•:•.•:•.•:•:•:•:•:•:•:•☾ 𝐆𝐑𝐀𝐍𝐓𝐇𝐀 ☽•:•.•:•.•:•:•:•:•:•:•:•
𝟏𝟕%
Hala kini menunduk menyembunyikan air matanya yang dari tadi turun sedikit demi sedikit. Ia kini terduduk di atas batu bersama Danendra di sampingnya.
"Sudah, jangan terus-terusan menangis." bujuk Danendra untuk yang kesekian kali nya.
"Ndra, aku tahu bahwa perbuatan ku salah. Aku hanya khawatir kepada Greesa, mengapa mereka tidak mengerti?"
Danendra menghela nafas berat, dia sungguh bingung sekarang. Bingung bagaimana cara menjelaskan kepada gadis di sampingnya ini.
"Ya, Ndra juga tahu bahwa Hala khawatir kepada Greesa. Tapi, coba kalau Hala ada di posisi Greesa sendiri dan juga di posisi Nala. Menasihati boleh, tapi jangan sampai merendahkan seseorang." Danendra mengusap pelan kepala Hala yang tertunduk.
"Pikiranku sangat kalut tadi malam, aku tidak bisa berfikir dengan logika ku. Sungguh, aku tidak bermaksud merendahkan Greesa dan Nala."
"Aku salah, Ndra." Hala menutup wajahnya dengan rapat, ia mulai terisak semakin kencang.
Danendra yang dipertontonkan hal ini semakin bingung dibuatnya. Ia mendekat dan memeluk gadis keras kepala ini, mengusap kepalanya dengan lembut.
"Ayo meminta maaf akan ku temani," ucap Danendra.
Di tempat lain yaitu di rumah gubuk. Nala, Nawasena, Rayees, dan Dierja telah mengetahui hubungan antara Greesa dan Daksa. Sepasang kekasih itu kini tengah mengobrol di teras depan gubuk.
Mereka duduk di atas rerumputan hijau yang ada di gubuk itu. Beralaskan rumput, membuat mereka semakin tenang dengan deburan angin sore hari yang cerah ini.
"Aku ingin meminta maaf kepada Hala, Sa."
"Begitu pun dengan Greesa, rasanya tidak enak jikalau terus seperti ini. Kita harus meminta maaf kepadanya, Greesa tahu dia hanya khawatir jadi sampai seperti itu." Greesa menyenderkan kepalanya di pundak Daksa sembari menatap langit sore yang indah.
"Yah, semoga dia berkenan memaafkan kita." tangan Daksa terangkat untuk merangkul pundak gadisnya. Ia sedikit gugup, entah kenapa.
Begitu pula dengan Greesa, jantungnya bekerja dua kali lebih cepat. Ini kali pertama Greesa dekat bahkan mengakui bahwa ia menyukai lelaki disampingnya.
" Daksa, apakah jalan yang kita ambil untuk menjadi sepasang kekasih itu benar?" tanya Greesa sembari mendongakkan kepalanya.
Ditanyai hal yang menurut Daksa 'nyeleneh' membuat ia berfikir sebentar sebelum menjawab.
"Aku pastikan jalan yang kita ambil ini benar adanya, mengapa Greesa menanyakan hal ini?"
"Greesa hanya khawatir jika suatu saat nanti kita akan berpisah,"
Mendengar penuturan Greesa membuat Daksa tertawa kecil, dia memeluk erat sang pujaan hati.
"Asal Greesa tahu ya, perpisahan itu memang selalu ada di setiap pertemuan. Yakinlah, apabila kita berpisah nanti maka dikehidupan selanjutnya kita akan bersama kembali."
KAMU SEDANG MEMBACA
GRANTHA
FantasyCerita ini diambil dari karangan dan khayalan nyata penulis, tidak ada unsur mengcopy atau menyalin⚠️⚠️ Dunia adalah tempat untuk berpijak, manusia adalah salah satu makhluk yang menghidupinya. Namun, jika manusia adalah salah satu sudah pasti ada m...