🍀 Surat Cinta Untuk Gibran 🍀

2K 219 77
                                    

"Biar lo anget." Farra menyampirkan syal miliknya di leher Arumi yang sudah berjaket tebal yang melapisi tubuhnya.

"Makasih, Far." Lontar Arumi sambil tersenyum manis. Lagian, so sweet banget sih temannya ini.

Farra senyum aja, udah gitu dia bangkit buat berdiri. Karena tadi 'kan dia jongkok, sebab Arumi lagi duduk di kursi kayu kecil di dapur.

Sementara, bukan cuma Arumi dan Farra doang yang ada di dapur.

Ada Nathan yang lagi ngatur besar kecilnya api di tungku, dan Rachel sama Brian yang lagi bukain bungkus mie.

Sepulang dari warung, Arumi sama Evan pulang dalam keadaan basah kuyup. Beruntungnya, yang lain udah sampai di posko. Langsung aja mereka bawa Evan sama Arumi masuk ke dalam.

Evan sendiri udah ganti baju, dan sekarang lagi ada di ruang tengah sama yang lain.

"Eh udah mendidih ya airnya?" tanya Rachel ke Nathan.

Karena Rachel itu bukan tipe cewek yang bisa masak. Masuk ke dapur aja dia jarang banget, bahkan masak air aja kadang Rachel suka bingung airnya udah matang apa belum. Jadi, dari pada so tau mending Rachel tanya aja.

"Udah, Chell, sok lo masukin mie nya." yang jawab malah Brian.

Gemas aja gitu sama Rachel yang keliatan linglung.

Nathan menepuk-nepuk ke dua tangannya, menghilangkan debu di kedua telapak tangannya.

Setelah itu menjauh dari tungku, biar Rachel sama Brian yang lanjutin.

"Arin, lo pusing gak?" Pria itu melemparkan pertanyaan pada Arumi yang dipanggilnya dengan panggilan Arin.

Arumi menggeleng menenangkan Nathan yang nampaknya khawatir dengan keadaannya.

"Tahan gue, lagian cuma kehujanan dikit." Balasnya dengan tenang.

"Kalau pusing bilang gue." Tutur Nathan lagi, yang nampaknya mengundang perhatian yang lain.

Brian misalnya, cowok  itu malah terlihat mengulum senyumnya. Kalau  Farra sama Rachel sih lebih kayak pura-pura budeg aja.

"Aman."

Akhirnya, Nathan hanya mengangguk.

Sedangkan, Farra ikut membantu Rachel dan Brian yang nampak sibuk memasak mie instan.

"Ini masaknya dibarengin aja, Bri?" tanya Farra memastikan.

"Iya, biar cepat Far." Jelas Brian.

"Sini gue bantu bukain bumbunya." Katanya pada Rachel.

"Boleh."

Sambil nunggu mie nya matang, sesekali sambil mantau juga. Rachel, Farra, sama Brian akhirnya memilih buat ikutan ngobrol sama Arumi Nathan yang dari tadi gak tau lagi ngomongin apa.

Kecil banget soalnya, ketutup sama suaranya Brian yang dari tadi ngoceh mulu soal mie yang lagi dimasak.

"Entar deh, gue pikirin lagi." Balas Arumi.

"Senyaman lo aja, Rin."

Gak tau dari tadi mereka ngobrolin apa, yang pasti ada tanda tanya besar di benak Brian. Entah telinga nya yang kurang mendengar atau gimana ya, soalnya dari tadi dia dengernya Nathan manggil Arumi pakai sebutan Arin.

"Eh eh, pada ngobrolin apa sih? Asik banget kayaknya?" Kepo Brian.

"Gak. Cuma bahas proker mesin aja, Bri." Balas Arumi menjelaskan.

"Terus tadi kalian gimana di sekolah? Ada yang seru gak?" tanya Rachel penasaran. Ingin mendengar pengalaman yang lain juga.

"Biasa aja sih kalau gue." Timpal Farra yang merasa kalau program kerja pertama mereka tadi biasa aja.

KKN BenefitsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang