"Bi Fio bantuin masak makan malam ya" Ucap Fiony.
Kedua orang tuanya sudah berangkat saat pukul 08.00 WIB tadi pagi, dan sore ini pukul 17.30 Fiony memulai tanggung jawabnya sebagai Kaka. Dia akan melakukan peran ibu sekaligus ayah untuk Chika.
2 jam berkutat di dapur dengan art nya bi iin. Setelah selesai memasak Fiony bergegas ke kamar untuk membersihkan dirinya. Setelah selesai dengan tugas membersihkan dirinya, Fiony mengetuk pintu kamar Chika untuk melakukan makan malam. Setelahnya dia mengechat Chika lewat WhatsApp.
Setelah menunggu 15 menit, Chika keluar dari kamar nya dan duduk di sebrang Fiony, membiarkan kursi samping mereka kosong begitu saja.
Fiony menyiapkan makanan untuk Chika, dan mengambil untuk dirinya sendiri. Di meja makan itu hening tidak ada percakapan seperti biasanya ketika orang tuanya ada disini.
"Abis ini aku mau ngomong sama kamu. Ga perduli gimana respon kamu" Ucap Fiony datar dan meninggalkan meja makan lebih dulu dan duduk di sofa lantai atas.
"Jangan masuk kamar. Aku bilang, aku mau ngomong sama kamu. Ga perduli gimana respon kamu" Ucap Fiony dengan nada yang sama.
Chika duduk di sofa sebrang Fiony. Dirinya bermain handphone tanpa melihat ke arah Fiony.
"Sekarang aku tanya baik baik sama kamu" Ucap Fiony mengambil nafas.
"Apa alasan di balik sikap kamu sama aku" Lanjut nya.
Bi iin sebenarnya berada di bawah tangga dengan Bi Sumiati serta 3 bodyguard yang memang berada di rumah ini sedari mereka kecil. Mereka berlima menguping, dan siap siap akan memisahkan mereka jika terjadi aksi Jambak jambakan.
"JAWAB CHIKA VIOLET DERMATA" Bentak Fiony untuk pertama kalinya.
Fiony menatap tajam ke arah Chika, matanya memerah menahan amarah. Chika menatap ke arah Fiony, dengan tatapan yang tak kalah tajam dan wajah yang sudah mengeras karena emosi.
"Lo mau tau jawabannya?" Tanya Chika sinis.
Chika berdiri dari duduk nya, menghampiri Fiony yang berada di depannya.
"GUE GA SUKA PUNYA KEMBARAN KAYA LO, LO TAU GUE SELALU MALU PUNYA KEMBARAN YANG LUGU, POLOS, BODOH KAYA LO. GUE SELALU DI EJEK SAMA TEMEN TEMEN GUE KARENA PUNYA KEMBARAN KAYA LO. MEREKA SELALU BILANG SAMA GUE KALO MEREKA GA MAU MAIN SAMA GUE KARENA LO..." Bentak Chika menatap Fiony dan menunjuk Fiony.
"Lo selalu bersikap mengekang gue, gue udah bilang sama Lo kalau gue ga suka Lo ngikutin gue kemana pun gue pergi. Gue ga suka hidup gue selalu Lo recokin. Dan yang paling penting. GUE GA SUKA LO JADI KEMBARAN GUE" Ucap Chika dengan akhiran bentakan.
Chika berlalu dari hadapan Fiony, sedangkan Fiony dirinya diam seribu bahasa dirinya shock dengan kenyataan yang sebenarnya. Di menangis, seperti nya yang sangat sayang dengan saudaranya hanya Fiony sedangkan Chika dia membenci Fiony.
"Seharusnya emang kamu ga usah susah susah nanya Fio" Lirih Fiony.
Mereka berlima yang menguping tadi saling melirik, lalu langsung ngibrit ke luar teras. Mereka berlima berdiskusi.
"Apa yang bakal kita lakuin?" Tanya Bi iin.
"Kasian non Fio" Ucap Bi Sumiati.
"Ah kita mah ga bisa ngapa ngapain. Liat aja ibu sama bapak, dari dulu aja ga bisa buat banyak apalagi kita" Ucap pak Deo.
"Udahlah doain aja semoga mereka cepet berdamai" Ucap pak Reno.
....
KAMU SEDANG MEMBACA
SELALU MENGALAH?
Teen Fiction"Aku cuman mau Deket sama adik aku sendiri. Aku kesepian padahal aku punya kamu, tapi kamu selalu enggan buat deket sama aku. Aku cuman pengen kaya adik Kaka kembar kaya mereka mereka yang di luar sana" -Fiony Kezia Dermata. Fiony Kezia Dermata dan...