Awal

621 13 0
                                    

Author pov

Walaupun hari pertama sekolah Alea cukup buruk, namun hari berikutnya berjalan seperti biasanya. Yang tak biasa adalah Alea ternyata sekelas dengan Angel, adiknya. Ia mengetahui itu saat hari ketiga juga hari terakhir masa orientasi.

Saat pulang sekolah pada hari pertama, ibunya langsung memberinya uang saku bulanan yang menurutnya cukup banyak.

Ibunya berpesan bahwa Alea harus bisa menjadi pengawas sekaligus pelindung Angel. Ibunya juga menyuruhnya untuk masuk ekstrakurikuler PMR dan bela diri agar bisa melindungi Angel yang bisa saja terluka atau yang lainnya.

Alea hanya bisa tersenyum sambil mengucapkan terima kasih pada ibunya. Namun hatinya seakan teriris, memang aku bukan anak kandung ibu, aku tau itu tapi tetap saja rasanya sakit dianaktirikan.

Karena sekelas, mau tidak mau Angel mengganti keputusannya agar Alea bisa berteman dengan nya di sekolah tapi tidak boleh ketahuan kalau dia kakak angkatnya.

Hari efektif pertama dimulai dan Alea memulai nya dengan meminta maaf kepada Angel karena masalah di hari senin waktu masa orientasi kemarin.

Angel memerankan sosok malaikat yang baik hati yang dengan senang hati menerima Alea yang kasar padanya menjadi temannya. Teman-teman Angel yang lain seakan tidak terima tapi Angel meyakinkan mereka bahwa tidak baik membalas kejahatan dengan kejahatan.

Angel duduk di bangku belakang nomor dua bersama seorang temannya, Sabrina. Sabrina sendiri anak orang kaya, Angel yang menyadari itu langsung mengajaknya berteman baik.

Sedangkan Alea duduk di bangku depan pojok dengan gadis berkacamata yang sepertinya juga kutu buku sepertinya.

Di hari itu, kelas 10-3 langsung mendapatkan banyak tugas dari para guru, diantaranya ada tugas kelompok 3 orang. Tentu saja Angel yang tau kepintaran Alea langsung mengajaknya bergabung dengan dia dan Sabrina. Alea dengan enggan menerima ajakan itu dan menolak halus ajakan teman sebangku nya, Kiki.

"Maaf ya Ki, aku gak bisa sekelompok sama kamu, maaf banget ya" Alea merasa tidak enak.

"Iya gapapa Lea, next time aja"

Angel dan Sabrina berniat mengerjakan tugas itu nanti sepulang sekolah di rumah Sabrina. Alea hanya bisa menyetujuinya.

Sepulang sekolah, mereka bertiga naik di mobil jemputan Sabrina. Angel merasa ia tidak salah memilih teman dan terus tersenyum di dalam mobil.

Sesampainya di rumah mewah Sabrina, seperti yang diduga Alea, Angel dan Sabrina tidak berniat mengerjakan tugas kelompok itu dan malah bermain-main.

Mereka mencoba baju couple, baju seksi, memakai kutek dan masih banyak lagi. Dan Alea mengerjakan tugas dalan diam di meja belajar Sandrina. Mengabaikan dua orang yang saling bertukar pujian dan teriakan excited itu.

Tapi saat laptop Sandrina yang digunakan Alea untuk mengerjakan tugas kehabisan baterai, Alea menengok ke arah dua orang yang asik dengan dunia mereka sendiri. Ia tidak berniat mengganggu sehingga ia berusaha mencari charger laptop itu di laci meja. Dan benar saja ada, namun Alea cukup heran dan penasaran karena selain charger laptop, ada beberapa kondom dengan berbagai merk. Ia dengan enggan bertanya pada Sandrina.

"Sandrina, maaf aku mau tanya, kamu nyimpen ini buat apa ya kalau boleh tau?" tanya Alea dengan hati-hati.

Angel dan Sandrina menoleh bersamaan. Air muka Sandrina langsung mengeruh, ia seperti sedang marah.

"Lo nemu ini dimana?!" tanya Sandrina menyentak dan berdiri mendekati Alea.

"Disini" Alea menunjukkan laci berisi banyak kondom.

My Insane BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang