XV

4 2 0
                                    

•:•.•:•.•:•:•:•:•:•:•:•☾ 𝐆𝐑𝐀𝐍𝐓𝐇𝐀 ☽•:•.•:•.•:•:•:•:•:•:•:•

𝟏𝟓%

Tak terasa tiga minggu sudah terlewatkan dengan penuh canda dan tawa di rumah gubuk ini. Mereka kini saling mengenal satu sama lainnya. Tak ada kata canggung lagi seperti awal ketika mereka bertemu.

Daksa, Danendra, Dierja mengikuti langkah Rayees ke rumah jaga untuk membantu para orang sakit dan lansia. Mereka kini dikenal sebagai penolong penting yang memberikan ilmu kesehatan kepada warga.

"Hoy.. Rumahnya ini? Dibandingkan dengan rumah, ini lebih terlihat seperti kandang kambing. Bahkan kandang kambing ku lebih bagus daripada gubuk jelek ini." ucap seorang gadis bernama Mega. Gadis ini sudah lama mencari tempat Daksa tinggal dan ternyata, rumah gubuk? Sangat tidak setara dengan derajatnya.

"Untung dia hanya menumpang, lagi pun ada rumah yang lebih layak pakai dari pada gubuk jelek ini. Kenapa dia lebih memilih tinggal disini, sih?" kesalnya.

Tak lama keluarlah seorang gadis berkulit putih seperti salju, tak lupa wajahnya yang indah itu dan wangi yang menguar dari tubuhnya yang mulus.

Mega tersentak, dia akui gadis ini lebih cantik daripada dirinya tapi Siapakah gadis ini?

Gadis itu Greesa, dia sepertinya selesai mandi. Wajahnya di pagi hari sangat tampak segar tanpa polesan bedak sedikit pun. Maklum, bisa bercermin di air saja sudah sangat bahagia rasanya.

"Ekhem!" intrupsi Mega.

"Anda siapa ya?" tanya Greesa sembari mendekat ke arah Mega.

Mereka berdiri berhadapan, Greesa tersenyum cerah sedangkan Mega menekuk wajahnya seperti awan gelap yang menghalangi sang mentari.

"Apakah benar ini rumah singgah Tuan Daksa?" bukannya menjawab, Mega bertanya kepada Greesa.

Mendapatkan pertanyaan seperti itu membuat Greesa mengernyit, maksud dari rumah singgah?

"Bisa dibilang, ya?" jawab Greesa.

Mega tersenyum sinis, gadis itu mengelilingi Greesa seakan menilai. Dari atas ke bawah, cara berpakaian Greesa yang kuno bahkan beberapa bekas jahitan ada di bajunya.

"Cih,"

"A-ada apa ya, Nona?" Greesa seakan diintimidasi oleh orang ini.

"Aku tak percaya Tuan Daksa betah di rumah kumuh ini. Seharusnya dia meminta bantuan padaku saja jikalau ingin singgah. Rumahku jauh lebih bagus dan lebih besar dari pada rumah mu."

Greesa menunduk, dia juga tidak bisa menyangkal bahwa rumahnya yang jelek ini memang tidak pantas untuk ditempati lagi. Tapi ia sungguh sangat menyayangi rumah gubuk yang telah ditinggalkan nenek untuknya dan ketiga saudarinya.

"Ya, kau benar Nona. Lalu apa yang kau inginkan?" tanya Greesa sembari menatap Mega dengan lembut.

Tatapan ini membuat Mega sedikit terusik, apa-apaan orang di depannya ini?

"Kalau kau sudah menyadarinya, ya sedikit sadar dirilah bahwa rumah mu ini sangatlah tidak pantas untuk ditempati. Kandang kambing." kini Mega bersedekap dada sembari menatap Greesa dengan angkuh.

GRANTHA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang