Pov Nasril
Setelah sarapan aku membantu Hani membereskan sisa-sisa acara semalam yang belum selesai. Tidak banyak yang perlu di kerjakan lagi, tadi malam Hani sudah membersihkan rumah. Aku dan nenek kaget tadi pagi saat melihat keluar kamar seluruh ruangan sudah bersih. Pantas saja tadi malam dia terlihat kesal, dia membersihkan rumah seluas ini sendirian sedangkan aku rebahan di kamar. Aku jadi merasa bersalah.
Aku melihat Hani yang akan mengangkat ember piring kotor ke arah kamar mandi.
"Biar saya saja" Aku mengambil alih ember itu
"Saya sendiri bisa Pak" Ucap Hani. Sepertinya dia masih ngambek.
Aku tak memperdulikan nya. Aku membawa ember yang berisi piring kotor itu ke kamar mandi. Setelah itu Hani mulai mencuci piring yang kotor, aku membantu menimba air dan membilas piring yang sudah di sabuni oleh Hani agar pekerjaan kami lebih cepat selesai.
"Kamu masih marah sama saya?" Tanyaku
"Siapa juga yang marah" Ucap Hani singkat
"Saya minta maaf" Ucap ku lagi
"Hmm" Gumam Hani.
"Nanti sore kita pulang ke rumah, siap ini kita packing" Beritahu ku.
Hani hanya menanggapi ucapan ku dengan anggukan.
Satu persatu akhirnya tumpukan piring kotor tadi selesai kami cuci. Hani sudah masuk kedalam rumah. Aku mengangkat ember berisi piring yang sudah bersih untuk di bawa kedalam.
"Eh Nas, udah selesai?" Tanya nenek.
"Udah nek" Jawabku singkat.
"Hani mana?" Tanya nenek lagi
"Baru aja masuk ke kamar, tadi Nasril suruh packing"
"Kalian jadi pulang sore ini?" Nenek menatap ku sedih.
"Jadi nek, Nasril sama Hani besok harus sudah masuk kerja. Besok kalau libur Nasril sama Hani datang kesini lagi" Bujuk ku.
"Baiklah, kalian harus sering-sering datang kesini" Pesan nenek.
Aku mengangguk paham.
"Yaudah nek, Nasril mau bantu Hani packing dulu" Kemudian aku berjalan menuju kamar.
🍃🍃🍃
Aku berjalan keluar rumah membawa satu karung bekas dan sebilah parang pendek. Sekarang masih jam 10 pagi. Aku melihat Hani sedang menyapu halaman rumah. Istri ku itu terlihat sangat manis. Aku tak menyangka dia mau membantu membersihkan rumah seperti tadi malam. Tak salah aku memilih dia sejak awal.
"Kamu ikut tidak?" Tanyaku setelah menghampiri nya.
Dia menghentikan kegiatan nya kemudian menatap ku heran
"Bapak mau kemana bawa-bawa karung gitu. Bapak mau mulung?" Tanya Hani asal.
"Enak saja kamu bilang saya mau mulung" Sangkal ku tak Terima.
"Terus mau kemana dong?"
"Saya mau melihat durian, kamu ikut tidak?" Ajak ku lagi
"Durian? Emang disini ada pohon durian Pak?"
"Ada di kebun belakang" Sahut ku.
"Saya ikut deh" Ujar Hani kemudian meletakkan sapunya sembarangan.
Aku membawa Hani kebelakang rumah, agak sedikit jauh karena kami berjalan kaki.
"Masih jauh pak?" Aku sudah mendengar pertanyaan itu hampir sepuluh kali sejak tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hani
General FictionNasril Khairi, seorang pemuda yang cukup populer dikalangan wanita, tapi sikap dingin nya tak jarang membuat wanita menganggap nya pria yang sombong. Sedangkan Hani Pratiwi adalah gadis yang baik, ceria, dan mandiri, banyak lelaki yang menyukai nya...