•:•.•:•.•:•:•:•:•:•:•:•☾ 𝐆𝐑𝐀𝐍𝐓𝐇𝐀 ☽•:•.•:•.•:•:•:•:•:•:•:•
6%
Apakah ada manusia yang benar-benar tulus?
Nawasena dan Rayees, dua anak manusia yang asyik bermain kejar-kejaran layaknya dua pasang bocah kecil. Mereka sering lomba lari berdua, terkadang lomba memanjat dan lain sebagainya.
Itu dulu, setelah umur Rayees 15 tahun sikapnya mulai berbeda. Dia jarang bermain dengan Sena yang kala itu masih berumur 14 tahun.
Tidak ada yang tahu kenapa Rayees berubah. Tetapi sekarang ketika umur mereka menginjak 19 tahun, keduanya mulai seperti dulu lagi.
"Ray, Nawa capek!" ucap Sena sembari telentang di atas tanah.
Nawa, panggilan dari Rayees untuknya ketika mereka masih anak-anak.
Rayees terkekeh kecil melihat tingkah gadis di hadapannya, dia mendekat kemudian menarik tangan gadis itu untuk berdiri.
"Ayo semangat, aku ingin menunjukkan sesuatu kepadamu."
Rayees mulai berlari lagi sembari menggenggam tangan Sena. Mereka berlari cukup jauh dari desa menuju sisi utara hutan Cakradhana.
Rayees menghentikan langkahnya lalu berbalik. Dia mengeluarkan secarik kain untuk menutupi mata Sena.
"Kenapa mataku harus di tutup, Ray? Kau tidak sedang menjahiliku bukan?" Sena bertanya sembari memegang kain yang kini sudah terikat rapih menutupi matanya.
Dengan lembut tangan Sena digenggam oleh Rayees dan ditarik perlahan untuk melangkahkan kakinya.
"Tenang, aku tidak akan memberimu tahi kambing lagi hehe.." jawab Rayees.
(FLASHBACK ON)
"Kau akan membawaku kemana, Ray?" tanya Sena yang masih berumur 10 tahun. Mereka berjalan beriringan dengan mata Sena yang ditutup oleh telapak tangan Rayees.
"Aku akan menunjukkan penemuanku, kau mau melihatnya kan?" Rayees kecil yang berumur 11 tahun sangat antusias membawa teman kecilnya ini.
"Ya, aku ingin melihatnya tapi kenapa mataku di tutup? Bagaimana bisa aku melihat penemuan mu, Ray?"
Rayees menghentikan langkahnya begitupun dengan Sena.
"Sudah, kamu tidak perlu banyak bertanya. Penemuan ku sudah ada disini. Kulepas tanganku dari matamu asalkan kau jangan dulu membuka mata ya Nawa? Ya? Ya?"
Nawasena mengerutkan jidatnya merasa ada yang janggal di indra penciuman nya tetapi dia tetap menuruti apa yang Rayees katakan.
"Baiklah,"
Rayees berjalan ke depan Sena sembari memungut sesuatu,
"Ayo buka matamu dalam hitungan ke tiga, satu.. dua.. tiga.."Nawasena membuka matanya perlahan, dia mengerjabkan mata sembari melihat apa yang Rayees pegang.
KAMU SEDANG MEMBACA
GRANTHA
FantasyCerita ini diambil dari karangan dan khayalan nyata penulis, tidak ada unsur mengcopy atau menyalin⚠️⚠️ Dunia adalah tempat untuk berpijak, manusia adalah salah satu makhluk yang menghidupinya. Namun, jika manusia adalah salah satu sudah pasti ada m...