XII

5 1 0
                                    

•:•.•:•.•:•:•:•:•:•:•:•☾ 𝐆𝐑𝐀𝐍𝐓𝐇𝐀 ☽•:•.•:•.•:•:•:•:•:•:•:•

12%

BUATLAH KENANGAN YANG BAIK, ITU AKAN TERSIMPAN DALAM RELUNG JIWA SANG PENGENANG.

Rayees dan Nawasena berlarian di tengah hutan, mereka tertawa lepas seakan merasa tidak ada beban sedikit pun dalam kehidupan yang sulit ini.

Rencana mereka setelah memberikan makanan kepada para tamu adalah berburu buah apapun yang ada di dalam hutan. Entah itu buah rasberry, strawberry liar, dan lainnya.

"Apa yang akan kita petik terlebih dahulu?" tanya Rayees sembari menolehkan kepalanya pada Nawasena.

"Apa saja yang ditemukan lebih dulu," jawab Nawasena dengan cengiran khas nya.

Rayees menggelengkan kepala maklum. Sepertinya Nawasena sedang dalam keadaan yang sangat baik. Dia bersyukur kepada Tuhan.

Dipandanginya gadis yang telah lama menjadi temannya ini, bahkan sahabat. Susah dan senang sudah mereka lalui bersama. Tahu tentang masa lalu masing-masing, mungkin?

Rayees menggenggam tangan Nawasena dengan erat, dia tersenyum sembari menunjukkan kalung yang ia pakai. Nawasena tersentak kaget, dia fikir kalung itu disimpan oleh Rayees.

"Kau memakainya? Ku kira kau menyimpannya." ucap Nawasena.

"Aku tidak akan pernah melepaskan kalung ini, bukankah kalung ini pemberian darimu? Aku harus memakainya selalu." Rayees tersenyum sembari memegang kalung tersebut.

Nawasena terkekeh mendengar penuturan Rayees. Dia merasa pemberiannya dihargai sekarang. Kalung itu dibuatnya menggunakan tangan sendiri tanpa bantuan orang lain.

"Syukurlah,"

"Aku berjanji tidak akan melepaskan kalung ini," ucap Rayees.

"Sekalipun kau sedang mandi? Bagaimana jikalau kalung itu putus?" Nawasena berjalan sembari melihat Rayees.

"Ya.. Tidak apa. Asal liontin cantik ini tidak hilang. Yang mengingatkanku padamu adalah liontin ini, Nawa."

"Yah yah terserah mu, Ray. Asalkan kau bahagia saja."

Mereka berdua tertawa, keadaan seperti ini yang selalu Rayees inginkan. Melihat senyuman nya abadi hingga hari tua. Terkesan berlebihan tapi Rayees selalu berdo'a seperti itu kepada Tuhan.

"Nawa, kau tahu perbedaan mu dengan sang bulan?"

"Tahu, jelas berbedalah! Aku manusia, dan bulan itu benda langit."

Rayees terkekeh pelan, di tatapnya teman lama ini.
"Salah, perbedaan mu dengan bulan adalah jikalau bulan menerangi gelapnya malam maka kamu menerangi gelapnya kehidupan ku."

"Tidak mau,"

Rayees menganga kecil, dia terkaget..sedikit.

"Kenapa tidak mau?"

"Nanti diriku harus memegang lentera terus menerus, lagi pun di rumah mu ada lentera bukan? Pakai itu saja."

GRANTHA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang