VII

8 1 0
                                    

•:•.•:•.•:•:•:•:•:•:•:•☾ 𝐆𝐑𝐀𝐍𝐓𝐇𝐀 ☽•:•.•:•.•:•:•:•:•:•:•:•

𝟕%

Jika setia disalahkan, maka pengabdian seperti apa yang harus dibenarkan?


Naladhipa, dia berjalan sendirian menyusuri hutan sebelah barat. Dingin, sepi, sendirian.

"Ish, kenapa aku mengiyakan ajakan si Daksa-Daksa itu ya?" Nala mempoutkan bibirnya sembari menggerutu sebal.

"Hala! Danendra! Kalian dimana? Ayo pulang, aku sudah lapar.."

Nala memegangi perutnya yang terus bersuara dari tadi, dia berjongkok sembari menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangan kecilnya.

"Ingin pulaaang, lapaarr.. " rengeknya entah kepada siapa.

Dari tempat dia berjongkok, dapat terdengar suara krasak krusuk khas dengan orang yang sedang berlari. Karena dia takut bercampur penasaran, dia berguling lalu bersembunyi di bawah akar besar mengabaikan perut kroncongannya.

"Lagi-lagi dia lolos! Ayo bergegas pergi, kita tidak tahu ada apa di hutan ini." ucap seorang lelaki yang Nala yakini pimpinan dari gerombolan pasukan beranggotakan 5 orang tersebut.

Mereka memakai baju serba hitam dengan kepala yang di tutup oleh tudung sewarna dengan baju mereka.

"Mereka siapa sih?" tanya Nala kepada dirinya sendiri,

"Tak tahu," Nala melotot lucu lalu perlahan melirik ke arah samping kiri tempat suara tersebut terdengar.

"K-k-k-kau.. Si-siapa?... AA-" mulutnya yang akan berteriak, reflek di bekap oleh seseorang dengan pakaian serba hitam juga.

"Suttt, jangan berteriak ku mohon.." ucap lelaki tersebut.

Nala menganggukkan kepalanya tanda dia tidak akan berteriak, dan hal tersebut membuat lelaki di sampingnya melepaskan bekapan tadi. Dia membuka tudung kepalanya dan memperlihatkan wajah tampan nya.

'Adoyy!! Tampan juga ternyata~' ucap Nala di dalam hatinya, dia menatap lekat lelaki di sampingnya.

"Kenapa? Terpesona ya? Haha," lelaki itu tertawa tampan sembari memegang jidatnya. Sontak hal tersebut membuat Nala sedikit memerah dan sedikit geli juga.

'Tampan sih, tapi sedikit stress..'

"Tidak, aku tidak terpesona."

"Jangan berbohong nyo-... " ucapan lelaki tersebut terpotong dengan langkah kaki yang ada di depan mereka.

Keduanya sama terdiam sembari menatap ke arah depan mereka. Jantung mereka seakan-akan copot ketika tak sengaja sebuah pegang menembus tanah pas sekali di depan mata mereka.

Disaat jantung yang berdegup cukup kencang itu mereka kembali bertatap-tatapan. Entah apa yang ada di pikiran Nala, rasa takut yang tadi muncul tetiba hilang begitu saja saat melihat lelaki di depannya ini.

Begitu pun dengan lelaki di hadapan Nala, dia terbuai dengan sorot cantik mata hanzel Nala.

"Ha! Ketahuan anda!" ucap seseorang yang mengintip dari depan mereka

GRANTHA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang