•:•.•:•.•:•:•:•:•:•:•:•☾ 𝐆𝐑𝐀𝐍𝐓𝐇𝐀 ☽•:•.•:•.•:•:•:•:•:•:•:•
𝟓%
Takdir yang sudah mengikat seseorang, apakah bisa dilepaskan?
Greesa kini terduduk di atas batu di depan rumah mereka bersama Daksa. Hala dan Nala sedang berkeliaran bersama Danendra di belakang rumah.
Mereka meminta izin untuk menginap setidaknya di depan gubuk reyot milik 4 gadis itu.
"Daksa, Terima kasih karena anda telah menolong saya. Mungkin jika tidak ada anda hari ini saya akan dibawa oleh pemotong daging itu.."
Greesa menundukkan kepalanya sembari meremat rok biru langit lusuh yang ia kenakan. Pikirannya berkecamuk mengulang reka adegan tadi yang ia alami.
"Tenang saja, Sa. Saya juga ingin berterima kasih karena anda juga 2 saudari lain nya sudah berkenan memberikan izin bagi kami untuk menetap sementara di depan rumahmu. (Batin Daksa : 'daripada rumah, ini lebih terlihat seperti gubuk yang tidak layak pakai')"
Daksa tersenyum hingga matanya hilang tertelan pipi,
"Ah iya, bukankah kalian ada 4? Kemana saudarimu yang lain?"Greesa mendongakkan kepalanya, dia baru tersadar ada yang hilang. Nawasena belum pulang, apa mungkin dia ke pasar ya?
"Sepertinya dia sedang bermain bersama temannya. Dia anak yang paling kecil diantara saudariku yang lain." Greesa menjawab sekenanya.
"Begitu rupanya, dimana orangtua kalian? Kenapa hanya tinggal berempat?"
Pertanyaan Daksa yang selanjutnya membuat Greesa terdiam sejenak sebelum kemudian menjawab.
"Kami bukan saudari kandung,"
.
.
.
"Bagaimana?" tanya Rayees kebingungan, dia menatap Sena dengan satu alis yang diangkat.
"Ih kenapa kau jadi tuli, sih!" Nawasena bersedekap dada kemudian menekuk mukanya karena kesal.
Rayees tertawa dalam hati melihat reaksi Sena yang menurutnya sangat menghibur. Dia duduk di dekat kaki Sena kemudian menatapnya sebentar.
"Baiklah, ku terima ucapan Terima kasihmu. Sama sama, lalu apa ada hal lain?"
"Ray, kita ini teman bukan?" bukannya menjawab, Sena malah balik bertanya.
"Yah tentu saja, kita teman. Kau ini kenapa Sena? Pasti ada yang kau sembunyikan. Ku koreksi, banyak hal yang kau sembunyikan."
Sena mendongak, menatap langit yang sepertinya akan menangis. Perasaannya campur aduk diantara gelisah dan takut.
"Besok pagi.. " Sena menggantungkan ucapannya.
"Ya.. Besok pagi kenapa?"
"Besok pagi.. " kini Sena menatap serius ke arah Rayees.
KAMU SEDANG MEMBACA
GRANTHA
FantasyCerita ini diambil dari karangan dan khayalan nyata penulis, tidak ada unsur mengcopy atau menyalin⚠️⚠️ Dunia adalah tempat untuk berpijak, manusia adalah salah satu makhluk yang menghidupinya. Namun, jika manusia adalah salah satu sudah pasti ada m...