Alea dan Alessandro sampai di tempat praktek dokter Lana.
Alea turun dengan hati-hati dan berdiri menunggu Alessandro yang memarkirkan motornya. Setelah memarkirkan motornya Alessandro langsung menggendong Alea tiba-tiba membuat Alea mengalungkan tangannya di leher Alessandro.
"Diam atau ku jatuhkan" ucap Alessandro membuat Alea yang membuka mulutnya akan memprotes mengurungkan niatnya.
Alessandro menggendong Alea hingga ke dalam ruang pemeriksaan dan menaruh Alea di sebuah bangsal.
Dokter Lana yang melihat Alessandro langsung mengikutinya dan melihat Alea dengan banyak tanda tanya.
"Periksa dia" ucap Alessandro tanpa basa basi.
Dokter Lana langsung memeriksa Alea dan menanyakan beberapa pertanyaan. Dokter Lana pun langsung memberi Alea infus karena mengira bahwa Alea kekurangan cairan sehingga nampak pucat dan lemas. Tekanan darah Alea juga cukup rendah yaitu 70/60.
Alessandro hanya diam dan duduk di sebelah Alea.
"Apa dia sudah makan? Saya akan memberikan obat oral yang harus diminum setelah makan. Juga obat yang akan saya masukkan lewat infusnya agar dia cepat membaik"
"Udah makan?" Alessandro bertanya tanpa basa-basi.
"Belum"
"Mau makan apa aku belikan"
"Terserah"
"Mau makan apa?" tanya Alessandro mengulangi pertanyaannya
"Bubur lebih baik atau makanan halus lainnya, karena ia juga terkena radang." Dokter Lana ikut menjawab dan Alessandro langsung keluar ruangan dan pergi mencari bubur. Tapi sebelum itu Alessandro juga menyuruh dokter Lana agar tidak pergi dari sisi Alea dan menjaganya.
Baru setelah Alessandro pergi, ekspresi dokter Lana seakan melembut dan tidak tegang seperti tadi.
"Maaf boleh bertanya namamu? Seharusnya aku bertanya diawal tapi tuan Alessandro menyuruhku langsung memeriksa mu jadi aku tidak berani bertanya." tanya dokter Lana memulai pembicaraan.
"Namaku Alea dok"
"Kamu siapanya tuan Alessandro? Sepertinya tuan Alessandro sangat menghawatirkan mu"
"Ah aku pacarnya dok" ucap Alea agak ragu-ragu mengucapkan kata pacar.
"Udah lama pacarannya?"
"Baru beberapa bulan dok"
"Oh"
Ruangan kemudian hening karena dokter Lana tidak bertanya lagi dan membuka handphonenya.
Tidak berselang lama, Alessandro datang membawa kotak makanan. Ia langsung membuka dan akan menyuapi Alea. Alea sendiri langsung mendudukkan badannya kemudian memegang pipi Alessandro dengan satu tangan yang tidak diinfus.
"Kamu ngebut ya cari buburnya" ucap Alea tapi tidak dijawab Alessandro. Alessandro malah menciumi tangan Alea membuat Alea salah tingkah karena di ruangan itu masih ada dokter Lana. Alessandro yang tau Alea risih dengan dokter Lana langsung mengusir dokter itu.
"Mana obat yang harus diminum setelah makan"
"Ini tuan" ucap dokter Lana memberikan 3 butir obat.
"Ya sudah sekarang pergilah. Aku pinjam ruangan ini sampai nanti sore."
"Baik tuan, saya permisi. Kalau ada apa-apa bisa panggil saya di depan." ucap dokter Lana kemudian keluar dan menutup pintu ruangan.
"Makan dulu. Aaa" ucap Alessandro menyendok bubur dan membawanya ke mulut Alea.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Insane Boyfriend
Ficção AdolescenteWarning 18+ ~~~ Menceritakan tentang Alea dan Alessandro yang tidak dicintai keluarganya. Alea hidup dengan melakukan apa yang diperintahkan orang tuanya seperti boneka. Sedangkan Alessandro hidup dengan melakukan apapun yang diinginkan tanpa batas...