Are you dating?

16 3 0
                                    

Pagi kembali tiba, di kamp musim panas ini biasa dimulai dengan jogging ringan dan pemanasan ringan. Setelah itu para manager akan menyiapkan sarapan, sedangkan para pemain lainnya akan lanjut pemanasan dan latihan individu sembari menunggu sarapan dihidangkan.

Pagi ini, Aiko terlambat ke dapur karena bangun kesiangan. Semalaman tadi dia mengobrol dengan Kuroo hingga tengah malam sampai ketahuan oleh pelatih Nekomata dan kemudian mereka berdua dipaksa bubar.

Saat tiba di dapur para manajer malah berkerumun seperti sedang membicarakan sesuatu.

"Teman-teman? Apa persiapan sarapannya sudah selesai?" Tanya Aiko yang bingung melihat kerumuman itu.

Semuanya menatap Aiko dan saling sikut-sikutan. Sepertinya ada yang ingin mereka tanyakan pada Aiko, tapi mereka ragu untuk melontarkannya.

"Akh! Tidak bisa begini! Tanya langsung memang lebih baik!" Teriak Kaori tiba-tiba. "Yukie, cepat tanyakan ke Aiko!"

Yukie yang namanya tiba-tiba disebut terkejut dan bertanya-tanya kenapa harus dia. Kini kedua manajer fukurodani itu bertengkar tentang siapa yang akan bertanya ke Aiko. Sedangkan manajer yang lainnya diam-diam ingin meninggalkan dapur tapi terhenti ketika Kiyoko melontarkan pertanyaan itu kepada Aiko secara blak-blakan.

"Aiko, apa kamu berpacaran dengan Kuroo?"

"Iya" jawab Aiko tenang.

Berbeda reaksi tenang Aiko ketika menjawab pertanyaan itu, para pendengar justru sebaliknya. Mereka heboh, dan bertanya-tanya, kapan, bagaimana, yang benar? Dan pertanyaan lainnya. Kecuali Kiyoko yang kini terukir sebuah senyuman manis di wajahnya.

"Begitu kah? Kalau begitu semoga kalian selalu akur"

Melihat senyum Kiyoko membuat semua orang terpana dan lupa sejenak dengan topik pembicaraan mereka yang tadi. Sebelum mereka tersadar Aiko berbicara duluan.

"Tenang, kak Kiyoko. Aku akan mendahulukan kepentingan tim dibandingkan kepentingan kekasihku kalau dalam hal voli"

Mendengar pernyataan tegas Aiko, Kiyoko tertawa kecil membuatnya terlihat lebih cerah daripada matahari pagi.

"Baguslah kalau begitu, oh ya sarapannya sudah siap untuk dihidangkan. Teman-teman apa bisa tolong panggilkan yang lainnya?" Tanya Kiyoko dengan lembut

Semua serempak menjawab 'ya' seakan telah dihipnotis oleh senyuman Kiyoko tadi dan terlupa dengan hal yang sebenarnya sedang mereka bicarakan.

#

Setelah sarapan. Semua pemain berkumpul di gym untuk pertandingan sahabat. Kondisi tim Karasuno masih sama. Masing-masing anggota seperti masih mencari-cari ritme baru yang sesuai dengan tim. Namun sudah mulai tersusun walau masih berantakan.

"Aiko, kalau nanti 'Pertandingan di tempat sampah' benar-benar terjadi, siapa yang kamu dukung? Nekoma atau Karasuno?" Tanya Kuroo di sela-sela latihan mereka.

Setelah percakapan mereka malam itu kecanggungan diantara mereka mulai mencair dan Kuroo jadi selalu ingin di dekat Aiko.

"Tentu saja Karasuno" jawab Aiko tanpa ragu.

"He?! Kenapa? Kamu gak sayang sama aku?!"

"Kalau kamu bertanya tentang tim, tentu saja aku memilih Karasuno, karena aku adalah bagian dari Karasuno. Tapi jika kamu tanya secara pribadi, tentu saja aku dukung kamu" sorot mata Aiko melembut diakhir kalimatnya.

Melihat wajah Aiko dengan senyuman tipis yang manis diwajahnya membuat jantung Kuroo berdebar lebih kencang. Kini wajahnya sudah semerah tomat matang. Salah tingkah dengan jawaban Aiko dia malah menyembunyikan wajahnya di belakang kenma yang sedari tadi jadi penonton keakraban dua sejoli itu.

Aiko yang melihat Kuroo juga ikut tersipu dan salah tingkah. Padahal dulu tidak ada salah tingkah seperti ini diantara mereka. Sepertinya lama tak berjumpa membuat mereka tanpa sadar ingin menampilkan sisi terbaik dari diri mereka masing-masing.

"Oh ya, nanti sore akan ada barbeque. Mohon bantuannya ya, sayang" kata Kuroo dengan percaya diri meski wajahnya masih tetap merah.

Mendengar kata 'sayang' dari Kuroo membuat jantung Aiko berdebar kencang, wajahnya yang sudah merah bertambah lebih merah. Dia salah tingkah dan mencoba mengipasi wajahnya dengan tangannya. Tak sanggup berkata-kata, Aiko hanya membalas perkataan Kuroo dengan anggukan kecil.

"AKH, Duo sejoli ini! Carilah ruang untuk berduan! Haruskah kalian saling modus di depanku?" Omel Kenma yang akhirnya muak dengan tingkah kedua teman masa kecilnya itu.

Mendengar reaksi dari Kenma, roh Aiko seakan kembali ke tubuh. Dia langsung berhenti salah tingkah dan menepuk punggung Kenma dengan kuat.

"Oh, ayolah, Kenma! Bukankah kamu sangat senang karena akhirnya kita dapat berkumpul kembali setelah sekian lama?!" Kata Aiko dengan ceria sambil mencubit kedua pipi Kenma.

"Akwhu mwemwang mwembialkwanmwu uwntwuk twidwak uswah mwemwanggilku abwang, twapwi bwukan bwewati kwamwu bwiswa mwempwerlakuwkwankuw swepertwi ini!!—aku memang membiarkanmu untuk tidak usah memanggilku abang, tapi bukan berarti kamu bisa memperlakukanku seperti ini!!" Omel Kenma masih dengan cubitan Aiko di kedua pipinya.

Melihat reaksi marah Kenma, justru menjadi hiburan bagi Aiko dan Kuroo. Aiko melepaskan cubitan sedangkan Kenma masih mengomel kepada Aiko. Kuroo yang melihat interaksi mereka, tertawa bahagia.

'rasanya sudah lama sekali sejak kita berkumpul terakhir kalinya' batin Kuroo.

'aku harap kami bisa terus akrab begini sampai hari tua nanti' diam-diam mereka bertiga memiliki harapan yang sama di batin mereka.

'Ball'in In Love With You (Kuroo Tetsurou)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang