Kembali

1 0 0
                                    

"Apa aku boleh gabung satu set?" tanya Aiko sambil mengikat rambutnya dengan rapi dan kuat.

Pertanyaan itu membuat semua yang dapat mendengarnya terkejut. Semuanya tak percaya dengan apa yang mereka dengar. Bukankah itu Aiko yang digadang-gadangkan akan menjadi pemain pro terbaik se-Jepang saat ia masih di bangku SMP.

Pertanyaan itu secara tak langsung mendeklarasikan jika Aiko siap untuk kembali bermain voli. Entah nantinya apa ia akan benar-benar bergabung dengan timnas atau tidak sama sekali.

Pertanyaan itu membuat Miko tertawa girang dan langsung mengangguk setuju. Berbanding terbalik dengan Kuroo yang khawatir satu set itu akan membawa kembali trauma kekasihnya itu.

Aiko menatap Kuroo dan tersenyum lembut. Ia sudah paham sekali dengan kekasihnya yang tengil itu. Meski di antara teman-temannya Kuroo memiliki sifat jail dan iseng. Tapi ketika ia berada di sekitar Aiko, sifat alaminya tanpa ia sadari jadi muncul. Sifat pemalu dan mengkhawatirkan orang lain, adalah sifat yang sedari kecil sudah Kuroo miliki.

"Tenang saja, Tetsurou-kun. Aku hanya tidak ingin terlarut dalam penyesalan terlalu lama. Aku akan baik-baik saja. Bukankah begitu?"

Melihat senyuman manis di wajah cantik Aiko membuat jantung Kuroo berdebar lebih cepat. Ia lagi-lagi telah jatuh cinta untuk kesekian kalinya kepada kekasihnya itu. Ia hanya bisa mempercayai pilihan kekasihnya dan mendukungnya.

Peluit dibunyikan sebagai tanda pertandingan dimulai. Dimulai dari Miko yang melakukan servis untuk timnya. Servis disambut dengan mulus oleh tim lawan dan melakukan tos yang sama mulusnya ketika orang-orang masih terpana dengan tos yang indah, sang pemukul datang dengan cepat dan memukul bola dengan kuat hingga menembus tim Miko. Pemukul itu adalah Aiko.

Miko berdecak sebal. Perasaan rivalitas yang sudah lama tak ia rasakan kini kembali membara di hatinya. Sejak Aiko mengatakan ia akan menonton pertandingannya hari ini, Miko sudah berharap Aiko akan mau diajak bertanding. Tapi, ia benar-benar tak menyangka jika Aiko lah yang lebih dulu menawarkan diri.

Pertandingan terus berlanjut. Meskipun pertandingan kali ini merupakan pertandingan antar dua tim, tapi malah terasa seperti pertandingan antar dua calon pemain timnas Jepang yang menjanjikan bahkan sejak mereka masih di tingkat SMP. Aiko dan Miko.

Jika di tim berbeda mereka akan saling berlawanan menghantamkan bola, maka di satu tim mereka jadi tak terkalahkan. Jika Aiko adalah opposite hitter, maka Miko adalah outside hitter. Bersama mereka akan saling melengkapi. Berlawanan mereka akan saling menyerang titik lemah satu sama lain.

Melihat pertandingan di hadapannya membuat Kuroo berdecak kagum. Walaupun ini hanya satu set pertandingan latihan. Tapi terasa seperti pertandingan tingkat nasional. Memang ketika Kuroo melihat siapa saja yang ada dilapangan, para pemain merupakan anggota tim yang lulus di babak penyisihan tingkat prefektur. Jadi tidak salah jika dikatakan ini seperti pertandingan nasional.

Melihat Aiko yang fokus dengan permainannya membuat hati Kuroo merasa sejuk. Voli benar-benar olahraga yang selalu membuat ia merasa berdebar ketika menontonnya ataupun memainkannya. Kali ini pun ia kembali jatuh cinta kepada pertandingan voli dihadapannya. Kuroo benar-benar mencintai voli. Melihat Aiko yang bermain voli membuatnya jatuh cinta dua kali dalam sekaligus.

'Ahh, sepertinya aku benar-benar sangat mencintai voli'.

