"Apakah anda beristirahat dengan baik?"
Sam menoleh kala mendengar suara Mikaelis yang semakin mendekat. Ia membungkukkan badannya penuh hormat untuk menyambut kedatangan sang pangeran Detrio di kamarnya.
"Saya memberikan salam kepada Pangeran dari Detrio."
"Tidak perlu bersikap terlalu formal pada saya. Bagaimanapun anda juga memiliki kontribusi kepada keberhasilan saya mengungkap kejahatan paus," Mikael mempersilakan Sam untuk duduk.
Sam tersenyum kecil sebelum mendudukkan diri di kursi yang berhadapan dengan Mikaelis, "Berkat anda yang bermurah hati menyediakan ruangan serta kebutuhan saya, saya dapat beristirahat dengan baik."
Pintu kamar terbuka, dua orang maid berjalan masuk membawa troli berisi teh dan beberapa camilan. Aroma kue yang baru saja selesai dipanggang menyebar ke seluruh ruangan membuat siapapun yang menciumnya seketika merasa lapar. Entah mengapa hal itu justru membuat Sam teringat kepada Hazel.
Beberapa hari terakhir si elf kecil tengah berada dalam pengobatan penyembuh istana didampingi Jonathan yang tak pernah meninggalkan sisinya barang sedetikpun. Sang asisten duke bahkan menolak secara halus ketika Mikael menawarinya untuk makan malam bersama. Ia tidak ingin meninggalkan Hazel sendirian. Hazel pun dengan senang hati menerima keberadaan Jonathan di sisinya.
Sam juga mendengar berita bahwa Arleon telah kembali ke gereja setelah raja membersihkan namanya dari segala tuduhan. Ia juga akan bersaksi pada persidangan atas kejahatan paus yang akan diadakan dua minggu lagi sembari menunggu terkumpulnya semua bukti. Semua orang kembali mengagungkan namanya dan mengunjunginya di gereja untuk meminta permohonan maaf atas apa yang telah terjadi, termasuk ketujuh kardinal lainnya. Namun, Arleon merasa enggan menemui orang-orang itu. Ia hanya menerima kunjungan dari Mikaelis dan Nix yang datang sesekali untuk mengecek kondisinya. Selain itu ia hanya mengurung dirinya di ruang doa.
"Maaf karena saya baru bisa mengunjungi anda hari ini. Ada banyak hal yang harus saya urus terkait bangsawan yang terlibat dengan kejahatan paus dan persiapan sidang," Mikaelis meraih cangkir berisi teh gang telah disajikan di depannya.
"Anda tidak perlu merasa bersalah, saya tahu tidak mudah bagi seorang pangeran untuk mengurus semua ini sendirian."
Mikaelis tertawa jenaka ketika mendengar ucapan Sam, "Anda berkata demikian seolah anda pernah menjadi seorang pangeran."
Selama beberapa detik tubuh Sam seperti membeku. Ia salah memilih kata. Dalam hati ia merutuki kebodohannya yang nyaris membongkar jati dirinya di hadapan pangeran dari Detrio itu.
"Maafkan atas kelancangan saya pangeran, saya tidak bermaksud demikian."
"Saya tahu anda adalah seorang bangsawan. Sepertinya setiap otot di tubuh anda telah mengingat seluruh pembelajaran etika dengan baik. Gestur tubuh yang anda berikan tidak dapat berbohong."
Sam mencoba untuk tetap bersikap tenang. Ia tidak dapat memperlihatkan sedikitpun rasa panik pada Mikaelis. Pangeran Detrio itu akan menemukan kelemahannya.
"Saya tersanjung dengan pujian anda atas etika yang telah saya pelajari. Sayangnya saya bukanlah seorang bangsawan seperti yang anda pikirkan-"
"Bangsawan dari Valestia, bukan?" Mikaelis menyesap teh di gelasnya sebelum kembali berucap, "Informan saya mengatakan bahwa anda datang dengan menggunakan kapal milik Tuan Phillian. Saya rasa pengaruh yang anda di Valestia pasti cukup besar hingga bisa melibatkan kepala serikat dagang."
Entah mengapa Sam merasa dirinya telah ditelanjangi oleh Mikaelis. Pangeran Detrio itu telah dapat menyimpulkan banyak hal dari sedikit informasi. Entah Sam harus merasa kagum atau takut. Ia meneguk ludahnya dengan rasa was-was.
![](https://img.wattpad.com/cover/340644505-288-k328721.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Crown (Chanjin)✔️
Historische RomaneSamuel tak pernah inginkan tahta. Ia hanya ingin hidup tenang seperti saat dirinya masih hidup di luar istana bersama ibunya yang merupakan rakyat biasa. Namun darah kerajaan yang mengalir dalam tubuhnya membuat dirinya tetap jadi ancaman bagi tahta...