16.

2.5K 147 2
                                    

Salma berdiri depan kaca yang terletak disamping kasur tidurnya, ia memutar tubuhnya pelan memindai pakaian warna biru yang dipakai lalu tersenyum tipis.

Salma sungguh deg-degan!

Setelah memastikan dirinya siap, ia pun memesan ojek online. Setelah beberapa menit pesananya datang dan langsung melesat dengan pelan ke caffe danil.

19.00. caffe mentari milik Danil

Sesampai nya di caffe danil, Salma dihampiri salah satu barista disitu.

Salma tersenyum mengikut berista  menuju satu ruangan, saat satu kaki nya memasuki ruangan tersebut mata nya langsung disuguhkan dekoran yang sangat cantik dan romantis.

Kaki Salma melangkah lebih masuk lalu  menemukan Rony yang berdiri didekat meja, Salma tersenyum. Rony menghampiri Salma lalu menyodorkan tanganya agar bisa mengengam tangan Salma dengan senang hati Salma menyambut uluran tangan Rony.

Setelah itu Rony menuntun Salma lebih dekat ke meja, lalu ia tarik satu kursi agar Salma bisa duduk, malam ini Salma dbuat seperti ratu.

Salma tersenyum senang sekali mata nya tisak bisa teralihkan dengan pemandangan yang indah ini.

Rony pun duduk dikursinya, dan tidak lama datang kembali satu barista yang membawakan makanan.

"Terima kasih mba."Ucap Rony pada barista. Lalu Barista itu keluar meninggalkan mereka berdua.

Salma tersenyum, matanya menatap lurus kedepan. Rony pun masih dengan senyumnya sebenarnya menjadi gugup.

"Ron, lo emang bisa ya seromantis ini?" Kata Salma.

Rony terkekeh pelan, lalu ia mengalihkan pandangan nya ke tv yang ada didepan mereka.

"Boleh lo nonton ini sebentar."

Salma menganguk, lalu mata nya berpindah ke tv tersebut.

Tv nya menyala tayang sebuah cuplikan photo photo Sama candid dan beberapa video dengan backsound suara Rony yang sedang menyanyi.

"Ron itu photo kapan?" Kata Salma, sembari memperhatikan Tv.

"Gua suka videoin atau photo lo diem dem, sorry ya."

"Ih jelak harusnya bilang aja biar gua gaya kan." Omel Salma ditengah tengah video tersebut.

Di menit terakhir menampilkan Rony duduk dikursi dengan latar warna putih polos.

"Hallo Ca, gua Rony, iya orang yang saat ini duduk didepan lo." Ucapnya terjeda ia tertawa sedikit lalu kembali bicara.

"Maaf ya Sal jadi se alay ini, lo pernah tanya, ngga bahkan hampir setiap saat.
kenapa gua selalu seposesif ini sama lo? alesan nya cuma satu Ca karna gua sayang lo, bukan sebagai teman Ca gua mau lebih dari teman." 

"Ca gua tau ada sesuatu yang lo takutin kan kalo kita sama sama lebih dari teman, iya gua juga paham Ca. Rasa sayang gua ke lo jauh lebih besar dari rasa takut itu Ca, gua cuma mau lo ada terus disamping gua. Gua ngga mau jadi sekedar teman, gua mau lebih Ca. Hari ini gua akan bilang sama lo Ca. Kalo gua sayang banget sama lo! gua ngga mau lo dimilikin siapa siapa, dan gua juga cuma mau lo Ca dihidup gua."

Air mata jatuh dikedua pipi Salma, ia menatap ke samping menghadap Rony.

"Ron lo-"

"Sal gua ngga mau kehilangan lo, gua mohon kasih gua kesempatan, gua janji apapun itu kita bakalan sama sama."

Salma menghampus air mata nya, lalu bangun berdiri ke dekat kursi Rony.

"Ron. Makasi yaa, makasi udah sayang sama Caca." Salma berhenti, Rony menatap dalam ia menunggu kelanjutan Salma bicara.

"Ngga ada salah nya gua coba dan percaya sama lo." Lanjut Salma, membuat Rony menatap bingung.

"Yang lo tau juga Ron, gua juga sayang sama lo dan gua cuma mau lo."

Rony seketika berdiri mereka saling berhadapan, dan saat itu juga Rony memeluk Salma.

"Makasi Ca, gua sayang banget sama lo." Bisik Rony.

Salma masih diam belum membalas pelukan Rony, dengan perlahan Salma mengangkat tangannya lalu membalas pelukan Rony.

"Gua juga makasi banyak Ron."

***
Paul sedang mengemudi itu bersendung senang, dengan lagu yang terputar didalam mobil sugar dari maroon 5.

Mobil klasik itu berhenti diparkiran toko mini market ia turun dengan memakai hodie ungu.

Kaki nya melangkah masuk, saat itu Paul berhenti terdiam melihat ke arah kasir. wanita yang dia idamkan sedang berdiri di balik meja kasir tersenyum ramah pada konsumen didepannya.
Paul masih terdiam sampai disadarkan dengan seseorang yang ingin masuk kedalam.

"Maaf." Ucapnya pada orang tersebut  sembari minggir, tetapi mata nya tidak lepas dari meja kasir saat wanita itu melihat ke arahnya ia memalingkan wajahnya dan berjalan masuk ke antara rak rak pajangan snack snack.

Wanita itu pun menghiraungkan dan kembali mengasiri konsumen di depannya, dan dari sela sela rak Paul terus memperhatikan.

"Dia kerja disini?" Ucap Paul pada dirinya sendiri.

Paul mengambil minuman dingin dua dari kulkas mini market lalu ia jalan ke arah kasir. Saat itu juga wanita tersebut menyapa.

"Kamu Paul kan?" Suara lembut wanita itu membuat Paul tersenyum senang.

Paul menganguk, lalu menyodorkan dua minuman ke hadapan wanita itu.

"Kamu kerja disini?" Tanya Paul dengan gugup.

Wanita itu, Nabila namanya tertawa kecil. "Kelihatannya kayak ngga kerja ya?"

Paul segera mengeleng,"Bukan gitu maksudnya em sorry."

"Gapapa ko, iya aku kerja disini."

"Ini totalnya 30rb." Lanjut Nabila sembari tangannya memasukan minuman nya ke dalam plastik.

Paul segera mengeluarkan dompetnya lalu memberikan uang berwarna biru ke Nabila, Nabila mengambil uang tersebut.

"Uang nya 50rb, kembaliannya 20rb ya." Ucap Nabila.

"Gausa dikembalikan, oh iya ini satu nya buat kamu." Ucap Paul sembari mengeluarkan kembali minumannya dan ia letakan ke atas meja kasir lalu pergi dari situ.

Nabila terdiam sejenak, karna ada antrian dibelakang Paul Nabila tidak bisa meninggalkan kasir nya begitu saja jadi membiarkan Paul pergi.

Paul masuk kedalam mobil dengan cepat, ia sudah duduk  lalu memegang dadanya nya yang berdetak sangat kencang.

Paul memutuskan untuk menunggu Nabila sampai selesai kerjanya.

Saat Nabila sudah selesai ia menutup tokonya dibantu dua teman lainnya, setelah selesai mengunci tokonya ia pun berjalan saat itu Paul langsung mengahmpiri.

"Nabila." Panggil Paul membuat Nabila memberhentikan langkahnya lalu menoleh ke sumber suara.

"Paul, kamu ngapain disini?" Tanya Nabila masih dengan senyum manisnya.

Paul mengaruk tengkuknya yang tidak gatal itu,"Em, aku nunggu kamu."

Nabila mengerenyit,"Nunggu aku? ngapain Paul?"

"Kamu mau pulang kan ? biar aku anter." Tawar Paul.

Nabila tersenyum tipis,"Jangan aku pulag sendiri aja ngga jauh juga dari sini rumahnya."

"Bahaya masa perempuan kayak kamu pulang sendirian, biar aku anter ya."

"Tapi Paul."

"Udah ayok, itu mobil aku."

Dengan tak enak hati Nabila pun naik kedalam mobil Paul."

"Maaf ya Paul ngeropotin kamu." Ucap Naila saat ia sudah duduk didalam mobil.

"Ngga dong, kamu arahin ya rumahnya."

Nabila menganguk lalu tersenyum.

TEMAN POSESIF [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang