Alessandro kembali ke ruangannya tepat pukul 3. Alea sendiri sudah membersihkan tubuhnya juga membersihkan ruangan Alessandro.
"Besok malam ikut gue party" ucap Alessandro membuat Alea mendongak melihat Alessandro yang berdiri di depannya, ia masih duduk di ranjang.
"Ada acara apa?"
"Dapet undangan dari temen" sahut Alessandro memperlihatkan brosur undangan ulang tahun Galang dan Gina dari handphonenya.
"Besok gue jemput agak pagi sekalian gue izinin. Lagipula besok sabtu sekolah juga pulang jam 12, minggu juga libur sekolah. Lo gak ada acara kan?"
"Iya gak ada" Jujur Alea merasa aneh setiap kali Alessandro mengganti kata aku-kamu dengan lo-gue, seakan ia menghadapi dua orang yang berbeda di setiap waktu.
"Langsung pulang, gue gak bisa ajak makan dulu soalnya mau ke kantor kakek." Nada bicara Alessandro juga seakan berbeda menjadi cukup dingin saat mengganti panggilannya.
"Iya Ale"
Mereka pun pulang dalam keheningan seakan tidak terjadi apapun sebelumnya.
Alea turun dari mobil tanpa mengucapkan apa-apa begitu juga Alessandro yang langsung melajukan mobilnya setelah Alea turun.
Alea kemudian masuk ke rumahnya dan menyapa bibi. Saat akan membantunya, ayahnya tiba-tiba datang dan memarahinya.
"Mulai sekarang gak usah bantu-bantu kerjaan rumah lagi!" ucap ayahnya sedikit menyentak membuat Alea sedikit kaget.
"Tapi yah nanti ibu marah." Alea menyahut.
"Kalau marah bilang aja kalau disuruh ayah. Kalau nggak gitu kamu kasih tau ayah langsung."
"Iya yah"
"Udah makan kamu?" tanya ayahnya mengganti topik.
"Belum yah"
"Mau makan apa? Mau makan diluar?"
"Ngga yah, Alea makan di rumah aja"
"Bibi masak apa?" Ayahnya bertanya pada bibi yang akan pergi setelah selesai mengepel lantai ruang tamu.
"Maaf tuan nyonya melarang saya masak karena katanya beliau akan makan diluar"
"Denger? Bibi gak masak, kamu mau makan apa di rumah?"
"Alea masak sendiri aja yah"
"Ayo makan diluar aja bareng ayah"
"Ayah gak capek baru pulang kerja berangkat lagi"
"Ayah juga laper"
"Alea mandi dulu boleh? Alea bau kecut baru pulang sekolah, tadi ada pelajaran olahraga juga"
"Ya udah ayah juga mandi dulu kalo gitu"
"Iya yah Alea mandi dulu yaa" Alea meninggalkan ayahnya dan segera pergi ke kamarnya di lantai 2.
Alea masuk ke kamarnya dan segera mandi untuk menjernihkan pikiran nya yang sangat kotor. Ia kemudian berkaca dan melihat tubuhnya sendiri. Tanda merah milik Alessandro tersebar di tubuhnya, mulai dari leher, dada, lengan, hingga pahanya.
Selesai membersihkan badannya, ia pun mencari baju se tertutup mungkin untuk menyembunyikan tanda merah di tubuhnya. Pilihannya jatuh pada turtleneck cream dan dipadukan dengan sweater v-neck berwarna mocca. Ia juga menggunakan celana jeans yang warnanya senada dengan turtleneck nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Insane Boyfriend
Teen FictionWarning 18+ ~~~ Menceritakan tentang Alea dan Alessandro yang tidak dicintai keluarganya. Alea hidup dengan melakukan apa yang diperintahkan orang tuanya seperti boneka. Sedangkan Alessandro hidup dengan melakukan apapun yang diinginkan tanpa batas...