jam masuk sekolah Alessandro.
Alessandro melirik dengan sinis kemudian membanting mangkoknya sambil berdiri.
"Gak usah banyak bicara! Lo itu cuma pelayan disini!"
Pelayan tersebut langsung menundukkan kepalanya kemudian berkata, "Maafkan saya tuan muda"
Sebenarnya pangkat pelayan tersebut cukup tinggi yaitu kepala pelayan. Ia juga merupakan orang yang mengasuh Alessandro saat baru pindah ke sini. Ia dengan sabar membesarkan seorang anak laki-laki yang tidak bisa mengontrol emosi nya. Tak jarang ia mendapat pukulan dan luka dari anak yang di asuhnya itu. Kedua orang tua Alessandro tau kelakuan anaknya itu tapi mereka seakan tidak mau tau.
"Aku berangkat" Meski tampak marah Alessandro tetap berpamitan kepada pelayan itu.
Pelayan itu mengangkat wajahnya melihat punggung Alessandro sambil tersenyum.
"Hati-hati dijalan tuan muda" ucap pelayan itu kemudian mengikuti Alessandro pelan-pelan.
Meskipun ia sering mendapatkan luka, tak jarang ia juga diberi sesuatu oleh Alessandro. Seperti saat ia berulang tahun, Alessandro akan membelikannya kue dan bertanya barang apa yang sedang dia inginkan. Saat ia sakit pun Alessandro akan langsung mengunjunginya sambil membawa seorang dokter.
Alessandro melihat jam tangannya. "Sudah jam segini, apa gue bolos aja ya?" batin Alessandro.
"Belum berangkat tuan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Insane Boyfriend
Teen FictionWarning 18+ ~~~ Menceritakan tentang Alea dan Alessandro yang tidak dicintai keluarganya. Alea hidup dengan melakukan apa yang diperintahkan orang tuanya seperti boneka. Sedangkan Alessandro hidup dengan melakukan apapun yang diinginkan tanpa batas...