Invitation

17 1 0
                                    

Pagi hari ini turun hujan yang lebat, sungguh cuaca yang tidak cocok untuk memulai hari dengan semangat. Begitu pula dengan suasana hati Aiko saat ini. Tidak ada bahagia ataupun semangat dirasakan olehnya. Hari ini adalah hari pertandingan nasional tingkat SMP. Aiko yang digadang-gadangkan sebagai Ace voli putri masa depan tentu saja akan berpartisipasi dalam pertandingan itu dengan tim dari SMP nya—SMP yang sama dengan Kenma dan Kuroo.

Selain itu pertandingan kali ini, merupakan pertandingan terakhir Aiko karena saat ini Aiko telah menginjak tahun terakhir di sekolahnya saat ini. Jika Aiko menang dalam pertandingan musim ini, besar kemungkinan Aiko akan diundang ke camp pelatihan voli perempuan nasional dan nantinya menjadi salah satu Ace nya tim nasional Jepang.

Tapi dibanding dengan suasana media saat ini, suasana hati Aiko malah terlihat sebal dan sedih. Karena selain pertandingan sore ini, pada malamnya dia akan melakukan resital sebagai pertunjukan kelulusan di les musik nya. Sama hebatnya dengan pertandingan nanti sore, resital malam ini akan menjadi pintu express bagi Aiko untuk memasuki sekolah musik bergengsi atau bahkan langsung ke tingkat perguruan tinggi permusikan.

Jika saja resital diadakan pagi ini, suasana hatinya pasti tidak akan segundah ini. Karena jika ia bermain voli dulu sebelum resital, dapat dipastikan jari-jarinya tak akan kuat setelah menerima dan memukul bola voli yang cukup keras itu.

Dia bingung yang mana yang harus dia pilih. Piano atau voli? Pribadi atau tim? Keinginan ayah atau keinginan sendiri? Selagi kepala Aiko penuh dengan kegundahan itu, sebuah pesan masuk ke handphonenya.

Semangat untuk pertandingan dan resital hari ini. Aku sudah menyiapkan bunga kemenangan dan setelan jas untuk acara nanti malam. Hehe, aku akan hadir di pertandingan dan pertunjukanmu. Semoga lancar.
Love, Kuroo.

Begitulah isi pesannya. Membaca pesan itu membuat hati Aiko terasa lebih ringan. Dia bangkit dari tempat tidurnya dan berusaha menghilangkan pikiran-pikiran buruknya yang tadi. Dia mengambil tasnya dan bergegas ke stadion pertandingan. Masa bodoh dengan omelan pelatih karena walau ia datang terlambat, toh, pertandingannya belum dimulai.

"Aiko darimana saja kamu?! Kemarin kan saya sudah bilang akan ada latihan singkat sebelum pertandingan"

"Aduh~ pelatih, pertandingannya kan masih dua jam lagi. Lagipula bukankah kita harus menghemat tenaga agar bisa tampil optimal nanti?" Rengek Aiko kepada pelatihnya.

"Sudahlah, pelatih. Berapakalipun anda memarahi Aiko ia tidak akan mendengarkan." Kapten tim berusaha menenangkan Pelatih. "Aiko segera selesaikan pemanasanmu dan bergabung dengan tim latihan" komando dari kaptenlah satu-satunya yang akan Aiko dengar.

Setelah pemanasan sebentar Aiko ikut bergabung dengan tim latihan. Tak terasa satu jam telah berlalu. Satu jam lagi pertandingan mereka akan diadakan. Seluruh anggota tim diperintahkan untuk beristirahat agar bisa bertanding secara optimal di pertandingan nanti. Lawan tim mereka kali ini sangat kuat, hanya tim tersebutlah yang bisa bersaing ketat dengan tim dimana Aiko berada.

"Aiko~ ada seseorang yang ingin bertemu denganmu" panggil pelatih ketika Aiko hendak membuka ponselnya.

Aiko hanya berjalan ke arah pelatih dengan penasaran tanpa bertanya siapa terlebih dulu. Di samping pelatihnya tampak seseorang yang berpakaian setelan jas sedang berbincang dengan pelatihnya. Begitu melihat Aiko mendekat perhatian orang itu langsung beralih kepada Aiko.

"Halo, Aiko. Perkenalkan saya Kairagii Himeko, penanggung jawab tim voli  nasional unit junior untuk saat ini" wanita berpenampilan rapi itu memberikan sebuah kartu nama kepada Aiko.

Aiko menerima kartu itu dengan membungkuk. Di sana tertulis nama dan kontak wanita itu.

"Saya telah memperhatikan permainan anda sejak anda masih di tahun pertama. Untuk tahun pertama sudah masuk barisan pemain utama itu adalah hal yang sudah cukup hebat dan melihat perkembangan anda sampai saat ini, saya tertarik untuk melatih anda sebagai calon pemain nasional Jepang di masa depan. Bagaimana apakah anda tertarik?" Jelas Kairagii dengan lugas.

Aiko hanya diam mencerna apa yang baru saja wanita itu katakan. Ia masih  muda tapi sudah mendapatkan undangan sebagai calon pemain timnas. Bukankah itu adalah impian setiap pemain voli? Bukankah mereka bekerja keras demi diakui dan diterima di timnas? Sesaat Aiko merasa sangat bahagia. Tapi sesaat kemudian dia merasa bimbang. Karena malam ini akan ada resital dan jika resitalnya sukses, dia tidak akan pernah bisa bermain dalam pertandingan lagi.

"Ah- anda tidak perlu menjawabnya saat ini juga. Kami akan menunggu sampai anda merasa siap. Hubungi saja saya ketika anda telah menentukan jawabannya. Semoga pertandingan anda hari ini lancar dan membuahkan kemenangan. Sampai jumpa. Saya pamit dulu" wanita berpenampilan itu pamit kepada pelatih tim Aiko dan pergi.

Aiko masih diam termenung di tempat. Dia saat ini benar-benar bimbang. Dua masa depan yang benar-benar ia inginkan sudah berada tepat di depan mata, tapi sayangnya jalan itu tidak saling bersilangan.

"Aiko, tidak usah terlalu dipikirkan sekarang. Saat ini kamu fokus saja dengan pertandingan di depan mata ini. Soal itu bukankah nona Kairagii tadi sudah bilang beliau akan menunggu sampai kapan pun kamu siap" tegur pelatih menyadarkan Aiko.

Sepuluh menit dari sekarang pertandingan akan dimulai. Aiko segera bergabung dengan teman-teman satu timnya dan melakukan pemanasan.

'fokus Aiko, saat ini adalah hal yang lebih penting daripada hal lainnya' batin Aiko mencoba untuk tetap fokus.

Peluit tanda pertandingan dimulai dibunyikan. Servis dimulai dari tim lawan akan menghantam tim Aiko. Sampai saat pertandingan berlangsung Aiko tidak jadi memeriksa ponselnya yang kini sudah banyak pesan dan panggilan tidak terjawab.

'Ball'in In Love With You (Kuroo Tetsurou)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang