ʬʬ 12)

596 46 6
                                    

"Bunda kamu marah sama tuduhan mamaku. Tapi, setelah dikatain mamaku ga percayaan sama aku, mama langsung diam. Papa langsung minta polisi nyelidikin lebih dalam lagi tentang kasus ini."

Junkyu menyimak kalem, sekali-kali ia enyeruput teh yang sudah disiapkan Asahi, ntah kapan itu. Yang penting teh sudah ada di depannya aja.

"Disinilah, hubungan keluarga kita perlahan jauh. Papa mulai mencurigai keluargamu, menganggap kalau pelaku ini adalah salah satu anggota keluarga Kim. Sampai papa mengirim mata-mata, memang agak keterlaluan. Seorang orang tua yang tidak peduli padaku, hanya aku masih kecil." Asahi tertawa kecil di akhir.

"Lalu, penyelidikan dilakukan selama 2 bulan lebih. Kita masih dirawat di rumah sakit. Aku terus melihatmu menjalankan terapi, ingin waktu itu menghampiri mu. Tetapi Doyoung selalu menyuruhku kembali. Ia mengatakan, takut ketahuan orang tuanya."

Sekarang, Junkyu memuji Doyoung untuk pertama kalinya. Benar-benar adik yang romantis. Pantesan pacarnya nyaman.

"Berita tentang kita juga sudah mulai tersebar di sekolah. Aku tetap tatap muka. Mereka yang tidak tahu menahu kejadian asli, pada menjelekkanmu. Mengatakan kau pecundang karena kabur dari masalah ini.

Jihoon selalu membelamu, bahkan ia menghancurkan kantin saat namamu dijuluki sebagai jalang. Dinding kantin sampai di pilot dengan tulisan 'Junkyu adalah korban!'. Aku bersyukur karena disitu Jihoon percaya dengan ceritaku."

Junkyu tersenyum kecil. Pemuda di hadapannya yang melihat itu juga ikut tersenyum.

"Beberapa bulan berlalu, pelaku itu di temukan. Pembunuh itu sangat licik. Ia memakai nama orang lain sebagai pelakunya. Makannya banyak kasus polisi menghukum orang yang tidak bersalah. Pembunuh itu di jatuhkan hukuman mati bersama rekannya.

Disitu aku senang, akhirnya sudah terungkap semua. Namun, aku harus pindah perumahan. Mama bilang, agar kau tidak mengingat masa pahit itu lagi."

Asahi menarik nafasnya sebentar, "Padahal, kita bertiga sudah berjanji tetap bersama hingga rumah tangga nanti.

Di statment ini, aku harus mengalah. Aku menitipkan mu dengan Jihoon. Semua janjiku kini di genggam Jihoon. Jadilah sahabat yang baik untuknya.

Ia sering menangis karena kamu amnesia. Bahkan hatinya terluka kamu melupakannya. Tetapi untungnya, kamu kembali mengingatnya. Sebagai sahabat kecil yang baik, terjaga sampai sekarang."

Air mata Junkyu mulai menggenang. Ia merasakan bagaimana jikalau dirinya jadi Asahi. Di lupakan, dan di paksa untuk meninggalkan.

"Sebelum pindah, aku ingin banget bertemu denganmu. Mengatakan bahwa kamu sekarang baik-baik aja tanpa semua fitnah orang-orang.

Masih ingatkah? Sewaktu menjalani terapi awal-awal, kamu terus memegangi kepalamu yang sakit ngga karuan. Dokter bingung karena orang yang harusnya ikut menjagamu sedang izin untuk datang terlambat.

Disitulah aku datang, menyamar sebagai orang lain yang ingin membantumu saja. Sampai orang bundamu datang, aku mengundurkan diri.

Aku senang dapat mendengar suaramu dari dekat. Dan aku senang dapat melihatmu dari dekat. Kalau aku tau itu yang terakhir kalinya, pasti akan ku nikmatin saat itu juga."

"Setiap hari, ku selipkan kata-kata kepada orang tuaku. Bahwa kamu bukanlah pelakunya.

Oh ya, kenapa mereka menganggap kamu pelakunya? Karena dari tulisan darah dan rekaman handphone ku yang masih menyala. Mereka curiga, soalnya kamu terlalu gugup untuk membantah perkataan pembunuh itu, Junkyu.

Tetapi dibalik semua ini, ada satu orang yang membuat kasus ini usai. Anak ini memiliki keterunikan sendiri. Lingkungan bermainnya sangat berbanding jauh dengan anak seusia kita saat itu. Ia yang lebih suka dunia yang gelap, sendiri, dan ketenangan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 28, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ade Kyu [HARUKYU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang