"Jadi?"
"Jadi apa?"
"Kapan nih dapet ciuman dari pacar cantik nya" ucap Alessandro membuat Alea merasa aneh.
Alessandro kemudian berdiri dari kursi yang bersebrangan dengan Alea dan pindah di kursi sebelah Alea. Alea pun memejamkan matanya dan mendekatkan bibirnya ke bibir Alessandro. Sedangkan Alessandro menikmatinya dengan mata terbuka dan melihat seorang pelayan yang membawa minuman datang. Alessandro pun memberi aba-aba untuk masuk dan segera cepat pergi setelah menaruh minuman itu. Tapi saat menaruh gelas minuman, Alea mendengar suara dan segera menjauhkan diri dari Alessandro yang berada di sebelahnya.
Pelayan itu pun segera menaruh gelas minuman yang satunya dan segera pergi.
"Kenapa nggak bilang sih kalau ada pelayan."
"Kenapa?"
"Kan kan kan aku malu"
"Gak perlu malu mereka nggak liat kamu" ucap Alessandro merangkul pundak Alea posesif.
Pelayan lainnya pun datang membawa makanan.
"Udah ayo makan dulu biar badanmu ada isinya sedikit"
Mereka kemudian makan dengan hening.
Alea memakan makanannya sambil menikmati angin sepoi-sepoi juga pemandangan pantai dan laut yang jauh di sana. Ia juga melihat beberapa orang yang sedang di pantai karena memang cafenya berada di lantai 2.
Alessandro tidak banyak berbicara dan hanya memandangi Alea saja.
Tiba-tiba handphone Alea berbunyi dan ternyata ibunya menelponnya. Namun saat akan mengangkatnya, teleponnya sudah mati.
"Ale"
"Ya sayang?"
"Pulang"
"Sekarang? Habiskan makananmu dulu"
"Iya Ale" ucap Alea mempercepat makannya membuat ia tersedak.
"Uhuk uhuk uhuk" Alea terus terbatuk-batuk.
"Minum" ucap Alessandro menyodorkan segelas air putih yang ia dapat entah darimana. Ia juga mengelus leher juga punggung belakang Alea dengan lembut.
"Terima kasih Ale" ucap Alea setelah batuknya berhenti.
"Pelan-pelan makannya."
"Iya Ale" Alea tetap mempercepat makannya tapi lebih hati-hati dari sebelumnya.
Alessandro tidak memalingkan pandangannya sedetikpun dari Alea membuat Alea risih.
"Jangan dilihatin terus, malu tau"
"Diliatin pas telanjang aja gak malu, diliat pas makan kok malu" ucapan Alessandro membuat Alea terbatuk-batuk lagi.
"Udah dibilangin pelan-pelan juga" ucap Alessandro menyentak piring Alea kemudian menyuapi nya pelan-pelan.
Setelah semua makanan dan minuman yang ada di meja habis, Alessandro menaruh sejumlah uang dan menindih nya dengan gelas. Mereka berdua pun berjalan keluar, menghiraukan tatapan semua orang.
"Oh itu yang tadi booking outdoor nya cafe."
"Masih SMA udah banyak duitnya. Paling ceweknya suka karena uangnya."
"Halah paling juga duit orang tuanya"
Dan masih banyak komentar lainnya.
"Gak usah didengerin, gak penting" ucap Alessandro memeluk pinggang ramping Alea membuat semua orang semakin mengomentari mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Insane Boyfriend
Teen FictionWarning 18+ ~~~ Menceritakan tentang Alea dan Alessandro yang tidak dicintai keluarganya. Alea hidup dengan melakukan apa yang diperintahkan orang tuanya seperti boneka. Sedangkan Alessandro hidup dengan melakukan apapun yang diinginkan tanpa batas...