Pikiran Kuroo melayang ketika ia membayangkan betapa ia sangat menyukai permainan bola voli. Ketika tersadar, matanya tidak lagi mengikuti kemana bola pergi, tapi ia justru melihat kemana Aiko pergi. Menyadari hal itu, tiba-tiba ia merasa pipinya memanas dan jantungnya kembali berdebar kencang.

'tidak aneh jika saja ketika pulang nanti aku malah memasuki rumah sakit'

Kuroo tersadar apakah ia jatuh cinta kepada Aiko karena voli? Atau sebaliknya ia jatuh cinta kepada voli karena Aiko? Jawabannya tanpa ragu langsung ia temukan yaitu keduanya.

Permainan selesai dengan hasil tim Miko yang memenangkan pertandingan. Lama tidak latihan membuat Aiko sedikit lebih lambat daripada performanya yang dulu. Aiko dengan riang berlari menuju Kuroo.

"Kamu lihat semuanya kan?"

Kuroo mengangguk dan tersenyum lembut sambil memberikan sapu tangan yang sedari pagi sudah ia siapkan—berdasarkan buku panduan kencan.

"Aku, Akan bermain kembali!" seru Aiko dengan ceria

Mendengar hal itu, mata Kuroo melembut. Melihat betapa cerianya kekasihnya setelah bermain voli membuatnya ingin membagikan kesenangan itu kepada orang banyak. Ia berharap di masa depan nanti makin banyak orang-orang yang dapat merasakan kesenangan dari permainan voli. Baik orang itu bermain secara langsung ataupun hanya sekedar jadi penonton.

Saat Kuroo akan memeluk Aiko, seseorang mendekati mereka dan menyapa Aiko. Kuroo sangat mengenali orang itu. Dia adalah pelatih timnas voli wanita.

"A-chan~ Bagaimana setelah permainan tadi? Apa kamu tertarik kembali bergabung dengan kami?" Sapanya dengan ramah.

"Benarkah? Kalian akan menerimaku kembali setelah pergi tanpa kabar?" Tanya Aiko ragu.

"Tentu, tapi ada syaratnya" katanya sambil mengedipkan sebelah matanya kemudian berbisik kepada Aiko.

Mendengar bisikan tersebut wajah Aiko menjadi cerah. Dia senang dengan syarat yang diberikan dan menerimanya dengan senang hati.

Setelah pelatih timnas itu pergi, Kuroo dengan pelan mendekati Aiko dan ikut berbisik.

"Apa syaratnya?"

Mendengar bisikan Kuroo, Aiko terkekeh dan tersenyum usil sambil memposisikan jari telunjuk di depan bibirnya.

"Rahasia~"

"Oh ayo lah! Kamu akan rahasia-rahasiaan dariku? Bukankah kita sepasang kekasih yang saling terbuka satu sama lain?" Ujar Kuroo dengan dramatis.

"Berhentilah. Orang yang mendengarnya akan salah paham"

Sebagai balasan dari perkataan kekasihnya yang datar Kuroo memeluk Aiko dengan gemas. Aiko dengan reflek mendorongnya karena malu dilihat banyak orang.

"Lihatlah dua sejoli ini. Masa muda memang harus berbunga-bunga" kata Miko menyindir kemesraan Aiko dan Kuroo. "Hari sudah mulai gelap. Akan sangat terlambat jika kamu mengejar kereta terakhir ke Miyagi. Kamu akan menginap di Tokyo? Mau di rumahku?"

"Terimakasih atas tawarannya. Tapi, ibuku memiliki sebuah apartemen disini. Jadi aku akan menginap disana dan kembali ke Miyagi pagi harinya"

Percakapan antara Miko dan Aiko terhenti disana. Kini mereka hanya saling menatap dengan penuh arti. Kemudian Miko memeluk Aiko dengan erat.

"Kuharap kita dapat berada di lapangan bersama lagi. Entah itu sebagai kawan maupun lawan" kata Miko dengan tulus.

Aiko membalas pelukan Miko. Kemudian mereka pamit pulang.

###

'Ball'in In Love With You (Kuroo Tetsurou)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang